...✨Enjoy the Reading✨...
•
•
“Kenapa kakak tidak bertanya dulu padaku, sebelum menjualnya?! Dua hari yang lalu bukankah aku sudah memberi kakak uang? Apakah tidak cukup?” Wajah putih yang dihiasi make up natural milik gadis berumur 24 tahun itu, bersemu merah menahan amarah. Ujung kuku tangannya ikut memucat ketika dengan kuat ia meremat ujung bajunya.
“…..”
“Itu jam tangan kesayangan aku kak. Kakak bilang cuma meminjamnya, tapi kenapa di jual…” nada bicaranya terdengar kesal namun masih berusaha ia tahan. Kala teringat kembali siapa orang yang berdiri dihadapannya.
“Dan sekarang kakak masih minta uang lagi!” Ingin sekali Sky berteriak kencang dan memaki sekarang. Sedangkan perempuan yang sejak tadi berdiri dengan wajah tenang, sembari menyenderkan tubuh ke arah dinding, kini menatap tajam gadis yang terlihat lebih muda darinya.
“Berisik! Kau lupa siapa yang sudah membuatku kehilangan sosok seorang ayah?!” Kalimat itu lagi. Seolah ini menjadi senjata bagi sang kakak untuk membuatnya bungkam.
“……”
“Kau yang membuatku harus hidup bersama ibu tukang judi dan ayah tiri pemabuk itu!” Cerca Safira, seakan tak memperdulikan wajah pucat serta mata Sky yang sudah berkaca-kaca.
“Coba saja waktu itu ayah tidak melindungi anak pembawa sial seperti kau, hidupku pasti akan bahagia dan ibu tidak akan menikah lagi dengan bajingan itu!”
Sesak, dada Sky terasa diremat dengan kuat sekarang. Dengan sisa tenaga yang ada, ia merogoh saku jaketnya dan mengambil beberapa lembar uang dari dalam sana. Lebih baik ia kehilangan uang itu daripada harus mendengar kalimat demi kalimat menyakitkan dari mulut sang kakak.
“Jangan dihabiskan sekaligus kak. Aku sudah tidak punya uang lagi” Sky menyodorkan lembaran uang itu dengan tangan gemetar serta suara yang berat.
Namun di ambil dengan kasar oleh Safira “Tidak perlu mendrama seperti itu! Hanya beberapa lembar saja! Kalau bisa cari uang yang lebih banyak lagi, hitung-hitung menggantikan tugas ayah!”
Safira tersenyum senang sembari menghitung lembaran uang, yang ternyata jumlahnya ada 5.
“Lumayan! Sekarang pergilah, cari uang yang banyak lagi”
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Safira melangkah pergi dengan hati yang sangat senang. Meninggalkan Sky yang kini berjongkok dan menutup wajahnya yang sudah dibasahi air mata.
Lelah, Sky benar-benar lelah..
Kenapa Sky yang selalu disalahkan atas kejadian yang ia sendiri tidak tahu kronologinya seperti apa. Ia bahkan tidak pernah meminta kepada sang ayah untuk diselamatkan, jika tahu akan seperti ini. Kalau boleh memilih, lebih baik dia yang tidak selamat, dari pada harus diperlakukan seperti ini.
•
•
Waktu menunjukkan pukul 12.00, sudah saatnya bagi para karyawan Lyosha Corp untuk meninggalkan pekerjaan mereka sejenak dan menikmati makan siang dengan tenang.
Hal itu juga yang tengah di lakukan oleh salah satu Office Girl bernama Sky Yovannka. Duduk termenung di meja kantin perusahaan dengan sepiring nasi goreng yang ia pesan beberapa menit yang lalu. Tangan kanannya senantiasa bergerak, memutar butiran-butiran nasi berwarna merah dihadapannya. Sedangkan tangan kirinya, menopang wajah yang tertekuk sempurna.
“Sky!!”
“OOIIHH!!” Pekiknya terkejut ketika seseorang tiba-tiba datang dan menepuk bahunya.
Seorang wanita yang menggunakan seragam sama persis dengannya, menarik kursi dan duduk tepat disebelahnya. Meletakkan sepiring menu yang sama persis dengan milik Sky.
“Jika kau tidak suka dengan nasi gorengnya, lebih baik berikan padaku! Kasian mereka jika hanya di aduk seperti itu” tangan gempil milik sang senior, menarik pelan piring berwarna putih itu. Namun dengan cepat Sky menghentikannya.
“Kak Fio, jangan mengusiliku” Cebiknya kesal yang dibalas dengan tawa pelan oleh wanita bernama Fio.
“Ya.. habisnya, aku lihat dari tadi kamu hanya mengaduknya seperti bubur. Aku kira kamu tidak suka” Fio masih senantiasa menggoda juniornya yang terlihat sedang badmood itu. Ekspresi wajah Sky sangat mudah ditebak olehnya, terlebih mereka sudah saling mengenal cukup lama. Gadis yang biasanya selalu tersenyum dan cerewet itu tiba-tiba saja murung, tentu saja Fio tahu jika terjadi sesuatu padanya.
“Katakan, apa lagi masalahnya sekarang?” Tanya Fio to the point, seolah siap menjadi tempat Sky berkeluh kesah.
Belum saja bibir tipis itu berucap untuk mengatakan isi hatinya, buliran bening sudah lolos di atas pipinya yang mulus. Setelahnya diiringi isakan kecil yang membuat Fio sedikit gelagapan dibuatnya.
“Oh Hey!! Kenapa kau menangis anak bodoh!” Pekik Fio panik. Matanya bergerak lincah melirik ke sisi kanan dan kiri, memastikan jika tidak ada orang lain melihat gadis kecil ini menangis. Bisa-bisa mereka mengira jika dirinya tengah bersikap senioritas pada sang junior.
“Cckk jangan menangis Sky! Mereka akan mengira diriku sedang memarahimu” imbuhnya sembari memberikan beberapa helai tisue pada Sky.
Sky menerimanya dengan patuh, mengusap perlahan air mata yang membasahi pipi serta matanya. Lalu beralih menatap sang senior dengan mata berkaca-kaca.
“Kak Safira menjual jam tangan kesayanganku, kak!” Adunya dengan ekspresi yang siap menangis lagi.
“…..” Fio terdiam, ia akan memberikan waktu untuk Sky menyelesaikan ceritanya.
“Jam tangan itu diberikan oleh sahabatku dari hasil kerja kerasnya sendiri! Kak Safira mengatakan hanya ingin meminjamnya saja, tapi tanpa sepengetahuanku, dia menjualnya! Hiks” imbuhnya, dengan air mata yang sudah tak dapat dibendung lagi.
Fio memutar bola matanya malas, lagi-lagi karena ulah sang kakak. Membuat dirinya geram dan ingin memukul wanita bernama Safira itu.
“Hah.. kau sendiri yang salah Sky! Kau tahu jika perkataan kakakmu tidak bisa percaya bukan?! Lalu kenapa kau meminjamkan barang kesayanganmu padanya!” Helaan nafas berat terdengar dari bibir Fio.
“Sky.. aku tahu kau orang yang baik dan penyayang, terlebih pada keluargamu sendiri. Meskipun kenyataannya sikap mereka terhadapmu berbanding terbalik. Tapi cobalah untuk tidak terlalu patuh dan bodoh seperti ini. Tidak ada salahnya jika sesekali menolak dan melawan mereka” imbuh Fio sembari mendaratkan tangannya di bahu Sky
“……” Sky hanya bisa terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa, karena yang dikatakan oleh seniornya tadi memang benar adanya. Dia yang terlalu patuh dan tidak bisa bersikap tegas.
“Sekarang hapus air matamu dan bersiaplah. Tuan Jonathan memintamu datang ke ruangannya setelah makan siang. Jangan sampai kau terlambat” ujar Fio yang kembali berfokus pada makanannya.
“Tuan Jo ingin bertemu denganku? Ada apa kak?” Mendengar nama sang bos disebut, membuat Sky kembali tersadar dan segera menghapus sisa air matanya, seperti yang dikatakan oleh Fio.
“Entahlah. Dia hanya menitip pesan padaku, agar kau datang setelah makan siang. Itu saja!” Jawab Fio yang mulai sibuk mengunyah.
Tanpa pikir panjang lagi, Sky langsung berdiri dan bergegas pergi.
“Ambil saja makananku kak!” Teriaknya sembari berlari meninggalkan tempat itu.
“Terima kasih! Dengan senang hati aku akan menghabiskannya!” Balas Fio berteriak.
Bersambung...
*Jangan lupa like dan tinggalkan komentar kalian**😉*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Retno Palupi
ok kl ntar tamat g berhenti ditengah lanjut baca. ditunggu up nya kak semangat
2023-08-10
0
Mommy_K
Belum kak
Habis yang ini, aku usahakan
2023-08-10
0
Retno Palupi
ini cerita nya tamat nggak ya?
2023-08-10
0