Masa Lalu

Taksi itu berhenti di depan sebuah restoran.

Keenam orang itu segera turun dan Jack bertanya, “Apakah restoran ini yang dimaksudkan

oleh si pengirim?”

Orang yang bertubuh kurus bernama Sandi itu mengangguk sambil tangannya lebih dahulu

mendorong pintu restoran tersebut. Ia segera naik.

Orang kedua yaitu Willi ia juga ikut naik. Orang ketiga Bella berbelok kearah Kiri dari

pintu depan. Sedangkan orang keempat Oman berbelok kearah kanan dari pintu.

Sedangkan Jack dan Raymond mencari meja yang berada di tengah-tengah.

Restoran itu cukup luas. Dilanti satu itu saja terdapat sekitar seratus meja dan tampak

hampir semuanya penuh. Sedangkan di atas Febra dan Taro juga mengambil tempat

di dekat tembok sehingga kalau terjadi apa-apa dengan Jack mereka dapat segera

bertindak. Walaupun keduanya duduk agak berjauhan pula.

Mereka sudah duduk di posisi masing-masing dan memesan makanan.

Semua terlihat tegang sekali. Karena disitu banyak orang yang makan dan hampir

semuanya berbincang-bincang.

Apa yang dibincangkan tidak jelas. Karena mereka berbicara dengan berbagai bahasa. Jadi

seperti pasar bukannya seperti sebuah restoran mewah.

Ketika Jack dan Raymond mengambil tempat dan duduk, beberapa orang yang sedang makan

melihat kearah mereka berdua.

Lalu salah satu dari orang itu bangkit berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati

Raymond terlebih dahulu.

Tegur orang itu berbasa basi, “Sepertinya aku masih kenal denganmu, atau aku salah orang.”

Raymond tersenyum dan berkata dalam hati, ‘Ini orang kurang ajar. Disaat seperti ini

dia bicara demikian. Mau dimatiin nanti aku dicurigai.’

Kemudian ia menjawab, “Maafkan saya kawan. Mungkin Anda salah orang.”

Orang itu tertawa. Lalu ia kini melirik kearah Jack dan berjalan mendekatinya.

Jack memperhatikan orang itu, dan menoleh sesaat kearah Raymond. Dan Raymond pun

memberi tanda dengan menggelengkan kepala.

Jack tampaknya tidak setuju dengan Raymod. Karena ia kenal betul dengan orang yang

sedang berjalan mendekat.

Jack pun bangkit berdiri dan mengulurkan tangan sambil berkata, “Sudah lama sekali kita

tidak bertemu. Aku pikir....”

“Kau sudah mati!” balas orang itu memotong ucapan Jack.

Kemudian mereka berdua tertawa.

“Senang bisa melihatmu lagi,...!” sesungguhnya Jack tidak mengenali siapa orang itu.

“Billi!” sahut orang itu sambil tertawa.

“Ya Billi!” ucap Jack mengulanginya.

“Jack! Aku perhatikan kamu bawa pasukan kemari. Memangnya ada apa?” tanya Billi dengan

suara dipelankan.

“Pasukan?” tanya Jack mengulangi perkataan Billi dengan nada yang terdengar tidak

mengerti.

Billi kembali berkata dengan suara pelan, “Diarah jam sebelas dan jam satu. Kemudian

diarah jam sembilan dan jam tiga.”

Jack tidak terpancing dengan ucapan Billi untuk mengikuti penjelasannya. Ia malah tampak

tercengang dan pura-pur tidak tahu.

Billi yang melihat wajah Jack seperti itu segera mengubah airmukanya. Lalu dengan wajah

serius ia berkata, “Atau jangan-jangan mereka hendak membunuhmu Jack.”

Selesai berkata demikian orang itu hendak mengambil pistol dari balik baju. Tetapi

dicegah oleh Jack dengan berkata, “Jangan sembrono. Ini tempat umum, Billi!”

Bersamaan dengan itu semua orang yang berada di dalam restoran itu bangkit berdiri dan

memegang senjata dan diarahkan kearah yang disebutkan oleh Billi.

Billi terlihat tertawa. Kemudian katanya, “Akulah yang mengirim pesan singkat itu,

dan nyatanya kamu memang membawa pasukan, Jack.”

Jack terkejut dan ia tidak memikirkan sama sekali tentang Billi. Pikir Jack, “Karena

orang yang sepuluh tahun lalu hendak dihukum mati namanya bukan Billi. Tapi

nyatanya dia kini berada dihadapan Jack.”

Teriak Raymond dari tempat duduknya, “Sudah kuperingatkan kau Jack. Tapi kau tetap

menyapanya.”

Suasana di dalam restoran itu tampak tegang sekali. Dan salah seorang dari mereka segera

menutup rapat-rapat pintu restoran tersebut, sehingga tidak ada yang dapat

keluar masuk.

Kemudian orang yang mengaku dengan nama Billi memberikan tanda kepada para anggotanya

untuk segera menurunkan kembali senjata masing-masing.

Mereka pun menuruti perintah Billi. Kecuali orang yang duduk paling dekat dengan kelima

orang yang datang bersama dengan Jack. Mereka semua tetap mengarahkan senjata

mereka kearah mereka berlima.

“Jack! Kau terlalu tegang. Apa mungkin usiamu kini sudah jauh lebih tua sehingga tampak

seperti itu?”

Sesudah berkata demikian Billi tertawa terbahak-bahak. Tetapi hanya dia sendirian yang

tertawa. Para anggotanya pun terlihat diam tidak ada yang berani ikut tertawa.

Selesai tertawa Billi berkata lagi, “Dimana kau simpan uang itu, Jack!”

Kedua mata Billi terlihat merah karena saking menahan amarah.

“Kau telah mencurinya dariku, Jack!” ucap Billi lagi sambil memukul meja yang ada didepan

dengan kerasnya.

Jack mencoba membela diri, “Uang itu sudah dibagi rata. Kalau ternyata hilang, bukan

aku yang mencuri uang itu, Bil!”

Billi menoleh kearah para anggotanya. Dengan wajah di buat tersenyum ia berkata,

“Kalian dengar semua. Orang ini mengaku tidak mengambil uangku sepeserpun.

Lalu, siapa yang mengambilnya? Setan!”

Pada saat itu Wajah Raymond juga terlihat sedikit tegang. Dan ia pun berkata, “Bukan Jack

yang mengambilnya, Billi!”

“Lantas, kau pencurinya!” kata Billi dengan suara keras sambil menunjuk kearah Raymond.

“Karena hanya kita berempat saja yang mengetahui tempat uang itu disimpan dan dibagi

rata!” seru Billi lagi dengan wajah yang semakin terlihat emosi.

“Kalau begitu, kenapa tidak kau tuduhkan saja kepada dia, Billi!” seru Raymond lagi.

Sikapnya tetap terlihat tenang.

Billi menoleh kearah Raymond, “Orang itu sudah mati. Pasti dari salah satu kalian

yang membunuhnya. Atau kalian berdua bersekongkol membunuhnya sehingga tidak

ada yang memberitahu kemana larinya uang bagianku.”

Kali ini suara Billi terdengar menyindir mereka berdua.

Raymond menggebrak meja. Lalu hendak bangkit berdiri.

Orang-orang yang berada didekat Raymond segera menodongkan moncong senapan tepat ke

dahinya.

Melihat hal itu keempat orang yang menjadi anak buah Jack dan Raymond pun ikut berdiri

pula. Tetapi mereka juga mengalami hal yang sama dengan Raymond.

Jack menatap lekat-lekat orang yang bernama Billi. Kemudian katanya, “Terus terang

saja. Kami berdua setelah mengambil bagian masing-masing tidak pernah datang

kembali kemari lagi setelah empat tahun yang lalu.”

Sesudah itu Jack menoleh kearah Raymond. Ia berharap Raymond berkata yang sama dengan

dirinya.

Raymond pun ikut mengangguk.

Billi memperhatikan keduanya secara bergantian. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari

saku celana. Kemudian ia taruh diatas meja dihadapan Jack.

“Ada jejak benda ini terjatuh didekat tempat menaruh uang bagian saya,” ucap Billi dengan

kesal.

Melihat benda itu Jack kembali menoleh kearah Raymond. Sedangkan Raymond tampak

mengangkat kedua bahu tanda ia tidak tahu menahu barang itu milik siapa.

Benda itu adalah sebuah pisau serba guna.

Jack dan Raymond merasa tidak memiliki jenis pisau seperti itu.

“Jadi, kalian berdua tidak ada yang mau mengaku kalau benda ini milik salah satu dari

kalian?” tanya Billi sambil tangannya diarahkan ke belakang.

Tampak salah satu dari orang-orang itu menyerahkan tas kecil kepada Billi.

Billi menerima tas kecil itu, lalu dibukanya tas tersebut di hadapan Jack.

Begitu benda itu dikeluarkan dari tas kecil tersebut, tampak seperti alat untuk

mengecek darah.

“Alat ini untuk mencocokan sidik jari kalian yang ada di pisau ini. Dan kalau diantara

kalian akuratnya diatas tujuh puluh persen, maka dialah pemilik pisau

tersebut!” ucap Billi dengan ketus.

Episodes
1 Penyamaran
2 Pertemuan Yang Menegangkan
3 Masalah Baru
4 Tak Menyangka
5 Konflik
6 Bertemu Dengan Salah Satu Penguasa
7 Akibat Dari Sebuah Perbuatan
8 Mencari Tahu Lebih Dalam Lagi
9 Di Jebak
10 Babak Baru Dimulai
11 Hampir Saja
12 Pengakuannya
13 Orang itu Mengaku Sebagai Pemilik Cek
14 Pengakuan Orang Itu
15 Sinyal Hilang
16 Cucu Saitama
17 Waspada
18 Masa Lalu
19 Tidak terbanyangkan
20 Terjadi Juga
21 Bunyi Tik
22 Tamu tak Diundang
23 Suasana yang Menegangkan
24 Hampir Saja
25 Semoga Saja
26 Hanya Sedikit yang Tahu
27 Tambang Emas
28 Taruhan Nyawa
29 Jatuh Korban
30 Terserah Saja
31 Mencari Tahu
32 Terang-terangan
33 Berharap
34 Akibat dari Salah Sinyal
35 Saling Membalas
36 Dasar Lelaki
37 Tidak ada Yang Tidak bisa
38 Akhirnya Sampai Juga
39 Terlambat
40 Ada Niat Saling Memanfaatkan
41 Saling Berkaitan
42 Ternyata Oh Ternyata
43 Gara-gara Satu Orang
44 Pin Berbentuk Naga
45 Musuh Yang Sama
46 Melakukan Pengejaran
47 Serangan yang Tiba-tiba
48 Kembar Siam
49 Banyak yang Menghendaki Dia Mati
50 Lolos Lagi
51 Melancarkan Balasan
52 Bili kehilangan Lika
53 Lika Sembunyi di Salah Satu Pulau
54 Meyakinkan Diri Sendiri
55 Sesungguhnya Siapakah Orang itu?
56 Keduanya Bertemu Lagi Dalam Keadaan Tidak Baik.
57 Apakah Raymond mati?
58 Nasih Seseorang Tidak Ada yang Tahu
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Penyamaran
2
Pertemuan Yang Menegangkan
3
Masalah Baru
4
Tak Menyangka
5
Konflik
6
Bertemu Dengan Salah Satu Penguasa
7
Akibat Dari Sebuah Perbuatan
8
Mencari Tahu Lebih Dalam Lagi
9
Di Jebak
10
Babak Baru Dimulai
11
Hampir Saja
12
Pengakuannya
13
Orang itu Mengaku Sebagai Pemilik Cek
14
Pengakuan Orang Itu
15
Sinyal Hilang
16
Cucu Saitama
17
Waspada
18
Masa Lalu
19
Tidak terbanyangkan
20
Terjadi Juga
21
Bunyi Tik
22
Tamu tak Diundang
23
Suasana yang Menegangkan
24
Hampir Saja
25
Semoga Saja
26
Hanya Sedikit yang Tahu
27
Tambang Emas
28
Taruhan Nyawa
29
Jatuh Korban
30
Terserah Saja
31
Mencari Tahu
32
Terang-terangan
33
Berharap
34
Akibat dari Salah Sinyal
35
Saling Membalas
36
Dasar Lelaki
37
Tidak ada Yang Tidak bisa
38
Akhirnya Sampai Juga
39
Terlambat
40
Ada Niat Saling Memanfaatkan
41
Saling Berkaitan
42
Ternyata Oh Ternyata
43
Gara-gara Satu Orang
44
Pin Berbentuk Naga
45
Musuh Yang Sama
46
Melakukan Pengejaran
47
Serangan yang Tiba-tiba
48
Kembar Siam
49
Banyak yang Menghendaki Dia Mati
50
Lolos Lagi
51
Melancarkan Balasan
52
Bili kehilangan Lika
53
Lika Sembunyi di Salah Satu Pulau
54
Meyakinkan Diri Sendiri
55
Sesungguhnya Siapakah Orang itu?
56
Keduanya Bertemu Lagi Dalam Keadaan Tidak Baik.
57
Apakah Raymond mati?
58
Nasih Seseorang Tidak Ada yang Tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!