Delila melirik kearah wanita yang masih berada di bengkel ini, wanita yang tadi memeluk suaminya tanpa izin. Delila masih diam dan memegang sapunya, dia belum melakukan apa yang ingin dilakukannya. Bengkel mulai ramai, Delila tidak mungkin membersihkan sampah itu didepan pelanggan- dia tidak ingin di cap tidak sopan.
"Kenapa nih cewek gak balik sih? nungguin apa coba disini." gumam Delila.
Gadis itu tidak segan segan menatapnya, tidak secara diam diam. Delila memperlihatkan rasa penasarannya hingga membuat wanita yang bernama Renata itu terlihat risih.
"Ngapain sih Dek, kamu liatin saya terus?!" ketusnya.
Renata menampilkan wajah tidak bersahabatnya pada Delila, jelas terlihat sekali kalau wanita itu amat tidak suka dengan tatapan mengintimidasi yang sang gadis berikan.
"Oh gak apa apa Tante, aku cuma heran aja. Ngapain Tante masih disini? mobil Tante rusak, atau motornya? aku gak bisa nyapu sampah gara gara Tante masih disini." cetus Delila santai.
Dia tidak peduli dengan raut wajah terkejut yang tengah Renata tunjukan. Wanita yang menyandang sebagai mantan calon istri Mas Samsonnya itu melotot, kedua bola matanya hampir keluar dari tempatnya. Terlebih saat dia mendengar kata Tante yang terlontar dari mulut gadis bertubuh mungil dan berisi itu.
Bahkan Renata diam diam melirik ke arah dadanya kala melihat ukuran milik gadis berwajah chubby itu. Ada rasa tidak percaya diri mulai menyelinap, ukuran dadanya memang besar tapi tidak sekencang itu padahal selama ini dia tidak menyusui putrinya, anak yang dia dapatkan dari juragan kaya yang menjadi suaminya sekarang.
Sementara Baron yang tengah bekerja dan posisinya tidak jauh dari keduanya hanya menghela napas pelan. Dia sebenarnya ingin mengusir kedua wanita itu, tapi dirinya tidak bisa melakukan itu didepan pelanggannya.
"Bang Maman, aku udah boleh nyapu gak? ini kalo gak disapu sampahnya gak bakalan mau pergi!" cetus Delila lagi.
Dia terlihat mendekat pada Maman yang tengah membongkar sebuah sepeda motor. Delila dengan santai berjongkok, dia menatap lekat apa yang tengah dilakukan oleh salah satu rekan kerja suaminya itu.
Kedua matanya berkedip polos, dia menopangkan dagunya di lutut layaknya seorang anak kecil yang tengah penasaran dengan apa yang dilihatnya. Seakan itu adalah sebuah permainan baru yang ingin dia coba.
"Aduh Neng Cantik, biar Abang Maman aja yang nyapu nanti ya. Neng Cantik duduk aja, duduk baik baik jangan nakal oke. Mainin aja kunci kalo gak oli bekas, sana main masak masakan!"
Delila mencebik mendengar ucapan Maman, dia semakin terpaku ditempatnya dan terlihat asik memperhatikan Maman yang mengotak atik benda itu.
Delila sungguh merasa bosan, bahkan saking bosannya dia tidak melihat kalau wanita yang bernama Renata tengah mendekat ke arah Baron. Renata terlihat membawakan satu botol minuman dan handuk kecil, dengan penuh percaya diri dia terus saja mengembangkan senyumannya.
"Bang, ini aku bawain-,"
"Pulang!" selanya cepat.
Bibir Renata mengatup, dia terlihat gugup saat Baron menanggapinya dingin. Mungkin dirinya memang tidak tahu malu sekarang, tapi mau bagaimana lagi Renata merasa sudah lelah. Bahkan rasanya ingin pergi begitu saja dari rumah mewah yang diberikan oleh suaminya demi bisa kembali berdekatan dengan Baron.
Renata menyesali keputusannya.
"Bang, tolong maafin aku. Aku gak sebahagia yang kamu kira, aku terpaksa nurutin kemauan Ayah. Bukan aku yang mau, kamu pasti paham dan ngerti sama posisi aku dulu." suara Renata kian melirih, dia terlihat tak berdaya. Bahkan air matanya kembali tumpah membuat Baron menghentikan gerakan tangannya dan menghela napas kasar.
"Itu hak lo, dan itu juga pilihan hidup lo." sahut Baron datar.
Pria itu kembali dengan kesibukannya, dia terlihat tenang mengotak atik da*laman mobil yang ada didepannya. Baron terlihat berusaha mengabaikan keberadaan Renata, cukup berhasil walaupun wanita itu masih berdiri dibelakangnya.
Tapi ketenangan yang Baron dapatkan kembali terusik saat kedua telinganya mendengar suara yang berasal dari seorang gadis. Ekor mata Baron diam diam melirik, dahinya berkerut saat melihat Delila tertawa kecil kala melihat wajah Maman menghitam karena terkena oli bekas.
Sadar atau tidak tangan Baron mengepal, dia mencengkeram kunci pas besar yang di genggamnya saat ini. Tatapannya terlihat dingin dan datar, terlebih saat dia melihat gadis itu mengusap wajah rekannya yang terkena semburan oli sembari tertawa.
Sialan, Baron tidak suka melihatnya.
"Bang! aku masih cin-,"
PRANG!
Dengan kencang Baron membanting kunci pasnya ke lantai, pria itu melenggang pergi meninggalkan Renata yang belum menyelesaikan ucapannya dan membuat para rekannya saling pandang satu sama lain.
"Tuh anak kenapa lagi dah? gara gara si Renata kali ya. Pan gue udah bilang gak usah diladenin, batu sih tuh Bang Baron. Jadinya tuh cewek terus aja ngarep padahal udah punya lakik sama anak!" Maman terus saja mengoceh, dia terlihat gemas dan geram melihat Renata yang tidak mau berhenti mengganggu Baron setelah pertemuan keduanya waktu itu.
"Bang Maman, toilet dimana?" tanya Delila, gadis itu terlihat mengabaikan ocehan Maman dan memilih menanyakan kamar mandi.
"Ada noh di belakang bengkel, Neng Cantek masuk aja terus lurus aja, dah nyampe."
Delila mengangguk, tanpa bertanya lagi dia segera bangkit dan menuju arah yang Maman sebutkan. Delila terlihat menatap sekilas pada Renata saat mereka berpas pasan. Dia tidak peduli, saat ini alasannya ke toilet sebenarnya adalah Baron.
"Mas Samson kenapa sih tadi, kok kayak marah gitu? apa gara gara si Tante?" tanyanya pada diri sendiri.
KENAPE MAS SAMSON, MAU DI OSENGIN RANTE KAPAL?
CIE ADA YANG NGAMBEK
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
nih tak tambain pande biar lengkap osengannya 🤣🤣🤣
2024-05-24
0
flowers city
🤣😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-11-27
1
Naura Kamila
😂 istri orang itu bang, , dikira anak TK.....
2023-09-03
2