Delila menghembuskan napasnya kasar saat dia keluar dari ruang kelas, hari pertamanya belajar setelah cuti dua pekan lamanya membuat otaknya sedikit lemot.
Berulang kali dosen menegurnya saat mendapati dirinya melamun, bahkan Delila sampai harus menjelaskan semua yang sudah sang dosen berikan tadi. Namun sialnya otaknya saat ini tidak dapat diajak kerja sama, alhasil dia hanya bisa tersenyum kikuk sembari meringis meminta keringanan.
Tapi sayang bukan keringanan yang Delila dapatkan, melainkan tambahan hukuman yang membuat otaknya kian mendidih.
Dede gak kuat Mas!
Delila terlihat mengedarkan pandangannya, lorong kampus mulai ramai. Para mahasiswa dan siswi sudah keluar dari kelas masing masing, mereka sibuk bercanda dan bercengkrama- tapi tidak dengan Delila, gadis itu tidak memiliki teman mengobrol. Dia terlihat nyaman dengan kesendiriannya saat ini, mungkin di kampus ini hanya Liara yang sering bersama dengannya.
Tapi karena gadis itu sedang tidak ada, mau tidak mau Delila harus sendiri sekarang.
Kedua kaki berbalut sepatu kets itu melangkah cepat, matahari mulai naik ke ubun ubun. Perut ratanya terasa perih, Delila menginginkan sesuatu tapi bukan dari dalam kantin kampusnya.
Dia melangkah menuju pintu gerbang, jam terakhirnya kosong. Ketua kelas mengabarkan kalau salah satu dosen killer yang akan mengajar mereka tiba tiba mencret dan tidak bisa masuk.
Delila bersyukur untuk itu, walaupun sang dosen sudah mempersiapkan banyak tugas yang bisa membuat otaknya meledak.
Kruukk!
Delila meringis saat merasakan perutnya bergejolak, kedua matanya mengedar guna mencari sesuatu yang bisa memuaskan rasa laparnya. Disana, di seberang jalan banyak para pedagang kaki lima yang sudah membuka lapak dagangannya. Mulai dari Kang Sate, Kang Bakso, Kang Somai, Kang Es Buah, Kang Batagor, Kang Ketoprak, Kang Derek.
Eh- apa? Kang Derek?
Delila mengucek kedua matanya, dia menyipit saat melihat seseorang tengah bersandar disebuah mobil usang di seberang jalan. Gadis itu mengerjap pelan, dia tengah memastikan kalau penglihatannya saat ini tidak lah salah.
Perlahan kedua kakinya melangkah, ekor matanya melirik ke kanan dan ke kiri guna memastikan tidak ada kendaraan lain yang melaju.
Salah satu kakinya mulai menyentuh jalanan, tapi belum sempat dia melangkah suara seseorang dari arah belakang tubuhnya membuat Delila mengurungkan niatnya.
"Delila!" panggilnya cukup keras.
Gadis itu menoleh, dahinya berkerut saat melihat Gading tengah berlari kecil ke arahnya. Napas pria itu ngos ngosan terlihat sekali kalau Gading berlari mengejarnya.
"Mau ngapain lagi sih nih cowok?" gumam Delila.
Setelah menetralkan napasnya, Gading terlihat menipiskan bibir dan menatap lekat pada gadis yang dia cari sejak tadi.
"Aku mau menitip sesuatu buat Dahliara, tolong berikan ini padanya!" tanpa izin Gading memberikan bungkusan misterius pada tangan Delila.
Pria itu bahkan menggenggam tangan kecil gadis itu tanpa peduli dengan raut wajah terkejut Delila. Kedua mata Delila membulat, dia menatap ke arah tangannya yang masih digenggam oleh Gading, dan sayangnya interaksi mereka berdua disaksikan banyak mata termasuk pria yang ada diseberang jalan.
Pemandangan itu tidak lepas dari kedua matanya, dia menyesap nikotinnya dengan rakus, matanya menatap lurus dan dingin pada dua orang anak manusia yang ada di seberang jalan.
"Bang, ini ketopraknya!"
Pria itu tersentak, tanpa berbicara apa pun dia meraih kantong kresek berisikan dua bungkus ketoprak dan segera menegakan tubuhnya. Tanpa mematikan rokok yang terselip di bibirnya, pria itu berjalan menyeberangi jalanan yang mulai padat. Tanpa ragu, tanpa takut dan tetap menatap lurus ke arah depan, lebih tepatnya pada seorang gadis yang belum menyadari keberadaannya saat ini.
"Tolong berikan itu padanya, aku ingin-,"
"Ekhem!"
Deheman pria itu berhasil menghentikan ucapan Gading, bahkan terlihat Delila reflek menarik tangannya hingga kotak yang ada di tangannya jatuh. Gadis itu menoleh, kedua matanya membulat lebar saat melihat siapa orang yang ada didekatnya.
"Mas Samson," ringisnya pelan.
Ternyata penglihatannya tidak salah, tadi memang Kang Derek dan itu adalah suaminya.
"Gue kebetulan lewat, makan! jangan main di pinggir jalan, bahaya!" pria itu menyerahkan kantong plastik berisikan bungkusan ketoprak pada Delila.
Dia berbalik, pria itu kembali menyesap rokoknya dan berlalu meninggalkan Delila serta Gading.
"Mas!" Delila tidak mau tinggal diam, dia segera mengejar suaminya dan mengabaikan Gading begitu saja.
Tapi apa alasannya nanti? kenapa dia mengejar pria itu? terus kenapa pria itu terlihat seperti orang kesal dan tidak suka saat melihat dirinya bersama Gading?
Tanpa sadar Delila menaikan salah satu sudut bibirnya, dia tengah berpikiran jauh dan semoga apa yang sedang dipikirkannya itu memang benar.
Baron cemburu?
CEMBURU? BILANG AJA MAS! 🏃🏃🏃
HOLLA YANG MAAF YA KALO OTHOR UPNYA SEHARI SEKALI BAHKAN DUA HARI SEKALI, MAKLUM MOOD BUMIL NAIK TURUN, PERUT SUKA KENCENG TIBA TIBA JADI GAK BISA KONSEN, UDAH MASUK TM 3 MOHON DOANYA YA SEMOGA NANTI LAHIRANNYA LANCAR UTUN SAMA MAMANYA SEHAT LAHIR BATIN GAK KURANG SATU APA PUN AAMIIN😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Kayanya tuh dosen killer disumpahin para mahasiswanya..😅😅
2023-09-04
1
Harta Wulan
tumben denger alasan sang dosen mencret
2023-06-08
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘋𝘦𝘭𝘪𝘭𝘢" 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-04-29
0