Di Jebak

Wanita itu pun berlari mengejar ke tempat yang ia pikir adalah tempat yang baik untuk

melancarkan serangan tersebut, tetapi begitu ia sampai ternyata suasana tempat

itu sunyi senyap. Tidak terasa ada angin sama sekali.

“Aneh!” gumam si wanita itu, akhirnya ia bergegas lari ke kamar LIka untuk mengetahui

keadaan teman-temannya.

Tapi ketika ia melewati kembali tempat dimana kelima orang itu tewas seketika, ternyata

jasad tubuh kelima orang itu sudah tidak ada di situ lagi.

Sepertinya si wanita enggan untuk menyelidik, ia lebih khawatir kepada teman-temannya.

Maka ia pun bergegas kembali ke kamar LIka.

Begitu si wanita telah meninggalkan tempat itu, muncullah seseorang. Sepertinya ia

mempunyi ilmu menghilang.

Ia pun berkata, “Walaupun kita sudah lama tidak bertemu, ternyata kemampuanmu masih

segitu-segitu juga.”

Selesai berkata demikian ia menghilang lagi.

Si wanita itu pun bergegas membuka kamar di mana LIka berada bersama dengan

teman-temannya yang lain.

Si wanita itu terkejut ketika membuka pintu kamar LIka, ternyata semua orang sudah tertidur

pulas termasuk Lika.

Wanita itu pun mengambil gelas berisi kopi lalu mengendusnya.

“ADa obat tidurnya!” gumam si wanita. Ia pun segera membangunkan satu per satu

teman-temannya.

Beruntung semuanya belum terlalu lama meminum kopi tersebut, sehingga mereka semua lekas

bangun kembali.

Si wanita itu pun juga membangunkan LIka. Dan Lika terkejut ketika mendengar suara wanita

itu lagi.

“Terima kasih,” ucap Lika ketika melihat wanita itu ada di hadapannya.

“Sudahlah,” balas si wanita itu kepada LIka.

Ia pun merasa senang ketika semuanya sudah terbangun dari pengaruh obat bius yang

berada di dalam kopi yang mereka minum.

Baru saja sadar dari pengaruh obat bius, tiba-tiba pintu kamar di buka dari luar. Dan

wajah Johan II terlihat dalam keadaan acak-acakan.

Ia pun terkejut ketika di dalam kamar itu banyak orang. Dan ia segera mengeluarkan

pistolnya dari belakang pinggangnya.

Beruntung LIka segera berkata, “Mereka semua paman dan bibiku!” karena wajah mereka semua

memang terlihat lebih tua dari dirinya dan juga Johan II.

Mendengar itu Johan II memasukkan kembali pistolnya sambil berjalan mendekati LIka, “Kamu

kok engak bilang kalau punya paman dan bibi?”

Lika pun langsung protes, “Aku tak sadarkan diri. Tiba-tiba saja ketika aku sadar muncul

orang-orang yang tidak aku kenal dan hampir saja aku mati kalau mereka semua

tidak segera datang. Sedangkan kamu sendiri kemana!”

Wajah Johan II seperti tertampar. Lalu ia menoleh kearah semua orang yang di panggil paman

dan bibi oleh LIka. Ia pun segera berkata, “Terima kasih atas perlindugan

kalian terhadapnya.”

Balas Jack segera mendahului yang lain, “Jangan begitu. Justru kamilah yang harus

mengucapkan banyak terima kasih kepadamu. Kalau tidak segera di bawa kerumah

sakit ini, mungkin saat ini keponakan kami semata wajang sudah tidak ada lagi.”

“Oh iya. Hari sudah menjelang pagi. Sekiranya kalau paman dan bibi mau beristirahat,

saya ada hotel persis berada di sebelah rumah sakit ini.”

Tanpa basa-basi lagi keempat orang yang datang bersama dengan Jak dan Raymound

berkata, “Tolong antarkan kami kesana sekarang.”

Mendengar itu LIka menegur mereka semua, “Paman! Bibi!”

Johan II tersenyum, lalu ia berjalan keluar mendahului sambil berkata, “Kalian semua

ikutlah denganku!”

Keempat orang itu segera keluar kamar meninggalkan LIka. Tetapi kedua gurunya sama

sekali tidak beranjak keluar.

“Guru!” tegur Lika dengan suara dikecilkan ketika melihat kedua gurunya tidak ikut

keluar meninggalkan dirinya.

Raymound berkata, “kami berdua sudah lama bersama denganmu. Dan sudah kami anggap

sebagai anak kami sendiri. Sekarang kamu dalam kesulitan, masa kami berdua

sebagai orang tuamu meninggalkan dirimu.”

Mendengar suara salah satu gurunya Lika merasa terharu, “Terima kasih.”

Suara Lika terdengar sedih. Rasanya hendak menitikkan airmata.

Pengusiran itu teringat kembali, pikirnya, “Kedua orang tua kandungku saja mengusir aku.

Mereka berdua merasa malu pada saat mengetahui aku di perkosa.”

Melihat air mata yang keluar dari kedua mata LIka, “Sudahlah! Sebaiknya hal itu jangan kamu

ingat-ingat lagi.”

Suara Jack menyadarkan lamunannya.

“Tidurlah!” kami berdua berjaga-jaga di luar,” kata Raymound sambil keluar dari kamar

tersebut sambil mematikan lampu.

Saat itu sudah pukul tiga pagi.

Kedua gurunya dan keempat temannya sudah keluar dari kamar Lika dimana gadis itu

sedang dirawat karena mengalami luka pada bagian tubuh pinggang sebelah

kanannya.

Kamarnya kembali gelap. tetapi gadis itu tidak bisa tidur, ia teringat akan ucapan si

Johan II kalau dirinya mirip seperti ibunya.

Ia mengingat-ingat sejenak, lalu ia seperti terperanjat dan segera menutup

mulutnya sendiri agar suara teriakannya tidak terdengar sampai keluar.

Gadis itu rupanya teringat kembali akan kejadian beberapa tahun yang lalu kalau dia

sengaja membunuh wanita yang sedang sekarat tanpa indentitas sama sekali. Dan

wanita itu berada di sekitar tempat kejadian dirinya di perkosa oleh ketujuh

orang .

“Jangan-jangan!” gumamnya pelan. Lalu ia buru-buru menepis pikiran tersebut, “Ah, tidak mungkin

mamanya si Johan II.”

Gadis itu pun kembali melihat cek yang di terima oleh bosnya Bram orang yang telah

memperkosanya. Ia pun segera dapat ide, “Aku akan ke bank yang telah

mengeluarkan cek ini untuk dapat bertemu dengannya.”

Selesai itu Lika memasukkan cek itu ke dalam saku bajunya. Ia pun memejamkan kembali kedua

matanya. Entah kenapa tangannya mengeluarkan sebuah pisau dari saku celananya

dan di letakkan di bawah tubuhnya sendiri.

Sesudah meninggalkan kamar LIka di rumah sakit bersama dengan kedua orang gurunya, keempat

orang anak buah kedua guru itu yang mengikuti Johan II menuju ke hotel yang

berada di dekat rumah sakit tersebut yang di janjikan oleh Johan II kepada

mereka semua.

Setibanya di hotel tersebut, respon keempat orang itu terlihat biasa saja.

Johan II pun tidak memperhatikan mereka semua ketika berada di depan resepsionis.

“Berikan mereka kamar yang bagus di sini,” ucap Johan II kepada petugas resepsionis di

hotel tersebut.

Sesudah itu ia berkata kepada keempat orang itu, “Semoga kalian nyaman tinggal disini. Aku

tinggal dulu.”

Johan II bergegas pergi meninggalkan mereka menuju ke lift hotel menuju ke kamarnya lagi

dimana Marisa masih menunggu kedatangannya.

Hotel itu cukup bagus. Dan sepertinya banyak yang menginap di hotel tersebut, dan ketika

keempat orang itu sudah menerima dua buah kunci kamar. Dan berjalan menuju ke

lift, karena mereka mendapat kamar di lantai dua belas.

Bersamaan dengan itu muncul dua orang pria yang berjalan dalam keadaan mabuk.  Rupanya mereka sangat tertarik dengan tubuh dan wajah si wanita yang berjalan bersama dengan ketiga pria.

Rupanya wanita yang mereka tuju adalah anak buah Raymond dan Jack.

“Sepertinya kedua orang ini salah sasaran,” kata si kepala botak pelontos dengan suara

berbisik kepada temannya yang bertubuh kurus.

Si kepala botak itu bernama Wili sedangan yang bertubuh kurus bernama Sandi.

Sedangkan temannya yang satu lagi bertubuh agak pendek berkata kepada si wanita yang

berjalan disebelahnya, “janganlah buat onar.”

Orang yang bertubuh pendek itu bernama Oman. Dan si wanita bernama Bella.

Dengan ketus Bella berkata, “Kalau mereka tidak macam-macam, aku tidak akan memulai.”

Suara si wanita terdengar lirih dan ia pun tidak tersenyum sama sekali ketika kedua

pemuda itu memperhatikan dirinya.

Kedua lelaki itu mendekatinya dan berkata, “Manis, maukah kamu bercinta dengan kami?”

sambil berkata demikian keduanya mengambil dompet dan memperlihatkan isinya.

Masing-masing dompet mereka isinya uang dolar amerika semua. Tidak ada yang lain. Dan ketika

mereka keluarkan satu lembarnya bernilai seribu dollar. Berarti dalam dompet

mereka masing-masing terdapat seratus ribu dolar amerika. Selain itu ada banyak

kartu kredit.

Si kepala botak memperhatikan wajah pemuda itu, lalu ia pun segera mengingatnya dan

berkata, “Bukankah kalian berdua cucu dari tuan besar Saitama?”

Dia adalah salah satu ketua mafia yang terkenal kejam dan saat ini sangat berkuasa.

Kedua pemuda itu menoleh mendengar si kepala botak menyebutkan kakek mereka.

Episodes
1 Penyamaran
2 Pertemuan Yang Menegangkan
3 Masalah Baru
4 Tak Menyangka
5 Konflik
6 Bertemu Dengan Salah Satu Penguasa
7 Akibat Dari Sebuah Perbuatan
8 Mencari Tahu Lebih Dalam Lagi
9 Di Jebak
10 Babak Baru Dimulai
11 Hampir Saja
12 Pengakuannya
13 Orang itu Mengaku Sebagai Pemilik Cek
14 Pengakuan Orang Itu
15 Sinyal Hilang
16 Cucu Saitama
17 Waspada
18 Masa Lalu
19 Tidak terbanyangkan
20 Terjadi Juga
21 Bunyi Tik
22 Tamu tak Diundang
23 Suasana yang Menegangkan
24 Hampir Saja
25 Semoga Saja
26 Hanya Sedikit yang Tahu
27 Tambang Emas
28 Taruhan Nyawa
29 Jatuh Korban
30 Terserah Saja
31 Mencari Tahu
32 Terang-terangan
33 Berharap
34 Akibat dari Salah Sinyal
35 Saling Membalas
36 Dasar Lelaki
37 Tidak ada Yang Tidak bisa
38 Akhirnya Sampai Juga
39 Terlambat
40 Ada Niat Saling Memanfaatkan
41 Saling Berkaitan
42 Ternyata Oh Ternyata
43 Gara-gara Satu Orang
44 Pin Berbentuk Naga
45 Musuh Yang Sama
46 Melakukan Pengejaran
47 Serangan yang Tiba-tiba
48 Kembar Siam
49 Banyak yang Menghendaki Dia Mati
50 Lolos Lagi
51 Melancarkan Balasan
52 Bili kehilangan Lika
53 Lika Sembunyi di Salah Satu Pulau
54 Meyakinkan Diri Sendiri
55 Sesungguhnya Siapakah Orang itu?
56 Keduanya Bertemu Lagi Dalam Keadaan Tidak Baik.
57 Apakah Raymond mati?
58 Nasih Seseorang Tidak Ada yang Tahu
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Penyamaran
2
Pertemuan Yang Menegangkan
3
Masalah Baru
4
Tak Menyangka
5
Konflik
6
Bertemu Dengan Salah Satu Penguasa
7
Akibat Dari Sebuah Perbuatan
8
Mencari Tahu Lebih Dalam Lagi
9
Di Jebak
10
Babak Baru Dimulai
11
Hampir Saja
12
Pengakuannya
13
Orang itu Mengaku Sebagai Pemilik Cek
14
Pengakuan Orang Itu
15
Sinyal Hilang
16
Cucu Saitama
17
Waspada
18
Masa Lalu
19
Tidak terbanyangkan
20
Terjadi Juga
21
Bunyi Tik
22
Tamu tak Diundang
23
Suasana yang Menegangkan
24
Hampir Saja
25
Semoga Saja
26
Hanya Sedikit yang Tahu
27
Tambang Emas
28
Taruhan Nyawa
29
Jatuh Korban
30
Terserah Saja
31
Mencari Tahu
32
Terang-terangan
33
Berharap
34
Akibat dari Salah Sinyal
35
Saling Membalas
36
Dasar Lelaki
37
Tidak ada Yang Tidak bisa
38
Akhirnya Sampai Juga
39
Terlambat
40
Ada Niat Saling Memanfaatkan
41
Saling Berkaitan
42
Ternyata Oh Ternyata
43
Gara-gara Satu Orang
44
Pin Berbentuk Naga
45
Musuh Yang Sama
46
Melakukan Pengejaran
47
Serangan yang Tiba-tiba
48
Kembar Siam
49
Banyak yang Menghendaki Dia Mati
50
Lolos Lagi
51
Melancarkan Balasan
52
Bili kehilangan Lika
53
Lika Sembunyi di Salah Satu Pulau
54
Meyakinkan Diri Sendiri
55
Sesungguhnya Siapakah Orang itu?
56
Keduanya Bertemu Lagi Dalam Keadaan Tidak Baik.
57
Apakah Raymond mati?
58
Nasih Seseorang Tidak Ada yang Tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!