...✨Enjoy the Reading✨...
🖤
🖤
Gugup, masih tetap melanda diri Sky, setiap kali dirinya harus bertemu dengan sang CEO, pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Terhitung sudah 1 tahun lamanya gadis itu bekerja disana, pun sudah beberapa kali juga mereka bertemu. Namun tetap saja tidak bisa mengontrol rasa gugupnya setiap kali berhadapan langsung dengan bosnya itu.
“Hushh..” menghembuskan nafas panjang, Sky menatap pintu berwarna hitam bertuliskan CEO ROOM.
Tangan putih mulus dengan urat-urat berwarna hijau muda, terangkat. Mendarat dengan mantap di atas pintu dan mengetuknya untuk beberapa kali.
TOK!
TOK!
TOK!
“Masuk!”
Suara berat khas sang CEO berdengung di telinga Sky. Terdengar biasa saja, namun tetap membuat gadis itu semakin gugup.
Kaki jenjang yang dibalut celana kain hitam, melangkah maju. Mengerahkan semua tenaganya untuk mendorong pintu yang beratnya tak seberapa itu.
'JONATHAN LYOSHA LEXANDER'
Itulah nama yang tertulis di papan berukuran kecil yang berada dimeja sang CEO. Yang dimana ia merupakan pemimpin perusahaan besar Lyosha corp, juga bagian dari Lexander Grup.
Tuan Jo, begitulah para karyawan memanggil dirinya. Banyak orang tertipu dengan wajah tampan Nan manis itu, jika nyatanya perilaku serta pembawaannya begitu dingin. Wajahnya bak malaikat, namun nyatanya licik dan sangat manipulatif. Tegas dan tidak pandang bulu, membuat karyawannya tidak akan berani padanya.
Sky masih berdiri di ambang pintu, tak berani bersuara kala melihat pria itu tengah sibuk menghubungi seseorang, dengan posisi tubuh membelakanginya.
Tubuh tinggi tegap, serta otot-otot yang kekar bak seorang model, dibalut sempurna dengan kemeja berwarna putih yang nampak sedikit press. Gadis itu memilih untuk menenangkan diri sejenak, sembari menunggu sang bos selesai dengan urusannya.
“Aku mencintaimu!”
Sky nampak bersiap sekarang kala mendengar kalimat terakhir yang diucapkan pria itu. Sepertinya dia sudah selesai dengan seseorang diseberang sana, terbukti jika tubuh itu mulai bergerak untuk berbalik.
“Oh Sky... maaf membuatmu menunggu lama” seperti biasa, pria itu begitu hangat padanya.
“Ti-tidak apa tuan Jo” lidahnya masih saja terasa kaku, membuat nada suaranya terdengar bergetar.
“Hey, kenapa masih berdiri?! Kemari dan duduklah” tangan dengan jam berharga ratusan juta yang melingkar di pergelangan tangannya, menunjuk pada sofa yang berada di depannya. Mempersilakan pada gadis itu untuk duduk, dengan dirinya yang sudah berada disana ketika gadis itu masih termenung.
“Baik tuan” sebisa mungkin ia menyeret kedua kaki yang terasa berat. Mencoba untuk tetap tenang, sembari mendaratkan bokongnya pada sofa, tepat dihadapan sang Ceo.
“Ada apa dengan wajahmu? Kau gugup?” Sky mengangkat kepalanya, menatap sejenak manik biru tuannya dan mengangguk pelan.
Sekeras apapun dia ingin mengatakan tidak, namun wajahnya tidak bisa menyembunyikan apapun. Sehingga ia memilih untuk berkata jujur.
“kau sudah bekerja denganku selama 1 tahun lamanya dan kita sudah sering bertemu saat diluar, kau masih saja gugup? Apa aku semenakutkan itu Sky?” Pria tampan dengan senyum manis itu tertawa pelan, mengetahui jika gadis itu masih saja merasa gugup saat bertemu dengannya.
“……..”
“Padahal Agnes bilang, aku manis. Bagaimana mungkin kau merasa takut padaku. Dan lagi, aku sudah bilang untuk tidak memanggilku dengan sebutan Tuan” imbuhnya, menyebut nama gadis yang kini tengah mengisi hatinya.
Sky kembali mendongak setelah beberapa menit menundukkan kepala. Ia tidak bermaksud seperti itu, bagaimana mungkin wajah tampan seperti ini terasa menakutkan.
“Bukan seperti itu tuan jo..”
“Sky..” potong Jonathan kala gadis itu kembali memanggilnya 'Tuan'.
“Ah maaf, ijinkan aku memanggil kak jo dengan sebutan tuan jika sedang di kantor. Aku tidak enak jika bersikap tidak formal di depan yang lain. Dan entah mengapa jika bertemu di kantor seperti ini, terasa sedikit canggung!” Cicitnya takut, membuat pria itu tersenyum miring.
“Baiklah-baiklah, buat dirimu senyaman mungkin Sky. Mari bahas sesuatu yang penting terlebih dahulu” Mendengar kalimat itu, sontak membuat Sky semakin tegang. Sepertinya pembicaraan kali ini tentang pekerjaan, bukan hal lain.
Karena biasanya pria ini akan memanggilnya untuk meminta dirinya membujuk sang kekasih yang tengah merajuk, yang dimana perempuan itu merupakan sahabat dari Sky.
“Begini Sky, aku ada tugas penting untukmu! Dan aku hanya percaya padamu seorang!” Jonathan mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap serius ke arah gadis yang masih tegang.
“Tugas apa itu tuan jo?”
“Begini....”
Jonathan mulai menjelaskan tugas yang harus Sky kerjakan nanti. Gadis itu nampak begitu serius mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari bibir sang Ceo. Sesekali kepalanya mengangguk pelan, seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh pria itu.
“Aku harap kau tidak menolak tugas ini Sky, karena hanya dirimu yang bisa aku percaya.”
“.......” Sky terdiam, ia masih mencoba untuk mencerna setiap perkataan Jonathan. Pekerjaan ini terdengar begitu serius dan sangat rahasia.
“Kau akan mendapatkan bonus 2 kali lipat untuk pekerjaan ini Sky! Pekerjaan disana akan sama persis seperti disini, bedanya kau hanya bekerja seorang diri. Bagaimana? Kau bersedia?” Jonathan masih berusaha membujuk, lebih tepatnya memaksa dengan cara yang halus.
“Baiklah tuan, aku akan mengambil tugas ini” Sky menyerah, meskipun dalam hati ia bertanya-tanya, mengapa harus dirinya. Bukankah ada kak Fio, sang senior? Yang memiliki kemampuan lebih bagus darinya.
“Bagus, terima kasih karena telah menyelamatkanku Sky. Besok berangkatlah sedikit lebih pagi, akan aku kirimkan alamatnya ke ponselmu nanti”
•
•
Langit berganti dengan begitu cepat, warna biru cerah telah digantikan gelap yang dihiasi warna jingga yang indah.
Waktu menunjukkan pukul 18.00, sudah saatnya bagi mereka yang bekerja dari pagi buta untuk pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Sky, setelah menerima tugas yang diberikan sang Ceo, ia memutuskan untuk segera pulang.
Namun sebelum itu, ia singgah di salah satu kedai yang menjual berbagai hidangan yang siap untuk disantap. 3 mangkok ramen, ia beli dengan sisa uang yang ada. Setelahnya, melangkah pergi menuju tujuan terakhirnya yaitu rumah.
Tidak jauh dari sana, gang kecil dengan cahaya yang begitu minim, bahkan bisa dibilang tidak ada setitik cahaya pun disana. Hanya sinar rembulan yang tidak terlalu terang, menuntunnya untuk terus melangkah. Hingga tibalah dia di depan sebuah rumah kecil di ujung gang.
“Bu, aku pulang” sedikit berteriak, tangannya juga tak kalah sibuk mengetuk pintu berwarna coklat muda itu.
KRETTT!!
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita tua dengan wajah beringsut dan rambut acak-acakan. Penampilannya juga tidak karuan, jika tidak salah menebak, ia baru bangun dari tidurnya.
Elena Leonardo, begitulah nama dari wanita yang dipanggil ibu oleh Sky.
“Apa yang kau bawa? Aku lapar!” Tidak ada kata sambutan yang ia terima, jika tidak makanan, pasti tentang uang.
“Aku membeli ramen bu. Nah..” dengan wajah yang senantiasa tersenyum, tangannya mengangkat plastik berwarna hitam dan menyerahkannya pada wanita yang berstatus sebagai ibunya.
Mata sayu itu kini mendelik tajam, merasa tidak suka dengan apa yang dibawa sang putri bungsu.
“Kau bekerja seharian hanya bisa membeli ini saja?” Nada bicaranya terdengar tidak suka dan mengandung Protesan yang keras.
“Uangku hanya cukup untuk membeli ini bu. Kak Safira sudah mengambil uangku siang tadi” adunya, berharap sang ibu bisa mengerti keadaannya saat ini.
“Aku tidak perduli! Aku tidak suka memakan mie sialan itu!” Teriaknya marah, membuat Sky menghela nafas berat.
“Aku tidak ada uang lagi bu untuk membeli makanan yang lain. Hanya ini saja”
Dengan sekali gerakan, plastik hitam dengan 3 ramen mendarat sempurna ke bawah sana. Kuah berwarna merah mulai mengalir keluar dan bercampur menjadi satu dengan tanah, menandakan jika ketiga mie itu sudah pecah.
Pupil mungil itu mengedip cepat, meratapi makanan yang ia beli dengan hasil kerja kerasnya sendiri.
“Kemarikan tasmu!” Belum sempat Sky menumpahkan kesedihannya, tangan Elena kembali bergerak, menyambar tas berwarna coklat muda yang bergelantung di pundaknya.
“Bu jangan!” Berusaha mempertahankan tas yang berisikan uang terakhir miliknya.
Terjadilah keributan di antara keduanya, Elena terus menarik tas kecil itu dan sky mencoba untuk mempertahankannya sekuat tenaga.
“Ada apa ini?” Terdengar suara bariton yang begitu familiar di telinga keduanya.
“Anak ini berulah lagi! Dia tidak mau memberikanku uang!” Adu Elena sembari melepaskan tas milik Sky.
Nacos, yang tak lain adalah suami dari sang ibu, mendelik ke arah sky. Membuat gadis itu harus menelan kuda kasar, membayangkan sesuatu akan terjadi pada dirinya beberapa detik kedepan.
“Kau memang anak sialan!”
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺
pergi aj dr rumah sky...g tahan aku lihat kamu di siksa begini..udah kerja keras tapi ga ada rasa di hargai...
2023-01-12
2