...✨Enjoy the Reading✨...
🖤
🖤
Jalanan ibu kota di sore hari ini sedikit padat oleh kendaraan umum maupun pribadi. Para pengendara harus sedikit bersabar untuk menahan laju kendaraan mereka, karena begitu panjangnya antrian di depan sana.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Lucas, merasa jenuh walaupun hanya duduk di kursi belakang. Merasa kesal karena waktunya terbuang begitu banyak, yang seharusnya ia gunakan untuk berada di mansion dengan wanitanya.
“Di perempatan depan terjadi kecelakaan master, apakah anda akan tetap pergi kesana?” Nicholas melirik ke kursi belakang melalui spion, setelah mendapat informasi tentang penyebab kemacetan ini.
Menghela nafas panjang, Lucas tak bisa berbuat apa-apa selain diam “Hhmm.. aku sudah melewatkannya di minggu lalu, tidak untuk minggu ini”
Nicholas mengangguk paham “Baik master” pandangan kembali fokus pada jalanan di depan, menuju suatu tempat yang rutin dikunjungi oleh tuannya setiap satu minggu sekali, tepat di hari Sabtu.
*******
“1 cup Choco mint dan 1 cup Pistacio” Lucas menunjuk ke dalam etalase kaca yang berada di hadapannya.
Setelah memakan waktu yang cukup panjang, pria ini akhirnya sampai di sebuah kedai yang khusus menjual Ice Cream Gelato.
Vivoli, kedai Gelato yang menjadi tempat favoritenya sejak berumur 11 tahun. Ketika secara tidak sengaja ia bertemu dengan anak perempuan yang cantik nan manis. Anak yang terpaut 8 tahun lebih muda darinya, datang menghampiri dan memberi satu cup ice cream rasa pistacio.
“Aku sangat suka lasa pistacio, tapi kata mommy tidak boleh memakannya. Nanti alelgi” cicitnya
Lucas kecil sedikit bingung, namun tetap menerima cup ice cream itu. “Lalu kenapa masih membelinya?”
Raut wajahnya tiba-tiba berubah sendu “Aku tidak tahu halus membeli lasa apa?”
“Choco mint, cobalah rasa itu” Lucas mencoba untuk merekomendasikan rasa kesukaannya.
“Bagaimana lasanya?”
“Manis tapi ada sedikit rasa pahit. Segar, seperti rasa pasta gigi rasa menthol.” Pria kecil ini menggambarkan rasanya sebisa mungkin.
“Aku tidak suka pahit” gadis kecil itu menggeleng tidak suka.
“Coba dulu. Ayo aku temani”
Dan sejak saat itu, setiap hari Sabtu Lucas kecil akan datang ke kedai untuk menemui gadis kecilnya. Memesan menu yang sama dan menikmatinya dengan orang yang sama setiap minggunya.
“Ini pesanan anda.” Buyar sudah lamunan Lucas tentang masalalunya yang indah namun tiba-tiba hilang bak ditelan bumi.
Tangannya terulur untuk meraih dua cup ice cream itu“Terima kasih” selanjutnya melangkah keluar untuk melanjutkan perjalanan menuju mansion.
Namun belum beberapa langkah ia menjauh dari kedai itu, sebuah restaurant yang berada tak jauh dari sana mencuri perhatiannya.
Steak house, restaurant mewah yang menjual daging steak terbaik. Tersenyum simpul, ia tiba-tiba teringat eskpresi menggemaskan Sky ketika mengunyah potongan-potongan daging itu.
“Kau pasti akan berteriak senang jika melihatnya nanti” dialognya dengan dirinya sendiri.
•
•
Ditempat lain, pria tua dengan keadaan kusut serta wajah yang lebam, berjalan dengan sempoyongan menuju rumahnya yang terletak di ujung gang. Diketuknya pintu kayu itu berkali-kali dengan cukup keras.
“Cckk.. bisakah kau tidak menggedornya dengan keras?” Seorang wanita keluar dengan wajah kesal.
Nacos tak memperdulikan sang istri yang terlihat kesal. “Sekarang bukan saatnya kau berteriak padaku. Biarkan aku masuk..” pintanya dengan suara serak.
Elena menepikan tubuhnya, hingga tanpa sengaja matanya melihat sesuatu. “Ada apa dengan wajahmu?” Berjalan di belakang sang suami dengan wajah penasaran.
“Bajingan Geco tiba-tiba datang dan menghajarku” jawabnya sembari mendudukkan diri di atas sofa ruang tamu.
Elena juga ikut duduk disana, masih menatap penasaran ke arah Nacos “Kenapa dia memukulmu?”
“Hah, aku belum membayar hutang padanya” jawabnya dengan santai, membuat mata Elena mendelik sempurna.
“Kau berhutang pada pria iblis itu?! Tidakkah kau tahu bagaimana kejamnya seorang Geco” Elena berteriak marah sekaligus tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
Nacos menyandarkan tubuhnya ke pinggiran sofa “Aku tahu...”
“Lalu kenapa kau masih nekat berhutang padanya?! Oohh aku tidak bisa percaya ini” Elena menjatuhkan tubuhnya juga ke sandaran sofa, lalu memijat keningnya yang terasa berdenyut.
“Waktu itu aku kalah saat bermain di kasino miliknya. Uangku habis, laku dia datang dan menawarkan uang padaku” Jawabnya dengan jujur
“…….”
“Aku meminjam 10 ribu dollar. 8 rb dollar untuk membayar kekalahanku dan sisanya aku gunakan membayar hutangmu juga. Jadi sekarang bantu aku mencari cara untuk membayarnya”
Mulut Elena ternganga dibuatnya “10 ribu dollar? Darimana kita mencari uang sebanyak itu, HAH!!”
“Sky..”
“Dia tidak akan punya yang sebanyak itu. Meskipun kau memukulnya sampai mati, ia tak akan bisa memberi uang sebanyak itu” potong Elena dengan cepat kala suaminya mendengar nama putri bungsunya.
“Dengarkan aku dulu! Aku belum selesai bicara” Nacos menegakkan tubuhnya. Tatapan matanya terlihat begitu serius sekarang.
“Aku tahu jika Sky tidak akan bisa memberi kita uang sebanyak itu, tapi setidaknya kita bisa menghasilkan uang karenanya..”
“Maksudmu?”
“Begini....”
Nacos menyampaikan rencananya kepada Elena, dan wanita itu juga mendengarkannya dengan seksama.
“Tapi, bagaimana dengan orang itu?” Elena terlihat ragu sekarang.
“Jangan perdulikan dia! Lagi pula orang itu sudah tidak pernah mengirimkan uang pada kita. Jadi untuk apa menyimpan harta yang tidak ada harganya sama sekali”
“Tapi…”
“Sudah! Ikuti saja rencanaku jika kau masih mau hidup! Jika aku dibunuh oleh Geco, maka kau pun akan dibunuh olehnya.” Potong Nacos dengan cepat, matanya menatap yakin ke arah sang suami.
Elena tak bisa menjawab apapun sekarang. Bagaimana pun juga apa yang dikatakan oleh sang suami benar adanya.
“Terserah kau saja! Jangan bawa-bawa namaku jika orang itu mencarimu dan meminta hartanya!” Elena beranjak dari sofa dan melangkah menuju sofa.
•
•
“Hah akhirnya tubuhku sudah segar kembali” Sky melangkah keluar setelah selesai membersihkan diri.
Semua pekerjaannya sudah ia selesaikan, khusus hari ini tidak ada makan malam yang harus ia tata di atas meja. Itu perintah langsung dari Keenan, ia bilang jika malam ini tuan Lucas meminta untuk tidak dimasakkan oleh koki. Tidak ada alasan dibalik itu, yang ia tahu ini adalah sebuah perintah.
Waktu baru menunjukkan pukul 19.00, matanya masih belum mengantuk
“Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?” Berpikir sejenak, mencoba untuk mencari ide agar terbebas dari rasa bosan.
“Bagaimana jika membaca buku” sebuah ide terbesit, setelahnya melangkah cepat menuju lemari baju, tempat dimana ia menaruh tasnya.
Tangannya sibuk merogoh isi tasnya, mengambil buku dengan cover berwarna hitam dari dalam sana “Mari menjadi seorang kutu buku sejenak” tersenyum senang, melangkah keluar dari kamarnya menuju taman belakang. Menunggu tuannya yang mungkin akan datang sebentar lagi.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nagisa
berati sky bkn anak dr elena wahh makin seruu
2023-01-28
1
Alfi Rizqia
lanjut thor
2023-01-17
1