...✨Enjoy the Reading✨...
🖤
🖤
Tokyo, Jepang
Hujan turun dengan lebatnya pagi ini, memaksa untuk Lucas mengundur penerbangannya barang beberapa jam kedepan.
“Hanya beberapa jam! Tidak boleh ditunda”
Itu yang ia katakan kepada Nicholas saat pria itu datang dengan kabar tidak mengenakan.
Secangkir teh hangat, menjadi teman setianya untuk mengusir udara dingin yang mulai menusuk kedalam jacket tebalnya. Tatapannya menerawang jauh, menembus kaca tebal ruangan kerjanya.
“Penerbangan sudah dibuka master..” Lucas tersenyum miring, kabar yang sudah ia tunggu-tunggu akhirnya membuahkan hasil.
“Jangan membuang waktu! Kita bergegas” seperti perkataannya barusan, pria bertubuh tinggi itu berdiri dan melangkah dengan lebar keluar ruangan. Diikuti oleh sang tangan dari belakang.
Sejujurnya Nicholas sedikit bingung dengan tuannya ini. Seseorang yang ia kenal santai dan tidak suka terburu-buru, menghubunginya berkali-kali hanya untuk menanyakan keberangkatan pesawat mereka.
Bahkan, saking tidak sabarnya untuk kembali ke tanah kelahiran, Lucas meminta Nicholas menyiapkan Jet Pribadi. Yang mana, seorang Lucas sangat tidak suka menggunakannya selama ini. Karena biasanya mereka menggunakan pesawat dengan tempat duduk bisnis class, turun di bandara dan berbaur dengan masyarat umum, dengan penyamaran ketat.
Sepertinya gadis itu alasan utamanya, pikir Nicholas.
•
•
Pukul 18.00
Sky menatap kagum hidangan yang sudah tertata rapi di atas meja. Bangga, itulah yang dia rasakan walaupun masakan itu bukan hasil kerjanya. Sky hanya diminta untuk menatanya saja, setelah para koki selesai memasak.
“Uumm.. baunya sangat enak” bergumam pelan, dengan air liur yang rasanya ingin menetes keluar.
Matanya melirik ke arah jam berbentuk bulat besar di ruang tamu sana. Sepi, bangunan besar ini kembali hening seperti pagi tadi. Hanya ada dirinya disini, seperti yang pria bernama Keenan itu katakan.
“Tidak ada selain dirimu yang akan tinggal dan tidur disini! Mereka hanya akan datang saat dibutuhkan dan pergi setelah pekerjaannya selesai”
Begitulah kalimat terakhir Keenan sebelum pergi meninggalkannya pagi tadi. Dan benar saja, beberapa orang, sekitar 4-5 seingat Sky. Mereka datang, lalu mengerjakan tugas dan pergi tanpa bertegur sapa dengannya lebih dulu.
Terasa aneh, namun ia tak mau terlalu memikirkannya. Disini ia digaji untuk bekerja dan mengikuti aturan yang ada.
“Apakah aku boleh mandi sebentar dan meninggalkan semua ini?” Berbicara sendiri sudah menjadi kebiasaannya sejak ia ditinggalkan seorang diri.
“Sepertinya tidak kenapa…”
“Bisakah kalian diam dan tenang disini selama aku tidak ada..” dan sekarang dia sedikit gila sepertinya, karena berbicara dengan makanan-makanan itu.
Tangan lentiknya melepas tali apron yang terikat kuat di pinggang rampingnya. Matanya masih fokus dengan hidangan itu, seolah mereka akan lari jika dia berpaling.
“Oke, jadilah anak-anak baik selama aku pergi! Byee” Sky melambaikan tangannya ke arah makanan setelah meletakkan apron berwarna hitam itu ke tempat semula. Lalu melenggang pergi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
Waktu berjalan dengan cepat, sudah hampir 4 jam lamanya ia duduk didepan TV berukuran 72 inch yang berada diruang tamu. Rasa kantuk serta lelah, menyerangnya secara bersamaan, memaksa kedua matanya untuk tertutup rapat.
“Hah, kenapa belum datang juga. Aku ngantuk dan juga penasaran” gerutunya setelah melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 22.00.
Dia sangat ingin tidur, namun tugas serta rasa penasarannya tak bisa ia tinggalkan begitu saja. Keenan bilang, dia boleh beristirahat setelah si pemilik menyelesaikan makan malamnya.
“Aaa kenapa dia belum datang?” Sky hampir tak bisa melawan rasa kantuknya, namun ia harus berusaha keras untuk tetap terjaga.
“Jangan tertutup tolong! Kau tidak boleh tidur Sky!” Dengan bantuan jari-jarinya yang lentik, Sky menahan kedua bola matanya yang semakin tak bisa ia kendalikan.
Meskipun di menit berikutnya ia benar-benar kalah dan tertidur diruang tamu, dengan wajah beralaskan bantal sofa. Sky sudah berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, namun ia benar-benar tidak kuat.
Dua jam berlalu, pintu utama akhirnya terbuka, menampilkan seorang pria dengan sang tangan yang berjalan di belakangnya.
Langkah panjangnya terhenti, ketika sebuah pemandangan yang cukup asing menarik perhatiannya.
“Nic, apa kau sudah memberitahu Keenan tentang kepulanganku yang sedikit terlambat?” Lucas bertanya pada lelaki yang berdiri dibelakangnya, namun atensinya masih tak teralihkan dari arah ruang tamu.
“Maafkan saya master!” Nicholas menundukkan kepalanya. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi, kalimat itu sudah memberi jawaban atas keteledoran yang Nicholas lakukan kali ini.
“Hhmm.. kau boleh pergi” titahnya
“Baik master! Selamat malam”
Tinggallah Lucas seorang diri sekarang, berdiri untuk beberapa detik di tempat yang sama. Menatap lurus ke depan, tertuju pada meja kecil di tengah-tengah sofa.
Tersenyum miring, melihat wajah yang terlihat manis walaupun tengah terlelap. Kaki jenjang itu akhirnya melangkah pelan, sepelan mungkin agar sepatu yang ia gunakan tak mengeluarkan suara.
Perlahan ia melepas jas berwarna biru navy yang dikenakan, meletakkannya di sofa berwarna hitam glosy.
“Kau pasti kelelahan..” bergumam pelan, lalu berjongkok dengan hati-hati dihadapan gadis itu.
“Hy.. kita bertemu lagi!” Tersenyum manis, bibir tipis itu melengkuk sempurna. Membuat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat. Jika Nicholas berada disana, sudah pasti ia akan tercengang melihat wajah datar itu tersenyum manis.
“Aku yakin kau tidak mengingatku, tapi tidak apa karena aku yang akan mengingatmu” bibir yang terkenal irit bicara itu juga berceloteh sekarang, mengeluarkan kata-kata manis yang entah ia dapat dari mana.
Lucas kembali terdiam, dipandangi wajah Sky semakin dalam lagi. Jantungnya berdetak kencang, sama persis ketika dirinya mengunci rapat wajah cantik ini didalam pikirannya.
Tangan dengan urat-urat yang menyembul keluar, terangkat dan mencoba untuk terselip di antara bantal sofa. Pelan namun pasti, Lucas akan mencoba untuk memindahkan tubuh Sky ke dalam kamar. Dia berharap gadis ini tidak terbangun nanti saat ia menggendongnya.
“Sstttt.....” Lucas sedikit panik ketika Sky menggeliat saat tubuhnya sudah bersiap untuk diangkat. Ia memutuskan untuk diam sejenak, agar Sky tidak terbangun nantinya.
Setelah memastikan jika gadis itu sudah kembali tenang, barulah Lucas berani untuk melangkah, tetap dengan langkah yang sangat berhati-hati.
“Kau ringan sekali. Badanmu kurus” matanya menatap tubuh mungil dan kurus itu dari atas sampai bawah.
Tidak butuh waktu lama untuk Lucas sampai di kamar belakang, tempat yang sudah ia sediakan khusus untuk gadis ini. Ia meletakkan tubuh Sky di atas ranjang, lalu menarik pelan lengannya dari leher gadis itu.
“Selamat malam dan selamat beristirahat, semoga kau bermimpi indah” lucas menyempatkan diri untuk memberi ucapan selamat malam, sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu.
“Diam!!”
Tubuh Lucas membeku dan tak berani berbalik, ketika mendengar suara dari arah ranjang.
“Sial, apakah dia terbangun?!” Batin Lucas, yang tak berani bergerak.
Untuk beberapa detik berlalu, tak terdengar lagi suara, sehingga Lucas memutuskan untuk melangkah lagi.
“Aku bilang diam dan jangan bergerak!”
Gadis itu kembali berbicara, kali ini sedikit berteriak. Membuat Lucas terdiam lagi, bahkan jantungnya berdetak kencang.
“Kalau kalian pergi, tuanku tidak akan mendapat makan malam hari ini”
Oh, sepertinya gadis ini mengigau
Lucas akhirnya memberanikan diri untuk berbalik, semoga dugaannya benar.
“Eengghh...” lenguhan kecil itu menandakan jika gadis itu sudah kembali terlelap. Sepertinya dia memang mengigau, membuat Lucas bisa bernafas lega.
“Sampai bertemu besok”
Lucas benar-benar pergi dan keluar dari ruangan itu. Menutup pintu dengan rapat, meninggalkan Sky yang kembali terlelap dalam tidurnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments