Delila menelan salivanya susah payah, dia perlahan menghirup napas sebanyak mungkin dan menghembuskannya pelan.
Sebisa mungkin Delila menampilkan wajah tenang dan melangkah mendekat pada Baron yang saat ini masih didekap oleh wanita asing.
"Aku mohon, aku enggak tau lagi harus meminta tolong sama siapa. Ayah sedang sakit, aku gak mungkin minta tolong sama beliau."
Samar samar Delila mendengar isakan dan ucapan wanita itu saat dirinya sudah cukup dekat dengan mereka. Delila masih terlihat tenang, sementara para rekan kerja Baron terlihat saling pandang satu sama lain dan belum menyadari ke beradaan Delila disana.
Tapi itu tidak berlangsung lama. Maman, pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain dan seketika membulat saat melihat kedatangan Delila.
"Eh ada Neng Cantek. Masuk Neng masuk, anggap aja rumah sendiri." Maman segera menghampiri Delila dan melewati Baron serta si wanita asing begitu saja.
Seakan tersadar, Baron terlihat mendorong tubuh wanita yang mendekapnya setelah menyadari kalau ada gadis yang dia tinggalkan didalam mobil tadi. Pria itu terlihat salah tingkah, bahkan tidak menyahuti ucapan wanita yang mendekapnya tadi.
Baron menoleh, dia menatap pada Delila yang tengah berbicara dengan Maman. Keduanya nampak akrab dan terlihat cukup dekat.
"Bang!" panggil si wanita.
Baron memejamkan kedua matanya, dia menghirup napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Baron kembali mengalihkan pandangannya dari Delila, menatap wanita yang masih memerkan lelehan air matanya.
"Maaf, gue gak bisa ikut campur masalah lo sama suami lo itu. Lo selesaiin sendiri masalah lo, jangan pernah libatin gue!" ucapnya datar.
Baron berlalu, dia melangkah pergi meninggalkan wanita yang dulu pernah menjadi bagian hidupnya.
"Tapi aku gak tau harus minta tolong sama siapa lagi, Mas Cokro pasti bakalan marah dan ngambil alih hak asuh anak a-,"
"Udah gue bilang itu bukan urusan gue!" tukas Baron.
Rahang pria itu mengetat, kedua matanya membeliak, tidak ada raut tenang di area wajahnya. Pria itu terlihat emosi, ekor matanya melirik ke arah Delila yang tidak jauh darinya.
"Pulang! gak guna lo disini!" imbuhnya lagi.
"Bang, aku mo-,"
"Udah deh Ren, mendingan kamu pulang aja. Selesaiin masalah kamu sama suami kamu yang kaya raya itu, gak usah libatin Bang Baron lagi. Lagian ngapain kamu minta tolong sama mantan calon suami, entar yang ada malah jadi makin salah paham!" Maman akhirnya ikut angkat bicara.
Dia yang cukup lama mengenal Baron tahu masa lalu pria itu. Wanita yang tidak jauh darinya itu adalah orang yang sudah menyia nyiakan rekan sekaligus temannya, dan setelah wanita itu membuang Baron- dia kembali mengemis meminta bantuan.
Dasar tidak punya malu! sama seperti Ayahnya.
"Aku gak ada urusan sama kamu, Man. Aku cuma mau minta tolong buat-,"
"Disini ada sapu gak sih sama pel-an. Kayaknya banyak banget kotorannya, Bang Maman tolong cariin sapu dong- aku mau bersihin sesuatu." cetus Delila memotong ucapan wanita yang ternyata adalah mantan calon istri suaminya.
Hm, Delila baru tahu dan melihat wajahnya secara langsung. Secara dia hanya mengetahui namanya saja- siapa Renata. Ya nama wanita itu Renata, dan itu pun lewat surat undangan usang yang dia temukan didalam lemari milik Baron, dibawah tumpukan celana da*lam.
Wanita itu terdiam, kedua matanya menatap tidak suka pada Delila. Dia merasa kalau gadis itu sudah merusak suasana, sama seperti Maman tadi.
"Bentar ya, Bang Maman cariin dulu." Maman segera bergegas, dia berlari kecil meninggalkan Delila dan melewati mantan calon istri temannya begitu saja.
Dan sekarang tinggallah Delila dan si wanita, keduanya saling diam, saling tatap, dan saling memindai. Delila yang pertama kali mengambil langkah, dia mendekat ke arah wanita yang pernah menjalin kasih dengan suaminya itu.
Tatapannya begitu tenang, salah satu sudut bibirnya terangkat kala melihat bola mata wanita itu terus saja mengikuti pergerakan tubuhnya.
Tanpa ingin ini berlanjut, Delila melewati wanita itu begitu saja dan masuk kedalam bengkel. Saat sampai didalam, dia melihat Baron tengah mengganti pakaiannya dengan seragam bengkel.
Delila melipat kedua tangannya di dada, matanya terus saja tertuju pada pria yang masih enggan membuka suaranya.
"Aku baru tau kalo mantan calon istri Mas Baron cantik. Mas Baron gak ada niatan buat balikan lagi gi-,"
"Delila!" panggilnya dengan suara rendah.
Bibir gadis itu mengatup, Delila mengulum senyumannya saat melihat Baron beraksi tidak suka dengan ucapannya tadi.
"Oke, silahkan dilanjutkan. Aku mau bersihin sampah dulu di depan, kayaknya Bang Maman udah dapat sapunya!" Delila kembali berbalik, dia meninggalkan Baron begitu saja. Kedua matanya berbinar kala melihat sapu yang dibawakan oleh Maman.
"Waktunya ngebersihin sampah!" gumamnya.
BODY BOHAI KAYAK GINI MAU DISIA SIAIN? SITU SEHAT RON?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
wadidawwww
2024-05-24
0
Lee yeon seinaa
uwawww...
2023-06-06
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘋𝘦𝘭𝘪𝘭𝘢 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 💪💪💪
2023-04-29
1