CHAPTER 17

...✨Enjoy the Reading✨...

🖤

🖤

Mentari bersinar dengan terangnya pagi ini, cahayanya yang menyilaukan mata, menyeruak masuk melalui pintu balkon yang sudah dibuka dengan lebar.

Udara sejuk yang terkesan dingin, menyapu permukaan kulit yang tidak dibalut selimut tebal. Membuat empunya menggeliat malas, dengan mata yang senantiasa tertutup rapat.

“Eengghh dingin..” lenguhnya pelan, tangannya sibuk meraba sekitar, lalu menarik kembali selimut, menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam sana.

Meskipun terkesan begitu pelan, nyatanya suara lenguhan itu masih bisa didengar dengan jelas oleh pria yang tengah berdiri dibalkon kamar.

Dia menoleh, masih dengan ponsel yang menempel pada telinga kirinya.

“Aku akan menghubungimu nanti...” memilih untuk mengakhiri obrolannya, Lucas melangkah santai menuju ranjang.

Bibir tipis itu melengkuk sempurna, mendapati jika gadisnya masih bergumul dibawah selimut tebal. Duduk dengan tenang di tepi ranjang, Lucas menatap gemas ke arah selimut.

“Sky..” dipanggilnya nama itu dengan lembut, tangannya bergerak untuk menarik selimut yang menelan tubuh mungil Sky.

“Aaaa.. aku masih mengantuk Agnes!!” Mendesah kesal dibalik selimut, gadis ini ternyata belum menyadari akan sesuatu hal.

Lucas memiringkan kepalanya, Agnes? Sepertinya dia pernah mendengar nama ini sebelumnya.

“Ini hampir siang, bangun dan isi perutmu terlebih dahulu. Setelahnya kau bisa tidur lagi..” Lucas kembali berucap, masih dengan nada bicaranya yang lembut.

“Cckk.. aku bilang masih mengantuk Nes!” Berdecak kesal, menepis kasar tangan Lucas yang ingin menarik selimutnya kembali.

“Huh.. “ habis sudah kesabaran Lucas.

Ditariknya selimut itu dengan cepat, membuat Sky benar-benar tersadar dari tidurnya. Matanya yang sembab, memaksa untuk mendelik, menatap kesal ke arah seseorang yang ia kira adalah Agnes, sahabatnya.

“Aku bi...” kalimatnya terhenti, mendapati seorang pria yang terkenal dingin, tengah menatapnya jengah.

“Masih tidak mau bangun?” Nada bicara kembali datar seperti biasanya.

Gugup, ekspresi wajah Sky berubah seketika “Tu-tuan Lucas.. kenapa anda berada disini?” Bergegas duduk, meskipun nyawanya belum terkumpul sempurna.

“Ini kamarku..”

Sky melotot tak percaya, matanya mengedar ke hampir seluruh bagian ruangan yang ternyata memang bukan kamar miliknya.

“Apakah obat itu memiliki efek samping yang bisa membuatmu amnesia?” Lucas mengeluarkan kalimat sindiran kala gadis itu masih sibuk melihat sekelilingnya, seolah tak percaya jika ini memang benar-benar kamar milik tuannya.

“Obat? Amnesia?” Sky bergumam sendiri, bersamaan dengan ingatan tentang kejadian tadi malam perlahan kembali.

“Bukankah semalam aku berada di tempat asing dengan begitu banyak pria. Mereka menyuntikkan sesuatu aneh ke dalam tubuhku. Hingga rasanya seperti terbakar dan tidak nyaman....” Sky terus berdialog, seperti mengumpulkan serpihan demi serpihan ingatan tentang kejadian malam tadi.

Lucas terdiam,membiarkan Sky untuk berceloteh dengan sendirinya, mengumpulkan semua ingatannya.

Sky menutup mulutnya yang terbuka lebar “Tuan.. “

“Hhmm..” berdehem pelan menjawab panggilan Sky yang sedikit keras.

Sky melihat ke bawah, kembali terkejut kala mendapati dirinya sudah memakai pakaian yang berbeda.

Tangan Sky tiba-tiba bergerak cepat menutupi dada bagian depannya “Aku masih bisa menjaga batasanku tadi malam, jadi tenang saja” potong Lucas, yang tau arti tatapan Sky.

“Syukurlah...”

“Tapi, si-siapa yang menggantikan baju saya?” Bertanya lirih, selirih mungkin hingga terdengar begitu samar.

Lucas tertawa renyah “Kekasih Nicholas, aku memintanya datang kemarin” bohongnya

Namun apa ini, kenapa kedua pipi Sky bersemu merah setelahnya. Bahkan ia menarik selimut dan berusaha menyembunyikan tubuhnya kembali.

“Sky ada apa?”

“Jangan berbicara dulu tuan.. saya malu..aaaaa!!” Sky berteriak dari dalam sana, namun teredam sempurna oleh selimut tebal itu.

Oh, bisa Lucas simpulkan sekarang, jika Sky sudah mengingat semua kejadian malam tadi.

“Jadi kau tidak mau bangun dan menyantap daging dengan saus barbeque yang enak?! Huh sayang sekali” Sebisa mungkin untuk Lucas tidak tertawa sekarang, melihat bagaimana sesuatu dari balik selimut itu terdiam.

Lihat, cacing di dalam perut Sky bahkan tak mau bekerjasama dengan tuannya.

“Aaaa... kenapa kalian semakin menjatuhkan harga diriku!!” Berteriak kesal dalam hati pada perutnya sendiri.

********

Sky sangat ingin mengutuk dirinya sendiri sekarang, karena pada akhirnya ia harus duduk di meja makan dengan beberapa hidangan yang tak bisa ia tolak.

Namun ini bukan sepenuhnya kemauan Sky, Lucaslah yang memaksanya untuk menyantap semua makanan ini, sungguh. Meskipun pada kenyataan ia menikmati di setiap gigitan daging yang masuk ke dalam mulutnya, bahkan kepalanya

menggeleng gemas karena steak ini benar-benar meleleh ketika di kunyah.

“Enak?” Pertanyaan itu akhirnya terdengar dari bibir Lucas, setelah beberapa menit terdiam.

“Hhmm... enak..hh” mengangguk cepat dengan mulut yang masih sibuk mengunyah, Sky bahkan lupa untuk melirik lawan bicaranya.

Lucas tak bisa menahan senyumnya, ditatap wajah dengan pipi mengembang karena daging yang memenuhi seluruh rongga mulutnya.

Tentu saja Sky sadar, dibalasnya tatapan itu tak kalah lekat “Tuan, kenapa menatap saya seperti itu? Pasti karena saya terlihat begitu rakus?” Bibirnya mengerucut lucu, ekspresi berubah sendu namun mulutnya tetap mengunyah.

“Karena lucu, aku suka melihat pipimu yang mengembang itu” jawab Lucas jujur, tak lupa ia menampilkan senyum terbaiknya, membuat wajah sky merah padam.

Sky menyudahi aksi saling menatapnya, menunduk malu sembari memasukkan kembali potongan daging ke dalam mulutnya. Selain itu, ada sesuatu di dalam sana berdetak kencang, melihat senyuman manis yang ia lihat untuk pertama kalinya.

“Hhuuaaa tuan Lucas sangat manis jika tersenyum..” jiwa jomblo seorang Sky meronta di dalam sana.

“Bagaimana bisa ada manusia setampan ini, pikirnya.

“Sky..” panggil Lucas lembut.

“Iya..” Sky mengangkat wajahnya malu, nada bicara ini terdengar begitu lembut.

“Mulai saat ini kau adalah milikku..”

“Uuhhuukk... Uuhhuukk!!” Sky tersedak sekarang, apa yang ia dengar barusan? Ada apa dengan telinganya?

Lucas panik, bergegas mengambil segelas air dan memberikannya pada Sky. Gadis itu menerimanya dengan cepat, matanya senantiasa melirik ke arah Pria itu.

“Kau menelan tulang?” Pertanyaan bodoh macam ini.

“Bukan tulang, tapi pernyataanmu!” Teriak Sky dalam hati

Sky menggeleng ribut dengan gelas ujung gelas yang masih menyentuh bibirnya.

“Hah..” bernafas lega, setidaknya daging itu tidak masuk ke dalam hidungnya.

“Tu-tuan..”

“Panggil Lucas saja..” potong pria itu dengan cepat.

“Tapi..”

“Jika aku bilang ini adalah sebuah perintah, apakah kau masih mau melanggar?” Imbuhnya

“Baiklah, kak Lucas.. bagaimana?” Tawar Sky, karena memang terdengar tidak sopan jika memanggil nama pria itu, terlebih ia nampak lebih tua darinya.

“Terserah kau saja, asal jangan tuan..”

menarik nafas dalam, sebelum Sky melanjutkan kalimatnya yang terpotong tadi.

“Hhmm kak Lucas, apa maksudnya aku milikmu?” Nada bicara Sky terdengar sangat berhati-hati, bahkan sekarang ia menggigit bibir bagian bawahnya setelah mengatakan hal itu.

Lucas menyandarkan tubuhnya pada kursi “Aku sudah membelimu tadi malam dan itu artinya kau sudah menjadi milikku sekarang” Ia mengulang pernyataan itu sekali lagi.

“Apakah itu artinya aku menjadi simpanannya?” Gerutu Sky dalam hati, ia semakin ketakutan sekarang.

“Apa ini yang dinamakan sugar daddy? Dan aku sugar baby” Cicitnya, yang masih bisa didengar jelas oleh Lucas.

“Bisa di katakan seperti itu”

Sky mendongak “Ta-tapi aku tidak bisa melayani kakak...” kembali ia menggigit bibirnya takut, entah kenapa ia bisa memikirkan hal itu. Membuat Lucas tertawa sekarang.

“Hahaha.. apa maksudmu melayani?”

“Itu.. seperti melayani di atas ranjang..” masih dengan raut wajah malu.

Lucas tidak bisa mengendalikan dirinya, gadis ini benar-benar polos. Darimana dia mendapat pemikiran seperti ini?

“Katakan, dimana kau mendapat pemikiran seperti itu, Hhmm?” Lucas menatap lekat Sky, masih dengan wajah yang berseri.

“Novel..” jawabnya polos

Lucas menggeleng pelan, benar-benar polos “Sky.. bagaimana jika aku bilang, bahwa aku mencintaimu!”

Sky kembali mendongak kala mendengar pernyataan yang keluar dari bibir Lucas. Ada apa dengan tuannya ini? Kenapa begitu aneh dan mengeluarkan kalimat yang membuatnya bingung?

“Tidak perlu menjawabnya sekarang! Yang perlu kau ingat, Kau adalah milikku sekarang dan seterusnya”

Setelah mengatakan kalimat itu, Lucas berdiri namun belum beranjak “ Habiskan makananmu, dan tidurlah setelah ini. Aku akan pergi untuk mengurus sesuatu..” setelah benar-benar pergi dari tempat itu, meninggalkan Sky yang masih terdiam disana.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!