Napas Delila terengah, kedua matanya menyipit saat matahari sudah benar benar berada di atas kepalanya. Tapi untungnya tempat yang dia tuju sudah berada di depan mata, Delila menghela napas lega- dengan semangat dia kembali melangkahkan kedua kakinya.
Berusaha tenang walaupun didalam hatinya saat ini ada rasa ragu, jantungnya pun semakin berdetak kencang dari sebelumnya.
Kedua matanya mengedar, tempat ini sepi- kemana para penghuninya?
Dahi Delila mengernyit, dia semakin masuk kedalam. Gadis itu tidak merasa asing dengan tempat yang tengah dia injak sekarang, karena sebelumnya pernah berada di sini selama semalaman.
"Permisi!" serunya kencang.
Delila menatap wadah bekal yang ada di tangannya, salah satu kakinya bermain diatas lantai saat para penghuni tempat ini belum ada yang menyahut.
"Permisi! apa bengkelnya belum tutup?!" serunya lagi.
Delila mencoba melihat lebih dalam, tapi sepertinya tidak ada orang lain selain dirinya di tempat ini.
"Mas Samson kemana sih? apa dia pulang lewat jalan lain? jangan jangan pas aku kesini dia udah pul-,"
"Maaf, nyari siapa ya M-, loh Neng Cantek kenapa ada disini?!"
Suara seseorang dari arah belakang tubuhnya membuat Delila tersentak, dia reflek menoleh- kedua matanya membulat saat melihat orang yang pernah membantunya beberapa waktu yang lalu.
Delila tidak menyahut, dia hanya mengembangkan senyum saat orang yang ada di hadapannya ini terlihat keheranan. Mungkin orang itu bertanya kenapa dirinya ada disini?
"Neng Cantek kenapa lagi? motornya mogok? apa mobilnya mogok juga? ya udah ayo kita ambil, nanti biar Abang Maman yang bawa kesi-,"
"Hehehe- enggak ada yang mogok kok Bang. Eemm- aku kesini itu cuma mau-,"
"Man, lo lama banget sih! kita udah kelapar- WOW SIAPA INI? lo bawa bidadari dari mana Man? ck ck ck, di warteg emang ada yang jual ya?"
Seorang pria berkaos penuh oli kembali membuat Delila terkejut, gadis itu kembali mengalihkan pandangannya kearah lain- dia berusaha tersenyum saat melihat tatapan berbinar yang di berikan pemuda itu.
"Dijual di warteg, ente kira perkedel! noh bawa tuh nasi kedalam, Bang Baron sama yang lain pasti udah nunggu!" pria yang bernama Maman itu memberikan satu kresek hitam berisikan bungkusan nasi pada rekannya.
Kedua pria itu belum menyadari apa yang ada di tangan Delila saat ini, mereka juga tidak melihat raut wajah sang gadis yang mulai berubah.
"Oh, Abang beli nasi ya? jadi Mas Sam- emm maksud aku Mas Baron makan siang disini? dia gak pulang ke kontrakan?" tanya Delila dengan nada sedikit pelan, terdengar lirih. Entah kenapa dadanya terasa sesak saat tahu kalau masakan yang dia bawa akan berakhir sia sia.
"Iya, kayaknya hari ini dia sibuk jadi gak bisa pulang. Emangnya kenapa Neng? Neng Cantek mau ketemu ya sama-,"
"Kalo gitu aku pulang dulu ya, Bang. Semangat kerjanya, jangan lupa istirahat!" Delila menyela cepat, gadis itu masih menipiskan senyumannya ketika keluar dari area bengkel.
Dan tepat setelah Delila keluar, mata kedua pria itu terarah pada benda yang dibawa oleh Delila. Cukup jelas, karena kotak bekal yang Delila bawa hanya terbungkus oleh plastik bening.
Gadis itu membawa bekal? untuk siapa?
Karena memang para rekan kerja Delila tidak ada yang tahu persoalan pernikahan paksa antara Delila dan Baron, jadi mereka bertanya tanya dan tidak mau bertanya untuk siapa bekal itu.
Hingga akhirnya suara seseorang kembali mengejutkan keduanya, hingga para pria berpenampilan berantakan itu terperajat kaget.
"Ngapain kalian liatin jalan?!"
Maman memegangi dadanya, dia reflek menoleh dengan dada yang berdetak kencang.
"Bisa gak sih jangan ngagetin Bang! hampir copot nih jantung!" gerutunya.
Tapi sepertinya pria itu tidak peduli, dia meraih kantong kresek yang ada ditangan rekan kerjanya lalu meraih satu bungkus nasi. Dia berjalan menuju kursi, dan mendudukkan diri disana.
Perlahan membuka bungkusan nasi yang sudah menjadi jatahnya, dan siap menikmati. Jujur perutnya sudah tidak dapat dia kendalikan lagi, rasa lapar kian menyerang- namun belum sempat nasi dan lauk yang dia kunyah tertelan, ucapan pria yang ada di dekat Maman seketika membuatnya terdiam.
"Tuh cewek nyari siapa sih? lo kenal Man? kayaknya lo akrab banget, kayak udah kenal lama. Mana dia bawa bekel lagi, mau camping kemana dah?" cetusnya.
Maman mengedikan bahu, pria itu ikut mendudukka diri di salah satu kursi kosong dan hendak menikmati makan siangnya.
"Gak kenal kenal amat sih, gue sama Bang Baron pernah bantu dia dulu pas ujan ujan terus ban motornya bocor, tapi serius dah dia gadis baik orang kaya lagi. Kagak ada jaim jaimnya ama kita, ya gak Bang? tapi yang sekarang Ane juga gak tau kenapa dia ke bengkel, kagak bawa motor sama mobil malah bawa bekel, kayak mau ngasih bekel itu sama orang tapi gak jadi." ucap Maman heran.
Dan benar saja ucapan yang Maman lontarkan kian membuat pria berseragam montir tidak jauh darinya makin terdiam, bahkan terlihat enggan untuk kembali menyantap makanan yang sudah terlanjur dinikmatinya walaupun perutnya masih dangdutan.
'Delila? dia kesini, bawa bekal?' tanyanya dalam hati, terkesan resah tapi dia berusaha membantah.
HAYOLOH ANAK ORANG NGAMBEK
NGAKU AJA DEH MAS, SITU KHAWATIR KAN? HUUU DASAR BATANG KOPI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
minta di kepret si Baron nih🤣🤣🤣🤣
2024-05-24
0
Naura Kamila
bini ciapa ini cantek bener.....
2023-09-03
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘋𝘦𝘭𝘪𝘭𝘢 𝘫𝘶𝘢𝘭 𝘮𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘬𝘳𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘉𝘢𝘳𝘰𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘯𝘺𝘢𝘩𝘰
2023-04-29
0