Salah seorang dokter berkata, “Keluarlah. Biarkan kami bekerja dengan baik.”
Johan II pun segera keluar dari ruangan tersebut dan menunggu dengan hati yang sangat
gelisah.
Di saat ia sedang sedih. Tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan.
“Kau begitu memperdulikannya. Melebihi pedulimu dengan hari pernikahan kita yang tidak akan
lama lagi.”
Johan II menoleh kearah suara itu, tetapi sepertinya ia tidak ingin ribut dan membuat
gaduh di rumah sakit tersebut, terlebih lagi di ruang UGD dimana para dokter
sedang mengambil tindakan untuk menyembuhkan LIka orang yang membuat dirinya
tergila-gial.
Pemuda itu segera pergi meninggalkan tempat tersebut termasuk si wanita yang baru saja
datang dan mengatakan hal itu kepadanya.
Si wanita segera berkata dengan tegas ketika Johan II melewatinya, “JIka kamu tidak mau
mempercepat hari pernikahan kita, kau tahu akibatnya.”
Tampaknya Johan II tidak perduli dengan perkataan calon istrinya itu, dia terus berjalan
meninggalkan ruangan UGD tersebut hingga keluar dan tiba di pelataran parkir
rumah sakit.
****
Johan menarik nafas beberapa kali
“Kau tidak bisa mengancamku begitu saja. Selama ini kau yang selalu mencampakanku. Aku
diam. Tapi kini, aku tidak akan tinggal diam!”
Ia segaja berkata demikian karena ia tahu kalau calon istrinya telah berada di situ juga.
Memang benar. Calon istrinya berada di situ dan ia berkata dengan suara keras pula, “Kau
tidak bisa berbuat begitu saja terhadap aku!”
Johan IIvmenoleh kearah wanita itu, dan mendekatinya. Lalu dengan kedua tangannya ia menarik
kerah baju wanita itu sambil berkata, “Ayahmulah yang telah mencelakai ibuku!
Aku sudah tahu semuanya. Jadi kau dan ayahmu harus bertanggung jawab!”
Selesai berkata demikian Johan II melepaskan tangannya dan berjalan pergi meninggalkan
calon istrinya.
Baru saja Johan II berjalan beberapa langkah, terdengar suara wanita itu, “Aku sudah
menebusnya. Aku sudah membayar seratus milyar kepada ayahmu.”
Johan terkejut dan menoleh kearah caon istrinya. Sedangkan wanita itu terlihat sedang
tersenyum. Senyuman sinis dan penuh kemenangan.
Melihat senyuman penuh kemenangan dan sinis yang keluar dari mulut wanita itu, Johan II
kembali berjalan mendekatinya, “Marisa! Jika kau berani menyentuh dia seujung
rambut saja. Aku tidak akan segan-segan memperlakukan kamu seperti kamu
memperlakukan ibuku!”
Selesai berkata demikian Johan II menarik tangan Marisa dengan kerasnya sehingga wajah
mereka berdua bertemu satu sama lain.
“Gila kamu Johan II!” teriak Marisa yang terkejut dan kaget setengah mati karena tubuhnya
tiba-tiba di tarik dengan kasar seperti itu.
Kini si Johan II yang berkata dengan nada sindiran, “Bukannya kamu yang ingin menikah
denganku?”
Selesai berkata demikian Johan II segera menggendong tubuh Marisa dengan kuatnya.
Wanita itu segera berteriak-teriak minta di turunkan.
Bersamaan dengan itu kebetulan sekali ada wartawan yang lewat. Dan wartawan itu secara
diam-diam mengambil gambar mereka berdua.
Johan II pun tertawa –tawa dengan kerasnya. Seperti orang gila.
Tiba-tiba dari depan muncul seseorang dan berkata dengan tegas, “Turunkan dia sekarang
juga!”
Orang itu berpakaian setelan jas berwarna abu-abu dengan topi abu-abu pula. Tangannya
diarahkan ke Johan II.
Si johan II memperhatikan orang yang berada di hadapannya.
“Aku tidak mengenalmu sama sekali. Kenapa aku harus menuruti perkataanmu !”
Orang yang berada di hadapan si Johan II pun berkata, “Sayangnya aku mengenalimu. Dan aku
juga tahu wanita itu sedang berada di dalam sana. Jika kamu ingin nyawa wanita
itu selamat, lepaskan dia!”
Johan II tidak menurunkan Marisa dari gendongannya. Ia malah melempar tubuh Marisa
kearah orang yang menghadangnya sambil berteriak, “Tangkaplah!”
Ia pun segera melepaskan pistolnya. Lalu pistolnya di bidik tepat kearah kaki orang
yang menghadangnya. Lalu melepaskan dua tembakan beruntut.
“Aku sudah peringatkan tadi! Jangan pernah mengganggu dia seujung rambut pun. Inilah
akibatnya bagi orang yang menentang peringatanku.”
Tubuh Marisa memang tepat jatuh ke dalam pelukan orang yang menghadangnya. Tetapi
orang itu langsung jatuh berlutut karena kedua pahanya terkena timah panas.
“Turunkan aku! Itulah akibatnya bagi orang yang sok tahu dan ikut campur urusan orang!”
maki Marisa terhadap orang yang kini masih menggendongnya.
****
Orang itu merengek, “Marisa sayang. Aku masih mencintaimu.”
Dengan santainya Marisa turun dari pelukan orang itu di bantu oleh Johan II.
Ucap Marisa sambil tanganya mendapatkan tangan Johan II, “Siapa yang sudi menikah dengan
orang yang sudah cacat seperti dirimu.”
Sesudah itu keduanya berjalan meninggalkan orang tersebut yang menangis keras. Menangis
menahan rasa sakit.
Ia lalu menelepon seseorang, “Bang! Johan II telah menembak kedua kakiku. Kau harus
membalas dendam!”
Orang yang di panggil abang tampak terkejut sejenak, lalu tanyanya dengan nada marah, “Ngapain
kau berurusan dengannya. Sudah aku peringatkan, jangan sok jago. Dan juga
jangan suka ikut campur urusan orang lain!”
Orang itu berkata, “Bang aku berada di rumah sakit. Wanita yang berada bersamanya kini di
tinggal olehnya di rumah sakit. Tepatnya di ruang UGD.”
Mendengar penjelasan orang itu, si abang berkata, “Kalau begitu kau diam disitu. Jangan
pergi kemana-mana. Abang akan sampai di situ dalam waktu kurang dari setengah
jam.”
Sesudah berkata demikian si abang segera mematikan pembicaraan tersebut, sedangkan
orang yang menghubungi berkata dengan sedih, “Aku memang tidak bisa pergi
kemana-mana bang.”
Siapakah yang disebut si abang oleh orang itu?
Ternyata si abang itu adalah bos si Bram. Dia pun
turut memperkosa LIka waktu itu, karena si Bram yang mengajaknya.
Kurang dari setengah jam Bos itu tiba di rumah sakit. Dan ketika mobilnya masuk dan
berhenti di depan lobi rumah sakit, supirnya berkata, “Bos, lihatlah.”
Si bos melihat ke depan ke tempat si sopir menunjuk.
Ia pun segera keluar dari mobilnya dan berjalan menuju kearah orang yang di tunjuk
oleh si sopir.
Sedangkan salah satu anak buahnya segera memayungkan bosnya agar tidak kehujanan. Karena
pada saat itu rintik-rintik hujan sudah mulai turun.
Begitu berada di hadapan orang yang sedang berlutut si bos berkata, “Tunjukkan
tempatnya. Barulah kau akan menyuruh dokter menyembuhkanmu.”
Orang itu menunjuk kearah ruang UGD sambil berkata pelan, “Wanita itu masih berada di
sana.”
Si bos mengernyitkan dahinya. Lalu ia menyuruh dua orang pengawalnya yang lain untuk
memapahnya.
Dengan tertatih-tatih dan meringis kesakitan orang itu berdiri dan berjalan di tuntun.
Di dalam ruang UGD orang itu segera bertanya kepada salah satu dokter yang berada di
situ, “Wanita yang tadi datang bersama Johan II, apakah masih berada di situ?”
Si dokter malah balas bertanya, “Kalian siapanya dari wanita itu?”
Si bos yang langsung bicara, “Saya adalah kakaknya.”
Dokter itu memang tidak tahu kerabat si wanita. Maka ia pun segera menunjukkan tempat
berbaringnya si wanita di ruang UGD.
Melihat si wanita masih berada di ruang UGD si bos segera bertanya, “Apakah ada kamar
VIP?”
Si dokter pun tanpa bertanya lagi segera mengurus kepindahan LIka dari ruang UGD keruang
VIP. Karena ia berpikir pasti Johan II pun akan melakuan yang sama.
Dengan segera LIka pun di pindahkan keruangan VIP. Ketika ia dipindahkan ia masih
dalam keadaan tak sadarkan diri.
Sesudah berada di ruang VIP pun LIka belum terlalu sadar. Matanya masih samar-samar
melihat bayangan beberapa orang. Dalam pikirannya, “Mungkin si pemuda itu
menyuruh anak buahnya untuk berjaga-jaga di situ.”
Beberapa saat kemudian pikirannya sudah mulai sedikit jernih. Lalu katanya dalam hati,
“Apakah mungkin para penjaga itu berjaga di dalam.Oh mungkin berada di luar
juga. Tapi peduli apa.”
Lika pun berusaha memejamkan kedua matanya lagi. Tapi ia merasakan gelisah. Tapi tidak
tahu apa itu.
Satu jam kemudian Lika mencoba membuka kedua matanya, bersamaan dengan itu seseorang
menyalakan lampu.
Tampak beberapa orang di dalam. Dan salah satunya berjas dan tubuhnya sedikit gemuk.
Ia memegang sebuah cerutu yang tidak dinyalakan.
Orang itu berjalan mendekati LIka sambil berkata, “Aku tidak mau membangunkan kamu dengan
asap cerutu ini. Asap cerutu tidak baik untuk kesehatan. Terutama bagi seorang
wanita muda sepertimu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments