Sinar matahari masuk ke dalam kamar Yeshi melalui celah celah korden. Ia mengerjapkan matanya lalu tersenyum saat menatap wajah Tian yang begitu dekat. Ya.. Malam ini Tian kembali memeluknya.
Tanpa sadar Yeshi meraba wajah Tian dengan pelan.
" Dari sekian banyak pria entah kenapa hatiku justru memilihmu Mas. Aku mencintaimu dengan tulus, semoga kau bisa melihat ketulusanku." Gumam Yeshi.
Tanpa sadar Yeshi memajukan wajahnya lalu..
Cup...
Yeshi mengecup bibir Tian membuat Tian yang pura pura tidur mematung. Ada desiran aneh dalam hatinya seperti ribuan kupu kupu yang beterbangan.
Takut ketahuan oleh Tian, Yeshi segera turun dari ranjang dengan pelan. Ia masuk ke kamar mandi mencuci mukanya, setelah itu ia turun ke bawah memasak sarapan untuk mereka bertiga.
Tian membuka matanya setelah kepergian Yeshi. Ia tersenyum sambil menyentuh bibirnya sendiri. Masih terasa jelas bekas benda kenyal itu menempel di bibirnya.
" Kenapa aku merasa senang Yeshi menciumku? Apa ini tandanya aku mulai menyukainya? Kenapa secepat ini? Ya Tuhan... Semoga ini akan menjadi kabar baik." Monolog Tian.
Selesai memasak Yeshi kembali ke kamarnya.
" Mas apa kamu mau mandi sekarang?" Tanya Yeshi.
" Iya." Sahut Tian.
" Aku akan menyiapkan airnya dulu." Ucap Yeshi masuk ke kamar mandi.
Tak lama Yeshi keluar lalu menyiapkan baju ganti untuk Tian. Selesai mandi mereka turun ke bawah menuju meja makan. Yeshi mengambilkan makanan untuk Tian.
" Kenapa Rebeca belum turun? Apa dia sudah makan duluan?" Tanya Tian menatap Yeshi.
" Sepertinya mbak Rebeca tidak pulang Mas." Sahut Yeshi.
" Apa? Rebeca tidak pulang?" Pekik Tian.
" Iya Mas." Sahut Yeshi.
" Ya Tuhan kemana Rebeca pergi? Kalau terjadi sesuatu dengannya bagaimana? Lindungilah istri hamba ya Rob, kenapa dia tidak meneleponku? Kau membuatku khawatir sayang." Gumam Tian nampak khawatir.
" Mas, apa jika aku tidak pulang kau akan mencemaskan aku seperti ini?" Tanya Yeshi.
" Kau itu bicara apa Yeshi? Jelas jelas kau ada di rumah. Yang harus aku pikirkan saat ini Rebeca. Aku harus menelepon Rebeca, aku tidak mau terjadi hal buruk padanya." Ucap Tian meninggalkan meja makan.
Yeshi duduk dengan lemas di kursinya. Hatinya merasa sakit mendengar jawaban Tian.
" Sabar Yeshi.. Jelas jelas Mas Tian mengkhawatirkan mbak Rebeca, dia kan sangat mencintainya. Mas Tian menikahimu demi kebahagiaan mbak Rebeca bukan kebahagiaanmu. Sadarlah Yeshi jika kau di sini hanya menjadi orang ketiga. Di saat Rebeca tidak ada, kau yang berperan sebagai istri. Tapi jika Rebeca ada kau akan menjadi orang lain. Tapi tetap saja hati Tian bukan untukmu, kau hanya bisa mendapatkan Tian tapi tidak dengan hatinya. Sabar Yeshi! Ini sudah menjadi pilihanmu." Gumam Yeshi mengusap air mata di sudut bibirnya.
Ting tong...
Bel rumah berbunyi, Yeshi segera membukanya.
Ceklek...
" Mbak Rebeca." Ucap Yeshi menatap Rebeca yang saat ini berdiri di depan pintu.
" Kamu darimana aja Mbak? Kami mengkhawatirkanmu." Sambung Yeshi.
" Aku bersama teman temanku Yes, aku lelah mau istirahat." Sahut Rebeca masuk ke dalam.
Saat hendak menaiki tangga Rebeca berpapasan dengan Tian.
" Sayang kau sudah pulang." Tian memeluk Rebeca.
" Kamu darimana saja hah? Kenapa aku telepon tidak di angkat? Kau membuatku khawatir saja." Ucap Tian menangkup wajah Rebeca.
Tanpa Tian sadari jika perhatiannya membuat Yeshi cemburu. Hatinya terasa di remas remas. Sakit tapi tidak berdarah.
Tak mau berlama lama melihat kemesraan mereka, Yeshi kembali ke meja makan.
" Aku kumpul sama teman teman, mereka memintaku menginap di sana." Sahut Rebeca.
" Aku lelah Tian mau istirahat." Sambung Rebeca menaiki anak tangga menuju kamarnya.
" Tapi tidak terjadi hal buruk padamu kan Rebeca?"
Deg...
Pertanyaan Tian menohok hati Rebeca. Rebeca menoleh ke arah Tian.
" Tidak ada, aku baik baik saja." Sahut Rebeca melanjutkan langkahnya.
" Aku akan membawakan sarapan untukmu." Teriak Tian.
" Tidak perlu! Aku sudah sarapan tadi. Kau makanlah bersama Yeshi, jangan menggangguku!" Ucap Rebeca masuk ke kamarnya.
Tian menuju meja makan, di sana Yeshi nampak sedang menunggunya. Tian duduk di kursinya lalu memakan makanannya. Yeshi menatapnya dengan perasaan entah.
Selesai makan Tian segera berangkat kerja.
" Aku berangkat dulu, sampaikan pamit ku pada Rebeca nanti jika dia sudah bangun tidur. Dan ya... Jangan mengganggu Rebeca karena dia mau istirahat." Ucap Tian.
Yeshi hanya menganggukkan kepala. Ia menatap kepergian Tian dengan hati sedih.
Yeshi kembali ke kamarnya, saat ia membuka pintu Rebeca juga membuka pintu kamarnya. Yeshi menatap Rebeca yang sudah berdandan rapi.
" Mau kemana Mbak?" Tanya Yeshi.
" Mau latihan nyetir Yes, aku kemarin bertemu dengan Yoga teman kamu itu. Dan aku membuat janji hari ini." Sahut Rebeca.
" Oh ya udah, hati hati ya Mbak." Ucap Yeshi.
" Oke... Oh ya, mungkin nanti aku pulang malam. Tolong bilang ke Tian ya kalau aku ada urusan." Ujar Rebeca.
" Iya Mbak." Sahut Yeshi menganggukkan kepalanya.
" Ya udah aku berangkat dulu, Yoga udah nunggu di depan." Ujar Rebeca meninggalkan Yeshi. Yeshi masuk ke dalam kamarnya.
Selesai mandi Yeshi menelepon Tian.
Tut tut
Telepon tersambung tinggal menunggu Tian mengangkatnya. Tak lama...
" Halo Yeshi, ada apa?" Tanya Tian di sebrang sana.
" Mas aku mau minta ijin ke rumah Om Reno, boleh kan?" Tanya Yeshi.
Hati Tian terasa seperti di siram air es. Ia merasa sangat di hargai sebagai seorang suami oleh Yeshi. Selama ini Rebeca tidak pernah meminta ijinnya kemanapun dia pergi.
" Mas... Boleh tidak? Kalau tidak boleh tidak apa apa. Aku akan di rumah saja menunggumu pulang." Ujar Yeshi.
" Iya boleh, tapi pulangnya jangan sore sore ya." Ucap Tian tanpa sadar.
" Iya Mas, kamu pulang aku sudah di rumah. Terima kasih Mas." Sahut Yeshi.
" Hati hati." Ucap Tian mematikan sambungan teleponnya.
Mendengar itu Yeshi tersenyum bahagia. Ia memeluk ponselnya seolah mendapatkan hadiah ratusan juta.
" Hanya kata hati hati saja aku sudah senang begini Mas. Semoga kau bisa memberikan perhatian yang sama antara aku dan mbak Rebeca." Monolog Yeshi.
Yeshi segera pergi menuju rumah tuan Reno. Tiga puluh menit ia sampai di sana. Ia masuk ke dalam rumah tuan Reno.
" Om.. " Panggil Yeshi mencari tuan Reno.
" Om di sini sayang." Sahut Tuan Reno dari atas tangga.
Tuan Reno menuruni tangga menghampiri Yeshi. Yeshi menyalaminya dengan takzim.
" Bagaimana kabarmu sayang? Apa mereka memperlakukanmu dengan baik?" Tanya tuan Reno duduk di sofa ruang tamu.
" Aku baik baik saja Om, mereka memperlakukan aku dengan baik." Sahut Yeshi duduk di samping omnya.
" Syukurlah kalau begitu. Om sampai tidak bisa tidur karena memikirkanmu. Sekarang Om sudah lega. Semoga kau selalu bahagia sayang." Ucap tuan Reno mengelus kepala Yeshi.
" Amin." Sahut Yeshi.
Mereka mengobrol sampai siang hari. Entah apa yang mereka obrolan hingga selama itu.
Yeshi pamit pulang, di tengah perjalanan ia melihat mobil Rebeca.
" Itu mobil mbak Rebeca, bukankah dia baru belajar menyetir? Lalu kenapa mobilnya melaju kencang? Itu berarti Yoga yang mengemudikan nya. Tapi mau kemana mereka? Ini bukan arah pulang. Aku harus mengikuti mobilnya." Monolog Yeshi curiga.
Yeshi mengikuti mobil Rebeca sampai..
" Hotel?" Yeshi mengerutkan keningnya.
" Ngapain mereka ke hotel? Apa mereka ada hubungan?" Yeshi semakin curiga.
Ia turun dari mobilnya lalu mengikuti mereka masuk ke dalam. Nampak Rebeca dan Yoga sedang memesan kamar. Yeshi menyembunyikan tubuhnya pada pilar besar.
Setelah Rebeca dan Yoga masuk ke dalam, Yeshi menghamliri receptionist yang tadi melayani Rebeca.
" Maaf mbak saya mau nanya, apa ada pemesanan kamar atas nama Rebeca atau Yoga?" Tanya Yeshi menatap receptionist itu.
" Anda...
" Saya adiknya Rebeca mbak, ponselnya tertinggal di rumah dan dia meminta saya untuk mengantar ke hotel ini." Dusta Yeshi.
" Baru saja mereka check in Nona. Mereka ada di kamar satu kosong satu." Ucap receptionist.
" Terima kasih Mbak." Ucap Yeshi.
" Itu berarti Mbak Rebeca ada main di belakang Mas Tian. Kenapa kau tega melakukan ini pada suamimu sendiri Mbak? Aku tidak tahu sebenarnya apa yang ada di pikiranmu itu. Kau ingin uang, kau sudah mendapatkannya. Tapi kenapa kau malah mengkhianati Mas Tian?" Batin Yeshi.
Terus dukung karya author ya...
Terima kasih...
Miss U All...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
ya mungkin kurang aduhai servis nya s Tian...jdi s Rebec cari tukang servis yg bisa memuaskan onderdil nya
2023-03-27
1