Waspada

Di tempat lain tampak sebuah kapal boat telah merapat disebuah pulau. Pulau itu terlihat

sangat gersang dari luar. Tidak berpenghuni sama sekali.

Dua orang yang menjemput mereka sepertinya telah mengenal seluk beluk pulau tersebut,

termasuk wanita dan sopir yang menjemput Lika.

Mereka tiba dipulau itu setelah menempuh dua jam perjalanan. Itu terlihat dari jam tangan

yang ada dipergelangan tangan kiri Lika.

Artinya waktu itu adalah tepat tengah hari.

Akhirnya mereka tiba di depan sebuah batu yang terletak ditengah-tengah antara dua

batang pohon besar.

Di tengah-tengah batu itu tampak sebuah lubang kecil yang tidak terlihat jelas

jika Lika tidak memperhatikan dengan seksama.

Tepatnya lubang itu sebesar ukuran kancing baju kemeja.

Salah seorang dari yang menjemput Lika dan yang lainnya mengeluarkan sebuah benda

yang memang berukuran kancing , yang kemudian ditempelkan kelubang yang

terlihat pas sekali.

Bersamaan dengan itu batu yang berada dihadapan mereka semua kini perlahan-lahan tampak

terbuka.

Di balik pintu batu itu tampak tergantung dua buah obor yang cukup besar dan dalam

keadaan menyala.

Kedua orang yang menjemput dengan kapal boat masing-masing mengambil obor itu dan bersamaan

dengan itu pintu batu mulai bergeser menutup kembali.

Dalam hati Lika berkata, ‘Sepertinya tidak mudah bagiku untuk keluar masuk kalau tidak

bekerja sama dengan wanita ini.’

***

Di tempat lain.

Di sebuah bar tampak beberapa orang sedang berkumpul. Bar itu terdiri dari beberapa

ruangan VIP.

Disalah satu ruang VIP tersebut, tampak orang yang memberikan cek kepada LIka pada saat

ia dirumah sakit dan beberapa orang lainnya.

Sepertinya orang-orang itu adalah anak buahnya.

“Bagaimana dengan Bram dan putranya?” tanya orang itu kepada orang yang berdiri di paling

depan diantara yang lain.

Sepertinya orang itu salah satu tangan kanan dari orang yang bertanya yang memberikan cek

kepada LIka. Sama seperti Bram juga posisinya saat ini.

Orang itu berkata, “Beres tuan besar!”

Si bos yang di panggil dengan sebutan Tom oleh Bram tampak terlihat puas. Lalu ia bertanya

kepada orang yang berada di sebelahnya, “Bagaimana dengan gadis itu?”

“Ada beberapa orang yang menghendaki kematiannya. Jadi aku pikir kita jangan

bertindak dahulu. Anggap saja kalau gadis itu mati, kita cuci tangan atas

tindakan kita,” jawab orang itu dengan tegas dan penuh keyakinan.

Si bos yang di panggil Tom manggut-manggut. Lalu ia menoleh lagi kearah orang yang berdiri

disebelahnya. Kembali ia bertanya. Kali ini pertanyaannya, “Bagaimana dengan

keadaan Tuan besar Saitama?”

Orang itu diam sejenak tidak langsung menjawab. Orang itu menoleh kearah rekan-rekan

sederajat posisinya dengan dia.

Bos itu segera berkata, “Yang lain boleh pergi. Tapi ingat jangan terlalu jauh perginya.”

Selesai berkata demikian bos Tom itu menggerakan tangan sebagai tanda pula agar

semuanya segera keluar kecuali orang yang akan memberikan laporan kepadanya

tentang bos besar mereka bernama Saitama.

Semuanya terlihat agar ragu. Tetapi karena si bos dengan tegas menyuruh mereka semua

pergi keluar dari situ, mau tidak mau mereka pun keluar. Hingga hanya tinggal

si bos dengan pelapor saja di dalam ruangan tersebut.

“Kini tinggal kita berdua saja,” kata si bos Tom sambil memperhatikan orang yang

berada dihadapannya.

Orang itu tidak bergeming sama sekali. Tidak juga berkata-kata. Hanya matanya menatap

tajam kearah si bos.

Bos Tom yang melihat kedua mata orang itu akhirnya merasa bergidik juga. Lalu ia hendak

bangkit berdiri. tetapi orang yang berada dihadapannya berkata dengan tegas,

“Duduk saja. Tidak perlu berdiri!”

Suaranya terdengar datar.

Bos Tom terkejut, lalu ia membentak, “Yang berkuasa disini adalah aku. Bukan kau!”

Sambil tangannya diarahkan ke orang itu.

Orang yang berdiri tetap terlihat tenang. Lalu katanya, “Aku telah dibayar oleh Bos besar

lima puluh milyar. Berapa jumlah yang hendak tuan berikan kepada saya untuk

mendapatkan informasi tetang bos besar?”

Mendengar ucapan orang itu si bos Tom langsung tertawa tergelak-gelak. Kemudian katanya,

“Kamu jangan bercanda. Bos besar orang yang paling pelit sedunia. Jadi, aku

tidak percaya dengan perkataanmu itu sebelum aku melihat rekeningmu.”

Orang itu segera memasukkan tangan ke balik jas yang ia pakai. Tetapi si bos Tom berpikir

kalau orang itu hendak mengeluarkan pistol. Maka dari itu pula ia ikut juga

memasukkan tangan ke balik meja yang ada di depannya.

Melihat si bos Tom memasukan tangan ke balik meja, orang itu tersenyum. Lalu katanya,

“Bukankah Tuan hendak melihat isi rekening saya?” sambil tangannya perlahan

ditarik kembali keluar dari balik jas.

Lalu dilemparkan ke atas meja tepat dihadapan bos Tom.

Tangan si bos Tom tetap tidak dikeluarkan dari balik meja. Ia berpikir, ‘Kalau saya tarik

tangan ini, kemungkinan besar dia akan dengan cepat mengambil pistolnya dari

balik jas itu, dan tamatlah saya.’

Melihat si bos agak sedikit ragu, orang itu tertawa pelan. Lalu katanya, “Bagaimana kalau

kita main dar-dor.”

Si bos Tom memperhatikan orang itu dengan seksama. Lalu dengan tangan kirinya ia membuka

buku rekening milik orang itu.

Betapa terkejutnya bos Tom ketika melihat angka yang tertera di dalam buku rekening

tersebut.

Ia mendongak kembali menatap wajah orang itu, “Jangan-jangan kamu telah mencuri

semua uangku!”

Sambil berkata demikian bos Tom segera menarik pelatuk pistol yang berada tepat

dibawah meja.

Kedua peluru dikeluarkan. Bersamaan dengan itu kedua kaki orang itu terkena peluru

dan langsung jatuh berlutut.

Orang itu pun sempat memasukkan kembali tangannya ke balik jas, tetapi bersamaan dengan

itu para anak buah bos Tom bergegas masuk dan seketika itu juga mereka semua

mengeluarkan pistol masing-masing lalu ditodongkan kearah orang yang mengaku

telah dibayar oleh Tuan besar Saitama.

Orang itu dipaksa bangkit berdiri oleh beberapa orang anak buah bos Tom.

Bos Tom pun bangkit berdiri dan berjalan mendekati orang itu, lalu ia menepuk pipi orang

itu sambil berkata, “Katakan dengan jujur kalau kamu memang telah mencuri

uangku!”

Orang itu tersenyum dan berkata, “Terserah Anda mau bilang apa tentang uang itu, tapi

jika dalam waktu dua jam dari sekarang saya tidak membuat laporan kepada Tuan

besar Saitama. Jangan harap hidup Anda aman sentosa.”

“Tidak mungkin dia dapat melakukan hal itu, karena beberapa hari yang lalu saya telah

berbicara langsung dengan Beliau. Tapi keadaannya belum stabil.”

Orang itu diam saja.

Bersamaan dengan itu bos Tom kembali menarik pelatuk dua kali. Seketika itu juga orang

itu tubuhnya jatuh ke depan dan hampir menyentuh tubuh bos Tom kalau tidak

keburu di tarik oleh dua orang bawahannya.

“Bawa pergi dan lemparkan ke anjing-anjing itu!” perintah bos Tom sambil menggerakan

tangan.

Sesudah beberapa orang pergi membawa tubuh itu keluar dari ruangan tersebut, salah satu

tangan kanannya yang mendapatkan perintah untuk mengawasi LIka segera

memberitahu kepadanya, “Gadis itu tidak pergi dari sini. Tetapi ada yang

melihat ia naik kesebuah kendaraan yang nomor mobilnya milik Tuan besar

Saitama. Dan mobil itu berhenti di sebuah tepi pantai dan gadis itu bersama

dengan orang yang di dalam mobil naik kapal boat.”

Bos Tom menoleh, “Kamu yakin?!” Suaranya terdengar sedikit tinggi.

Orang itu segera memperlihatkan foto yang diterima dari anak buahnya.

Bos Tom memeperhatikan foto itu, lalu ucapnya pelan, “Mungkinkah ia dibawa ke pulau

terlarang?”

Semua anak buahnya terkejut karena baru pernah dengar nama itu.

Tampak bos Tom menarik nafas pelan. Lalu katanya, “Pulau itu memang tidak ada di peta. Itu

pulau buatan. Kenapa gadis itu kesana?”

“Atau jangan-jangan,” kata anak buahnya yang bertugas mengawasi gadis itu.

“Brengsek! sayangnya saya juga tidak punya akses untuk masuk. Jika tidak diundang langsung

seperti itu.”

Sambil tangannya menunjuk foto mobil yang menjemput LIka.

Episodes
1 Penyamaran
2 Pertemuan Yang Menegangkan
3 Masalah Baru
4 Tak Menyangka
5 Konflik
6 Bertemu Dengan Salah Satu Penguasa
7 Akibat Dari Sebuah Perbuatan
8 Mencari Tahu Lebih Dalam Lagi
9 Di Jebak
10 Babak Baru Dimulai
11 Hampir Saja
12 Pengakuannya
13 Orang itu Mengaku Sebagai Pemilik Cek
14 Pengakuan Orang Itu
15 Sinyal Hilang
16 Cucu Saitama
17 Waspada
18 Masa Lalu
19 Tidak terbanyangkan
20 Terjadi Juga
21 Bunyi Tik
22 Tamu tak Diundang
23 Suasana yang Menegangkan
24 Hampir Saja
25 Semoga Saja
26 Hanya Sedikit yang Tahu
27 Tambang Emas
28 Taruhan Nyawa
29 Jatuh Korban
30 Terserah Saja
31 Mencari Tahu
32 Terang-terangan
33 Berharap
34 Akibat dari Salah Sinyal
35 Saling Membalas
36 Dasar Lelaki
37 Tidak ada Yang Tidak bisa
38 Akhirnya Sampai Juga
39 Terlambat
40 Ada Niat Saling Memanfaatkan
41 Saling Berkaitan
42 Ternyata Oh Ternyata
43 Gara-gara Satu Orang
44 Pin Berbentuk Naga
45 Musuh Yang Sama
46 Melakukan Pengejaran
47 Serangan yang Tiba-tiba
48 Kembar Siam
49 Banyak yang Menghendaki Dia Mati
50 Lolos Lagi
51 Melancarkan Balasan
52 Bili kehilangan Lika
53 Lika Sembunyi di Salah Satu Pulau
54 Meyakinkan Diri Sendiri
55 Sesungguhnya Siapakah Orang itu?
56 Keduanya Bertemu Lagi Dalam Keadaan Tidak Baik.
57 Apakah Raymond mati?
58 Nasih Seseorang Tidak Ada yang Tahu
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Penyamaran
2
Pertemuan Yang Menegangkan
3
Masalah Baru
4
Tak Menyangka
5
Konflik
6
Bertemu Dengan Salah Satu Penguasa
7
Akibat Dari Sebuah Perbuatan
8
Mencari Tahu Lebih Dalam Lagi
9
Di Jebak
10
Babak Baru Dimulai
11
Hampir Saja
12
Pengakuannya
13
Orang itu Mengaku Sebagai Pemilik Cek
14
Pengakuan Orang Itu
15
Sinyal Hilang
16
Cucu Saitama
17
Waspada
18
Masa Lalu
19
Tidak terbanyangkan
20
Terjadi Juga
21
Bunyi Tik
22
Tamu tak Diundang
23
Suasana yang Menegangkan
24
Hampir Saja
25
Semoga Saja
26
Hanya Sedikit yang Tahu
27
Tambang Emas
28
Taruhan Nyawa
29
Jatuh Korban
30
Terserah Saja
31
Mencari Tahu
32
Terang-terangan
33
Berharap
34
Akibat dari Salah Sinyal
35
Saling Membalas
36
Dasar Lelaki
37
Tidak ada Yang Tidak bisa
38
Akhirnya Sampai Juga
39
Terlambat
40
Ada Niat Saling Memanfaatkan
41
Saling Berkaitan
42
Ternyata Oh Ternyata
43
Gara-gara Satu Orang
44
Pin Berbentuk Naga
45
Musuh Yang Sama
46
Melakukan Pengejaran
47
Serangan yang Tiba-tiba
48
Kembar Siam
49
Banyak yang Menghendaki Dia Mati
50
Lolos Lagi
51
Melancarkan Balasan
52
Bili kehilangan Lika
53
Lika Sembunyi di Salah Satu Pulau
54
Meyakinkan Diri Sendiri
55
Sesungguhnya Siapakah Orang itu?
56
Keduanya Bertemu Lagi Dalam Keadaan Tidak Baik.
57
Apakah Raymond mati?
58
Nasih Seseorang Tidak Ada yang Tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!