Tak berapa lama kemudian, tampak ruangan seperti tahanan. Didalam ruangan-ruangan itu
banyak sekali wanita.
Mereka yang melihat Lika masuk, tampak ada yang tertawa. Ada yang beringas dan ada pula
yang melihat dengan tatapan sinis. Sepertinya semua wanita itu tidak suka dengan
kehadiran Lika disitu.
Sambil memperhatikan mereka semua Lika secara diam-diam menghitung, dan ia pun
dimasukkan kedalam ruang penjara yang tidak ada satu orang pun. Berarti dia
hanya sendirian diruangan tersebut.
Begitu dirinya dimasukkan ke dalam penjara, Lika berusaha untuk keluar tapi sia-sia.
Karena mereka berdua dengan cepat menutup pintu jeruji tersebut.
Gadis itu menarik nafas sejenak dan berkata lagi dalam hati, ‘semuanya ada tiga puluh
perempuan termasuk Saya.’
Begitu kedua orang yang membawa Lika masuk kesitu tidak terlihat lagi, beberapa orang
wanita yang berada di seberangnya segera menginterogasi, “Cantik! Kamu kenapa
mau masuk kesini?”
Belum dijawab oleh Lika, wanita yang lain yang berada disitu segera menimpali, “Paling
uang. Hanya uanglah yang mampu menyeret dia ke dalam sini.”
“Tidak mungkin. Sepertinya dia tidak perlu uang seperti kita!” seru yang lain lagi.
Mendengar kata Uang, tak terasa Intan memasukan tangannya ke dalam saku baju. Lalu
dikeluarkan cek tersebut.
“Betulkan!” seru wanita yang mengatakan karena Uang.
Lika menoleh kearah wanita itu sambil menunjukkan cek tersebut, lalu memperlihatkan
angkanya.
Semua orang yang berada di tahanan seberang terkejut melihat jumlah seratus milyar.
“Apa! Seratus milyar!”
Wanita yang berada di sebelah-sebelahnya terdengar mengetok-getok pintu jeruji. Suara
ketokan pada jeruji itu terdengar semakin keras dan seperti dihentak-hentakan
sepertinya supaya pintu jeruji itu lepas. Tetapi pada kenyataannya tidak.
“Aku dapat cek ini dari Tuan Saitama sendiri. Apakah kalian ada yang tahu tentang dia!”
tanya Lika dengan suara teriakan yang keras mengalahkan suara jeruji
dihentak-hentakan dan juga suara teriakan-teriakan dari para tahanan.
Semuanya terdiam.
Salah satu mereka mencoba menantang LIka, “Jika aku katakana tentang dia, apakah cek itu mau kau berikan
kepadaku?”
Lika tersenyum sambil berkata, “Tidak mungkin aku berikan ini hanya untuk satu
jawaban saja. Paling tidak ada ratusan pertanyaan yang akan harus kamu jawab
dulu baru mendapatkan cek ini!”
Salah seorang dari mereka memberi tanda kearah atas.
Lika tidak mengikuti arahan tangan dari wanita itu, tetapi sepertinya dia mengerti apa
yang dimaksudkan. Kemudian ia memasukan kembali cek itu ke dalam saku baju.
Wanita yang menantang tampak mendengus. Dengan suara yang sengaja dikeraskan ia berkata,
“Kau sepertinya tidak tahu menahu tentang seorang Saitama!”
Temannya yang berada di sebelah wanita itu segera meninju perutnya sambil berkata,
“Kecilkan suaramu! Memangnya kamu kita dibawa lagi keluar dan disiksa seperti
kemarin!”
“Betul itu! jika kami semua kena hukuman lagi seperti kemarin, itu adalah karena ulahmu.
Dan kamu siap-siap saja menanggung akibat dari perbuatanmu sendiri!” kata
seorang wanita yang tahanannya berada persis disebelah tahanan Lika.
Suara wanita itu benar-benar mengancam. Sepertinya dia sudah tidak perduli lagi
dengan semua yang akan terjadi kelak.
Baru selesai berteriak demikian tak lama kemudian terdengar suara sirine.
Sirine itu terdengar semakin lama semakin keras.
Mendengar suara itu semua wanita yang berada didalam tahanan itu segera menghujat wanita
yang tadi berteriak tentang Saitama.
Sedangkan Lika tampak biasa saja. Dan ia pun mundur kebelakang secara perlahan-lahan
kearah tempat yang agak gelap.
Wanita yang tadi berkomunikasi dengan Intan tampaknya agak kebingungan ketika tidak melihat
keberadaan Intan lagi. Lalu ia pun bersiul sejenak.
Siulan itu sepertinya sebagai tanda untuk Lika.
Bersamaan dengan itu beberapa orang berbadan besar dengan senapan di tangan segera
berdiri tepat di depan pintu tahanan. Termasuk di depan tahanan yang ditempati
Lika.
Begitu orang itu tepat berdiri didepan tahanan Lika. Gadis itu pun segera
memperlihatkan dirinya.
Sesudah itu datang lagi beberapa orang datang. Orang-orang itu segera membuka pintu tahanan
yang kemudian menarik semua para wanita itu keluar. Lika pun di tarik keluar
dari dalam tahanan.
Sesudah semuanya berkumpul diluar tanahan semuanya di paksa untuk berjalan keluar.
‘Sekarang kami hendak dibawa kemana, ya?’ tanya Lika dalam hati.
Mereka jalan terus melewati bangunan yang tadi sempat Lika masuki.
‘Sepertinya kita dibawa keluar lagi. Untuk apa ya?’ pikir Lika.
Memang betul.
Semua wanita itu dibawa keluar lagi dari tempat tersebut.
Begitu semuanya keluar dari balik batu sebagai pintu, di depan sudah berdiri lelaki
yang tadi berbincang-bincang dengan Intan di dalam ruangan.
Orang itu berkata dengan suara tenang, “Kalian semua hendak mengetahui tentang Saitama? Silahkan
saja!”
Semua para wanita tampak keheranan.
Ucap wanita yang tadi berteriak dengan suara yang terdengar ragu, “Apakah Tuan besar hendak
membebaskan kami?”
Lelaki itu tersenyum. Senyumannya terlihat sangat licik. Dia pun segera menggerakan tangan
seperti tanda untuk mempersilahkan mereka semua untuk pergi dari situ.
Lika pun segera berteriak, “Kalian semua jangan percaya! Tidak semudah itu, Dia membebaskan kita.”
Lelaki itu menoleh kearah Intan. Lalu katanya masih dengan suara datar dan tenang, “Jika
kalian tidak mau, ya tidak apa-apa. Saya sudah membebaskan kalian untuk pergi
dari tempat ini. Dan saya beri waktu.”
Sampai disitu suaranya dihentikan sejenak.
Ia memperhatikan wajah-wajah yang ragu dan putus asa. Senyumannya tampak semakin
melebar.
Lika kembali berteriak, “Kalian jangan ada yang percaya dengan ucapan orang ini!”
Lelaki itu sepertinya tidak memperdulikan teriakan Lika. Ia kembali melanjutkan, “Saya
beri waktu dua jam dari sekarang. Jika kalian berhasil keluar dari tempat ini,
maka hidup kalian bebas. Tetapi jika dalam waktu dua jam kalian semua tidak
mampu keluar dari tempat ini, jangan salahkan Saya!”
Selesai berkata demikian lelaki itu mengeluarkan pistol dan melepaskan tembakan keatas.
Suara itu membuat para wanita yang ada disitu kaget dan hampir sebagian besar dari mereka
berlari cepat untuk berusaha dapat keluar dari tempat tersebut sedangkan Lika
dan beberapa wanita yang lain tetap diam ditempat.
Ada sekitar tujuh orang wanita termasuk Lika. Sisanya lari tunggang langgang meninggalkan
tempat tersebut.
Pria yang berada disitu menoleh kearah ketujuh wanita yang masih berada ditempat.
“Sungguh kalian bertujuh tidak mau ikut pergi dari sini!” sindirnya kepada mereka semua.
Lelaki itu tersenyum lalu melihat arlojinya sendiri. Sekali lagi ia melepaskan tembakan
keatas.
Tembakan itu membuat para wanita yang telah kabur berusaha sekuat tenaga untuk mencapai
tepi pulau tersebut.
Dari tempat Lika berdiri tampak tiga buah kapal boat kecil tertambat disitu.
Melihat kapal boat, Lika bergumam pelan, “Mereka pasti akan saling bunuh untuk
memperebutkan tiga buah kapal boat tersebut.”
Baru saja LIka selesai berkata demikian tampak tiga orang wanita telah tiba di atas boat
masing-masing. Ketiganya mencoba menghidupkan motor boat. Sedangkan si lelaki menoleh
kearah Lika sejenak.
Sekali lagi ia melepaskan tembakan keatas.
Mendengar bunyi tembakan itu, ketiga wanita yang sudah berada diatas kapal boat tersebut
agak gerogi. Dan salah satu dari mereka tercebur ke laut. Beruntung wanita itu
dapat berenang. Ia pun bergegas menuju ke tepi pulau tersebut dan ketika ia
sudah sampai di tepi laut tampak di atas kapal boat yang tempat ia terjatuh
kini sudah diisi oleh seorang wanita lain.
Melihat itu si wanita yang tercebur dan sudah berada di tepi pulau segera mengambil sebuah
batu berukuran sedang.
“Lihatlah!” seru seseorang diantara ketujuh wanita yang berada bersama si lelaki yang
memegang pistol.
Bersamaan dengan itu si wanita dengan nekat langsung memukulkan batu yang ia pegang
kearah kepala wanita yang berada diatas kapal yang ia anggap adalah miliknya.
Kontan saja wanita yang dipukul kepalanya tercebur ke laut. Dan tampak darah memenuhi air
disekiar kapal boat tersebut.
Bersamaan dengan itu terdengar suara, “Tik!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments