Bosan
Satu kata yang tengah Delila gaungkan didalam pikirannya. Gadis berambut panjang itu perlahan bangkit, berjalan pincang menuju keluar rumah.
Sekarang dia membiasakan diri untuk tidak memakai tongkat lagi, walaupun awalnya kesulitan tapi semakin lama semakin terbiasa. Pelan namun pasti, dia meraih sapu yang bersandar di belakang pintu- jarang sekali bahkan mungkin belum pernah Delila menampakan diri di luar kontrakan yang dia tinggali sekarang.
Baron memang tidak pernah melarang atau menyuruhnya untuk tetap di dalam rumah, tapi entah kenapa Delila masih belum bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan tetangga kontrakan nantinya.
Kalau ada yang bertanya apa hubungan dirinya dan Baron, dia harus menjawab apa coba?
Istri?
Delila menghela napas kasar, dia perlahan merambat berjalan pelan hingga akhirnya sudah berada di teras. Suasana siang ini cukup sepi, mungkin karena orang orang masih sibuk bekerja, sama seperti suaminya.
Ngomong ngomong bicara tentang suami, Delila menjadi tersenyum sendiri saat mengingat bagaimana Baron membangunkannya kemarin.
Tidak ada hal yang romantis, tapi bagi Delila itu cukup membuatnya senyum senyum sendiri. Ternyata pria batang kopi yang menikahinya secara paksa itu, aahhhh! kenapa harus ada kata paksa dibelakangnya?!
Tapi mau bagaimana lagi, itulah kenyataannya jadi terima saja.
Oke balik ke topik, Delila mengeratkan pegangannya pada batang sapu yang dia genggam. Bibirnya terus saja menipis, ingatannya terus saja tertuju pada Baron kemarin. Ternyata kepergian pria kaku itu bukan untuk meninggalkannya, tapi membelikan makanan untuknya.
So sweet kan?
Manis sekali bagi Delila, karena jarang jarang kan ada manusia tukang ngemilin besi macam itu masih perhatian pada makhluk tak kasat mata sepertinya.
Walaupun hanya nasi bungkus berlaukan telur dan tempe, oseng kangkung, bagi Delila itu sangat nikmat sekali ya Tuhan.
Dia berharap biar pun Baron jarang atau bahkan tidak pernah bersuara dan mengobrol basa basi dengannya, Tuhan masih memberi nyawa tambahan.
Aamiin
"Wah, ini toh adeknya Mas Baron. Cantik ya, pantesan Mas Baron gak pernah biarin adek nya keluar."
Delila tersentak, gadis itu menoleh, dahinya berkerut saat ada seorang ibu ibu tengah menatap penuh kagum padanya. Bahkan Delila dapat melihat binar dikedua mata itu, memindainya dari atas hingga bawah.
Apa katanya tadi Adik?
Delila speechless dibuatnya, ternyata selama ini Baron memperkenalkan dirinya pada orang orang sekitar hanya sebagai adik.
Yang benar saja!
"Neng siapa namanya? kayaknya masih sekolah ya? itu kenapa kakinya bisa kayak gitu, jatuh dari motor ya?" rentetan pertanyaan yang dilontarkan ibu itu kian membuat Delila meringis.
Putri tunggal Davyn dan Kirana itu tidak tahu harus berbuat apa, pertanyaan yang pertama saja belum dia jawab dan sekarang datang pertanyaan baru.
"Eemm- I-ini kecelakaan sama Mas Sam- Mas Baron Tante. Udah lumayan sembuh kok, cuma gak bisa diajak jalan cepet aja." Delila cengengesan.
Dia menarik napasnya dalam dalam, Delila terlihat lega saat melihat ibu itu mengangguk. Rasanya saat ini dirinya ingin segera berlari masuk kedalam, Delila tidak mau lagi keluar mulai dari sekarang.
Disaat pikirannya berkecamuk, deru mesin tua dari sebuah mobil terdengar oleh kedua wanita beda usia itu. Dari kejauhan Delila dapat melihat mobil derek usang yang sering di bawa oleh Baron, pria itu pulang lagi siang ini, ada apa?
Braak!
Suara dentuman pintu mobil tertutup lumayan memekakkan telinga, Baron berjalan menjauh dari mobilnya dan mendekat pada Delila.
"Baru pulang Mas?" tanya si ibu.
ADUH MAS SAMSON GEMOYNYA BINIK LO 🏃🏃🏃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘋𝘦𝘭𝘪𝘭𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘴 𝘉𝘢𝘳𝘰𝘯 𝘮𝘶 𝘤𝘦𝘮𝘣𝘶𝘳𝘶
2023-04-29
1
Jumadin Adin
buat cemburu saja bang samson itu
2023-04-26
0
lestari saja💕
sabar ya neng
2023-03-27
1