...✨Enjoy the Reading✨...
🖤
🖤
“Tidak perlu turun. Kau boleh pulang” titah Lucas kala sang sekretaris hendak ikut turun bersamanya.
Nicholas mengangguk patuh “Baik master” diam sejenak disana, memastikan jika tuannya benar-benar masuk ke dalam mansion.
Lucas keluar dari dalam mobil, tidak lupa ia menenteng paper bag dengan dua cup ice cream di dalamnya, serta satu paperbag dengan daging steak yang ia beli di restaurant tadi.
Tangannya terulur, membuka pintu mansion dan melangkah masuk dengan santai.
“Dimana dia?” Baru saja sampai, Matanya sudah sibuk mencari keberadaan seseorang.
Berjalan ke arah dapur, berharap ia menemukan Sky disana, sembari meletakkan kedua paperbag itu ke atas meja.
“Sky...” dipanggilnya nama itu sekali, namun tidak ada jawaban apapun. “Sepertinya tidak disini”
Lucas kembali mengedarkan pandangannya ke segala arah, mulai dari ruang tamu, lantai atas dan terakhir di taman belakang yang hanya di batasi dengan kaca tebal.
Tersenyum simpul, kala mendapati seseorang yang ia cari tengah duduk disana dengan kepala tertunduk.
“Ternyata disana kau rupanya” tatapannya terkunci sejenak ke arah gadis dengan piyama berwarna biru pastel yang tengah fokus membaca buku.
“Tuan Lucas..”
Dengan cepat Lucas mengalihkan pandangannya, ketika gadis itu sudah menyadari kehadirannya. Lalu beralih menarik kursi dan duduk disana sembari menunggu kedatangan Sky.
Gadis itu nampak beranjak dari tempatnya semula, berlari menuju dapur yang berjarak tak jauh dari taman belakang.
“Selamat malam tuan Lucas..” sapanya dengan senyum merekah, serta nafas yang sedikit terengah-engah.
Lucas berusaha mempertahankan ekspresi datarnya, walaupun sejatinya ia merasa sangat gemas “Kau sudah makan?” Pertanyaan ini lolos begitu saja dari mulutnya, mengabaikan sapaan hangat dari gadis itu.
“Sudah. Apakah tuan sudah makan?”
“Duduklah. Bantu aku menghabiskan makanan ini” Lucas mengeluarkan dua cup ice cream yang ia beli.
Sky menarik kursi dan duduk tanpa ragu disana “Wahh apakah itu Gelato?” Sky berseru ria yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Lucas.
“Anda suka Gelato juga? Rasa apa?” Sky kembali bertanya, nada bicaranya terdengar antusias. Tidak ada ekspresi malu seperti kemarin, terdengar begitu akrab.
“Choco mint. Kau?”
“Kacang pistacio. Saya sangat suka rasa itu.”Sky benar-benar terlihat senang, kala bau harum dari kacang pistacio masuk kedalam indra penciumannya.
“Baguslah, kau bisa memakannya”
Namun raut wajah Sky tiba-tiba berubah sendu serta tangannya mendorong pelan cup itu ke arah Lucas
“Saya tidak bisa memakannya..” Lirihnya, membuat Lucas mengernyit bingung.
“Kau menyukainya, tapi kenapa tidak bisa memakannya?”
“Saya akan sesak nafas jika memakannya, itu karena saya memiliki alergi terhadap kacang-kacangan, terutama pistacio” jelasnya.
Lucas melirik pada dua ice cream yang hampir mencair itu “Kalau begitu, bagaimana dengan rasa Choco mint?”
“Bagaimana rasanya? Saya belum pernah mencoba sebelumnya” sorot matanya menggambarkan jelas rasa penasarannya saat ini.
“Manis namun ada sedikit rasa pahit. Segar, seperti ada sensasi dingin setelahnya”
Gadis itu menggeleng ribut “Saya tidak suka dengan rasa pahit” tolaknya dengan berani.
“Cobalah dulu” Lucas mendorong cup rasa Choco mint itu ke hadapan Sky.
Merasa tidak enak hati, Sky terpaksa harus menerimanya, mengingat kembali siapa pria yang duduk dihadapannya.
Mendaratkan sendok kecil berbahan plastik ke permukaan ice cream itu, mengisi hanya di bagian ujung dari sendoknya.
Memejamkan mata sejenak, menikmati sensasi manis, pahit dan dingin menjadi satu.
“Waahhh... ternyata enak.” Berseru kegirangan, menampilkan ekspresi wajah menggemaskan dengan senyum lebar di wajahnya.
“Mulai sekarang aku menyukai rasa Choco mint sebagai pengganti rasa pistacio” imbuhnya.
Tunggu, kenapa ini terasa seperti dejavu…
Alergi pistacio dan Choco mint?
“Tidak! Ini pasti hanya sebuah kebetulan! Didunia ini ada begitu banyak orang yang memiliki alergi dengan kacang pistacio” Batin Lucas.
Sky mendongak bingung, tuannya tiba-tiba berdiri “Ada apa tuan?”
“Habiskan semua makanan itu, di dalam paperbag yang satu, ada daging steak. Dan untuk rasa pistacio, kau boleh membuangnya” Lucas melangkah pergi dari dapur, menuju lift yang berada didepan sana.
“Tapi tuan, bukankah anda belum makan malam?” Tanya Sky, menatap punggung tuannya yang semakin menjauh.
“......”
Lucas bukannya tak mendengar, namun suasana hatinya benar-benar sangat kacau saat ini, sehingga ia memutuskan untuk segera pergi ke dalam kamarnya.
“Apa aku membuat kesalahan?”
“Atau aku terlalu bersikap akrab sehingga ia merasa risih” Sky berdialog dengan dirinya sendiri.
Pria itu benar-benar hilang setelah pintu lift tertutup. Ada sedikit rasa bersalah dan sedih, jika saja tuannya itu pergi karena sikapnya yang tidak sopan.
********
Berdiri tepat di depan pintu kamar utama, Sky sedikit merasa gugup sekarang. Sejujurnya ia tidak mau menganggu ketenangan tuannya sedikit pun, terlebih setelah kejadian yang tadi. Namun Sky harus bertemu dengan Lucas, mengingat besok adalah jadwalnya untuk libur dan pulang kerumah. Maka dari itu ia harus meminta ijin kepadanya.
“Ayo Sky! Kau pasti bisa! Anggap saja kau bertemu dengan tuan jo!” Dialognya memberi semangat pada dirinya sendiri.
Mengetuk pintu perlahan, berharap pria itu tidak akan marah padanya setelah ini karena menganggu waktu istirahatnya.
KLIK!!
Pintu terbuka, menampilkan seorang pria dengan pakaian santai dan wajah pucat.
“Hhmm..” berdehem pelan, dengan tubuh yang menyender ke arah pintu.
“Tu-tuan, apakah anda baik-baik saja?” Sky sedikit panik melihat wajah pucat dengan buliran keringat di bagian dahi pria itu.
Dalam hitungan detik, tubuh itu ambruk dan membuat Sky melotot tajam.
“Wooee...” terpekik kaget kala tubuh kekar itu meringsut ke bawah. Beruntung Sky berhasil menahannya, walaupun terasa berat.
Mengerahkan tenaga yang ia punya, Sky memapah tubuh tegap itu menuju ranjang. Sangat penuh perjuangan, tubuhnya yang terlampau kecil sedikit kesusahan. Hingga pada akhirnya, ia berhasil merebahkan Lucas di atas ranjangnya.
“Tuan maaf jika saya bertindak tidak sopan” tangannya terulur, menyentuh dahi Lucas.
“Panas. Tuan Lucas demam! Bagaimana ini?”
Sky nampak berpikir keras, memikirkan langkah yang harus ia ambil selanjutnya.
“Obat, ya aku harus mencari obat demam”
Bergerak panik untuk mencari kotak obat yang ada di kamar utama. Jika tidak salah, ada di salah satu laci yang berada di walk in closet.
“Nah ini dia..” membuka kotak tersebut dan mengeluarkan beberapa tablet obat.
Berlari keluar setelah mendapat apa yang dia cari. Duduk di tepi ranjang, bersiap untuk membantu pria itu meminum obat.
“Baiklah, sekarang minum obatnya...”
“Tunggu, tuan belum memakan apapun tadi. Perutnya pasti kosong dan obatnya tidak akan bekerja”
Sky kebingungan sendiri, karena saking paniknya. Ini kali pertama ia merawat orang sakit, karena biasanya dialah yang dirawat oleh kedua sahabatnya jika sedang sakit. Jadi tidak heran jika ia begitu panik sekarang.
“Sky, jangan panik oke! Tuan Lucas hanya demam! Sekarang kau pergi ke dapur dan membuat makanan lalu beri obat” berusaha menenangkan dirinya sendiri, Sky menyusun rencananya dengan matang.
Tidak ingin membuang waktu, Sky melangkah keluar untuk pergi ke dapur. Mengambil peralatan masak, ia berencana membuat bubur agar lebih cepat.
Setelah perjuangan yang berat di dalam dapur, Sky kembali ke kamar utama dengan semangkuk bubur dan air serta handuk kecil.
“Tuan, anda harus makan terlebih dahulu lalu minum obat...” berbisik pelan, lalu membantu pria itu untuk bersandar di sandaran ranjang.
Katakanlah jika Lucas berada dalam keadaan setengah sadar, karena matanya masih senantiasa tertutup namun masih bisa memakan bubur yang disuapkan oleh Sky. Tidak banyak, pria itu hanya mampu memakannya hanya beberapa suap saja.
“Oke, sekarang minum obat...”
Tangannya begitu telaten, membuka bungkus obat berbentuk tablet kecil dan mengarahkannya ke bibir Lucas.
“Selesai.. anda bisa kembali tidur…” menyuapi makan dan memberi obat sudah selesai, Sky kembali membantu Lucas untuk merebahkan diri di atas ranjang.
Diambilnya mangkok dengan air dingin serta handuk kecil, mencelupkannya sebentar lalu menempelkannya pada dahi Lucas.
“Dingin...”
Sky mendengar jelas rintihan tuannya itu, dengan inisiatif tinggi, ia mengambil selimut dari dalam lemari dan kembali ke ranjang tempat pria itu berbaring dengan kondisi menggigil.
“Tuan, kata Agnes tidak boleh memakai selimut tebal jika sedang demam tinggi. Jadi saya ambilkan selimut tipis dulu, nanti kalau panasnya sudah turun baru saya ambilkan selimut tebal. Tidak apa-apa ya?” Tanpa menunggu jawaban dari tuannya yang masih tertidur lelap, Sky menyelimuti tubuh itu dengan selimut yang lebih tipis.
Pekerjaannya hampir selesai, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam dan tentu saja Sky sudah merasa sangat mengantuk.
Namun gadis itu tidak berani meninggalkan tuannya seorang diri, takut jika terjadi sesuatu. Meskipun panas tubuhnya sudah sedikit menurun.
Tanpa bisa di cegah, matanya tertutup dengan sendirinya. Berbaring di atas sofa dengan bantal kecil sebagai alas kepala.
Pikirnya tidak apa tidur ditempat itu, demi memastikan tuannya tetap aman.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments