Hari ini Yeshi bangun dengan malas malasan. Entah mengapa rasanya ia ingin tidur lebih lama dan melupakan apa yang telah terjadi. Kisah cinta singkatnya begitu berpengaruh dalam hidupmu.
" Semangat Yeshi! Hidupmu tidak akan berakhir di sini. Anggap saja Mas Tian bukan jodohmu. Yakinlah jika Tuhan sedang menyiapkan jodoh terbaik untukmu. Semangat!" Ucap Yeshi menyemangati dirinya sendiri.
Yeshi turun dari ranjang menuju kamar mandi. Selesai mandi ia berdandan rapi hendak pergi bekerja. Tiba tiba ia teringat dengan Tian. Ia duduk di tepi mengusap ranjang yang biasa di gunakan oleh Tian.
" Mas Tian sudah mandi belum ya? Atau dia sedang makan? Tapi sepertinya tidak deh. Mbak Rebecca kan sedang hamil, pasti dia masih tidur. Kasihan Mas Tian, dia pasti tidak terurus." Monolog Yeshi.
" Ya ampun Yeshi... Kau harus bisa melupakannya! Kau tidak boleh mengingat ingatnya lagi. Lupakan Yeshi.. " Ujar Yeshi.
Yeshi menatap dirinya di depan cermin.
" Aku ingin melupakannya tapi rasanya aku tidak bisa melakukannya. Perasaan ini sudah terlalu dalam untuknya. Jangankan untuk melupakannya, menghapusnya saja aku tidak bisa. Aku tidak mampu melakukannya. Hiks.... Ya Tuhan... Kenapa rasanya sesakit ini? Mencintai tapi tidak bisa memiliki. Aku mohon bantu aku menghapus namanya dari dalam hati ini." Yeshi terisak menahan sesak di dalam hatinya.
Tok tok
" Yeshi." Panggil Rean dari luar.
" Ya." Sahut Yeshi berjalan menuju pintu. Ia mengusap air matanya.
Ceklek...
" Ada apa?" Tanya Yeshi menatap Rean.
" Kau menangis lagi?" Selidik Rean.
" Sedikit." Sahut Yeshi.
" Jangan terlalu di pikirkan Yeshi! Di buat slow aja. Aku akan membantumu mencari bukti itu. Sekarang mending kita sarapan dulu! Biar kita semangat menyambut dunia percintaan yang kejam ini." Ucap Rean menggoda Yeshi.
" Apa sih Yan." Kekeh Yeshi.
" Ayo!" Rean menarik tangan Yeshi menuruni anak tangga.
" Dunia percintaan memang kejam Yesh, mencintai tanpa bisa memiliki rasanya sangat sakit. Aku sudah merasakannya sebelum kau tahu bagaimana rasanya jatuh cinta." Batin Rean.
" Pagi sayang." Sapa tuan Reno menatap keduanya.
" Pagi Pa."
" Pagi Om." Sahut keduanya sambil duduk di kursinya.
" Makan yang banyak Yeshi! Om tidak mau sampai kau sakit. Yang lalu biarlah berlalu, lebih baik sekarang kita memikirkan masa depan. Bagaimana ke depannya kita, kita sendiri yang membuatnya. Jika kau ikhlas dalam menjalani semuanya makan ke depannya kau akan bahagia. Jadikan apa yang yang terjadi sekarang suatu pelajaran di masa depan." Nasehat tuan Reno.
" Iya Om, terima kasih atas perhatian Om untukku. Aku akan berusaha untuk ikhlas menjalani takdir yang sudah Tuhan tetapkan untukku Om. Aku tidak akan memaksakan apapun lagi. Karena sesuatu yang di paksakan tidak akan berakhir baik." Ujar Yeshi.
Tian Reno tersenyum ke arahnya.
" Semoga apa yang kau ucapkan sesuai apa yang hatimu rasakan saat ini." Ucap tuan Reno sedikit menyindir.
" Iya Om, Om tenang saja! Aku bisa melalui semuanya." Ucap Yeshi.
Mereka makan dengan khidmat. Selesai makan Rean dan Yeshi pergi ke kantor dengan menaiki mobil yang sama.
Rean melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sampai di tengah perjalanan, Yeshi melihat mobil Yoga melintas mendahului mobilnya.
" Rean cepat ikuti mobil Yoga!" Ucap Yeshi menunjuk mobil di depannya.
" Mau apa?" Tanya Rean.
" Aku ingin menanyakan hubungannya dengan mbak Rebecca. Aku tidak mau membuang waktu Rean, buruan kejar dan hadang mobilnya." Ujar Yeshi.
" Baiklah." Sahut Rean menambah kecepatannya.
Sampai di jalanan yang lumayan sepi, Rean mendahului mobil Yoga lalu menghadangnya dengan melintang kan mobilnya.
Ckiitttt.,..
Terdengar suara decitan ban dan aspalan. Yeshi segera turun dari mobilnya lalu menghampiri mobil Yoga.
Tok tok
" Turun Ga!" Ucap Yeshi mengetuk kaca mobil Yoga yang terbuka setengah.
" Yeshi kau... Apa kau tidak waras hingga menghadang mobilku seperti itu? Ini sangat berbahaya Yeshi." Ujar Yoga. Ia turun dari mobilnya.
" Ada perlu apa sampai kau senekat ini?" Tanya Yoga menatap Yeshi.
" Aku perlu membicarakan sesuatu padamu, ikuti mobilku. Kalau sampai kabur, kau akan tahu akibatnya." Titah Yeshi.
" Baiklah." Sahut Yoga.
Yoga mengikuti mobil Yeshi menuju cafe terdekat. Setelah menemukannya mereka bertiga masuk ke dalam. Ketiganya duduk di meja nomer dua VIP.
" Katakan apa yang ingin kau bicarakan padaku!" Titah Yoga menatap Yeshi.
" Aku ingin tahu hubunganmu dengan mbak Rebecca. Kenapa dia kembali pada mas Tian? Ada masalah apa dengan kalian?" Tanya Yeshi menatap Yoga dengan tatapan menyelidik.
" Aku memutuskan hubungan dengannya." Ucap Yoga.
" Kenapa? Apa karena dia hamil?" Yeshi bertanya lagi.
" Aku muak dengannya, tujuanku menjalin hubungan dengannya hanya untuk bersenang senang saja malah dia hamil." Ujar Yoga.
Deg...
Yeshi menatap Rean lalu menatap Yoga lagi.
" Aku sudah menyuruh dia untuk mengg@g@rkan kandungannya tapi dia tidak mau. Dia malah menuntut tanggung jawab kepadaku." Sambung Yoga.
" Yoga, bukankah mbak Rebecca hamil dengan mas Tian?" Tanya Yeshi mengerutkan keningnya.
" Heh... Apa dia mengaku seperti itu?" Bukannya menjawab, Yoga malah balik bertanya.
" Iya Ga, itu sebabnya dia mengambil mas Tian kembali dariku." Ucap Yeshi nampak sedih.
" Dia membodohi kalian semua. Saat dia bersama Tian, dia menggunakan alat kontrasepsi. Entah mengapa saat dia berhubungan denganku dia malah melepasnya."
" Apa???" Pekik Yeshi tak percaya.
" Ya... Anak itu milikku. Aku tidak mau bertanggung jawab padanya, mungkin itu sebabnya dia kembali pada Tian." Ucap Yoga.
Tiba tiba...
Plak...
Tamparan keras mendarat di pipi Yoga dari Yeshi.
" Yeshi kau... " Yoga menjeda ucapannya. Ia mengelus pipinya yang terasa panas.
" Kau benar benar baj! ng@n Yoga. Karena perbuatanmu aku lah yang menderita di sini." Bentak Yeshi membuat para pengunjung lain menatap ke arahnya.
" Aku menderita karena harus berpisah dengan pria yang sangat aku cintai Yoga hiks... " Isak Yeshi kembali duduk di kursinya.
" Karena perbuatanmu Mbak Rebecca mengambil mas Tian dariku. Dia membuatku bercerai dengan mas Tian hiks... " Sambung Yeshi.
" Yeshi tenanglah!" Rean mengelus bahu Yeshi.
" Bagaimana aku bisa tenang Rean? Yoga yang melakukannya tapi mas Tian yang harus menanggung semuanya. Dia harus bertanggung jawab dengan apa yang tidak pernah ia lakukan." Ujar Yeshi.
Melihat Yeshi terpuruk seperti itu membuat hati Yoga sedih.
" Yeshi maafkan aku!" Ucap Yoga.
" Kata maafmu tidak akan membuat mas Tian kembali padaku Yoga. Kecuali jika kau mau mempertanggung jawabkan perbuatanmu pada mbak Rebecca. Ada kemungkinan aku dan mas Tian akan kembali bersama." Sahut Yeshi.
" Aku akan melakukannya Yeshi, demi kebahagiaanmu aku akan melakukan apapun termasuk menikahi dan menjauhkan Rebecca darimu." Ucap Yoga.
" Benarkah?" Tanya Yeshi mengusap air matanya.
" Benar Yeshi. Aku akan menemui Rebecca dan mengatakan jika aku bersedia menikahinya." Ucap Yoga.
" Baiklah, sekarang juga ayo kota ke sana!" Ajak Yeshi.
Mereka bertiga beranjak meninggalkan cafe itu.
"Semoga usahaku untuk mendapatkanmu berhasil Mas." Batin Yeshi.
Kira kira berhasil nggak nih? Atau Tian tetap memilih Rebecca?
Jangan lupa tekan like vote dan mawar yang banyak buat author...
Pengumuman tiga pemenang teratas yang berhak mendapatkan pulsanya besok pagi jam sembilan ya... Jadi gunakan kesempatanmu untuk mendapatkannya malam ini.
Thank you....
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
s Rebec emng bener bener perempuan kga punya harga diri..sapa yg naro kecebong sapa yg d suruh tanggung jawab..
jng mau Tian itu kecebong nya s Yoga
2023-03-27
1