Jam sepuluh malam Tian baru saja pulang kerja. Ia masuk ke dalam sambil mengerutkan keningnya pasalnya lampu masih menyala. Tiba tiba pandangannya menangkap sosok Yeshi yang tertidur di sofa ruang tamu.
Tanpa Tian sadari senyuman terulas di sudut bibirnya. Ia menghampiri Yeshi hendak membangunkannya namun ia mengurungkan niatnya karena tidak tega melihat wajah Yeshi yang nampak kelelahan.
Tian membungkuk, ia menyusupkan tangannya ke bawah kaki dan leher Yeshi. Saat ia hendak membopong Yeshi, Yeshi membuka matanya. Ia menatap wajah tampan Tian dengan jarak yang sangat dekat. Begitupun sebaliknya, Tian menatap mata Yeshi yang nampak begitu teduh.
Ded deg deg...
Jantung keduanya berdetak lebih kencang dari biasanya.
" Ya Tuhan Mas Tian tampan sekali... Jantungku berdetak sangat kencang serasa mau copot saja." Batin Yeshi.
" Ternyata Yeshi cantik sekali.. Kenapa jantungku berdebat seperti ini? Apakah mulai ada rasa yang tumbuh dalam hatiku? Jangan sampai Yeshi mendengar detakan jantungku, atau aku akan sangat malu." Ujar Tian dalam hati.
" Mas kamu sudah pulang?" Tanya Yeshi setelah menguasai kesadarannya.
" Ah iya baru saja." Sahut Tian berdiri tegap.
" Kita langsung makan malam saja Mas, aku cuci muka dulu." Ucap Yeshi beranjak.
Saat Yeshi hendak melangkah tiba tiba Tian mencekal tangannya membuatnya menoleh ke belakang.
" Apa kamu belum makan malam?" Tanya Tian memastikan.
" Belum Mas." Sahut Yeshi menggelengkan kepalanya.
" Aku menunggu suamiku pulang, karena aku tidak mau suamiku makan sendirian." Sambung Yeshi tersenyum manis.
" Dimana Rebeca?" Tanya Tian.
" Dia belum pulang Mas, apa kau merindukannya?" Yeshi menatap Tian.
Tian menggelengkan kepalanya.
" Ya sudah kalau begitu, ayo kita ke meja makan. Aku akan memanasi makanannya dulu." Ujar Yeshi berjalan ke dapur di ikuti Tian dari belakang.
Setelah memanasi makanannya, Yeshi melayani Tian dengan baik.
" Makanlah Mas! Setelah ini aku akan menyiapkan air hangat untukmu." Ujar Yeshi.
" Terima kasih." Sahut Tian mulai memakan makanannya.
" Benar kata Rebeca kalau masakan Yeshi enak sekali. Baru kali ini aku merasa memiliki istri yang sesungguhnya. Semoga Rebeca bisa meniru sifat Yeshi." Batin Tian.
Selesai makan, Yeshi menyiapkan keperluan mandi untuk Tian di kamarnya. Selesai mandi Tian duduk di sofa sambil menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk.
" Aku bantu Mas." Ucap Yeshi mengambil handuknya lalu mengusap usap rambut Tian dengan pelan.
" Kau mau tidur di sini lagi apa di kamar mbak Rebeca Mas?" Tanya Yeshi.
" Aku tidur di kamar Rebeca saja." Sahut Tian membuat hati Yeshi kecewa, namun sebisa mungkin ia menyembunyikannya.
" Baiklah, setelah ini silahkan keluar Mas! Aku mau tidur." Ucap Yeshi.
" Kamu mengusirku dari kamarmu?" Tian mendongak menatap Yeshi.
" Bukan begitu Mas, aku sudah mengantuk pengin tidur. Besok pagi aku harus bangun pagi pagi membuat sarapan dan menyiapkan keperluanmu kan. Aku tidak mau sampai bangun kesiangan." Sahut Yeshi.
" Baiklah aku akan keluar, kau istirahatlah! Selamat malam." Ucap Tian beranjak keluar.
Saat Tian hendak membuka pintu,
" Mas."
Tian menoleh ke belakang.
" Jika nanti mbak Rebeca tidak menerimamu, pintu kamarku selalu terbuka untukmu." Ucap Yeshi di balas anggukan kepala oleh Tian.
Tian keluar dari kamar Yeshi lalu masuk ke kamar Rebeca. Tian menggelengkan kepalanya saat melihat kamar Rebeca yang sangat berantakan. Sangat jauh berbeda dengan kamar Yeshi yang sangat rapi dan wangi.
Tian menyingkirkan peralatan make up yang ada di atas ranjang lalu ia merebahkan tubuhnya di sana. Ia mencoba memejamkan mata namun yang terlihat justru senyuman Yeshi yang melintas di pikirannya.
" Kenapa malah Yeshi sih yang muncul, aku lelah mau tidur." Gerutu Tian.
Tian kembali memejamkan mata mencoba merasuk ke alam mimpi. Namun tetap saja tidak bisa. Akhirnya ia kembali ke kamar Yeshi.
Ia menghampiri Yeshi yang berbaring memunggunginya. Dengan pelan Tian naik ke atas ranjang lalu merebahkan tubuhnya di samping Yeshi. Ia memejamkan matanya, tak terasa ia terlelap dalam tidurnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di tempat lain tepatnya di sebuah club, Rebeca dan teman temannya sedang berjoget ria di alunan musik yang DJ mainkan. Seorang pria menghampirinya lalu berjoget sambil memepetnya.
" Hai cantik." Sapanya berbisik di telinga Rebeca.
" Hai." Sahut Rebeca menatapnya.
" Boleh kenalan?" Tanyanya.
" Apa?" Tanya Rebeca sedikit berteriak karena tidak mendengar dengan jelas.
Pria itu menarik tangan Rebeca menjauh dari kerumunan orang orang. Ia membawa Rebeca masuk ke dalam salah satu ruangan VIP.
" Kenapa kau membawaku ke sini?" Tanya Rebeca duduk di sofa.
" Aku ingin berkenalan denganmu, siapa namamu?" Tanyanya.
" Aku Rebeca, lalu siapa namamu pria tampan?" Tanya Rebeca sedikit mabuk.
" Aku Yoga." Sahut pria itu.
" Yoga... Aku pernah mendengar namamu tapi kapan ya." Rebeca sedikit berpikir.
" Oh aku ingat... Apa kau Yoga pelatih menyetir mobil?" Tanya Rebeca memastikan.
" Kok kamu tahu, darimana?" Tanya Yoga.
" Dari Yeshi." Sahut Rebeca.
" Kau kenal Yeshi?" Tanya Yoga.
Akhirnya Rebeca menceritakan siapa Yeshi sekarang kepada Yoga. Yoga nampak mengangguk anggukkan kepalanya.
" Jadi mulai kapan kamu mau melatihku menyetir mobil?" Tanya Rebeca di sisa sisa kesadarannya.
" Aku akan mengajarimu besok pagi, sekarang bagaimana kalau kita menikmati malam yang indah ini berdua." Ujar Yoga.
" Maksudmu... " Rebeca menjeda ucapannya.
" Iya, kau mau?" Tanya Yoga.
Tanpa sadar Rebeca menganggukkan kepalanya.
Tanpa membuang waktu Yoga membawa Rebeca ke kamar yang sudah ia pesan sebelumnya. Setelah sampai di kamar, Rebeca segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi menantang.
Yoga segera menindih tubuh Rebeca. Ia mencium Rebeca dengan lembut, tangannya bergerilya menyusuri lekuk tubuh Rebeca membuat Rebeca terbuai dengan sentuhannya.
Tanpa keduanya sadari kini tubuh mereka sama sama polos. Yoga segera melancarkan aksinya untuk menjadikan Rebeca miliknya malam ini. Ia menyentuh Rebeca dengan sedikit kasar, namun Rebeca justru menyukainya. Ia nampak begitu menikmati setiap sentuhan yang Yoga berikan padanya.
Malam ini keduanya melakukan dosa yang terasa indah bagi keduanya yang sedang di mabuk asmara. Rebeca nampak menyukai Yoga begitupun sebaliknya. Keduanya sama sama terhanyut dalam lembah dosa.
Setelah mencapai puncak nirwana bersama sama, Yoga merebahkan tubuhnya di samping Rebeca. Rebeca segera memeluknya.
" Apa kau kecewa karena aku bukan gadis seperti yang kau bayangkan?" Tanya Rebeca.
" Tidak.. Kau tadi sudah menceritakannya kan. Aku menerimamu apa adanya, aku harap setelah kesadaranmu penuh kau tidak akan memutuskan hubungan ini begitu saja." Ucap Yoga mengekus kepala Rebeca.
" Aku tidak akan melepas pria sepertimu, aku puas dengan permainanmu. Selama ini suamiku tidak pernah memuaskan aku sepertimu." Ucap Rebeca.
Setelah mengatakan itu Rebeca memejamkan matanya. Ia merasa sangat lelah setelah pertempurannya dengan Yoga. Ia bahkan sama sekali tidak mengingat Tian di rumah.
Tekan like untuk mendukung karya author..
Terima kasih...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Usup Sup
kasian si tian
2024-11-13
0
Ganuwa Gunawan
bini beginu mh jng d pertahankn Tian..
d buang ge ketempat sampah..
kebanyakan laga dan lagu nih s Rebec
2023-03-27
1