Setiap hari Subhan melakukan rutinitas membuat rakit yang akan Subhan gunakan untuk menyeberangi sungai. Tepat di hari jumat, Subhan dan Sutikno tetap bersemangat membuat rakit yang sebentar lagi hampir jadi itu. Tak terasa waktu sudah semakin sore saja. Tampak nya Subhan dan Sutikno lupa jika waktu telah sore.
Hingga matahari mulai terbenam dan saat matahari mulai terbenam, barulah Subhan tersadar jika dirinya telah terlambat pulang ke rumah.
"Sutikno, sekarang sudah malam"
"Rakitku mungkin akan jadi besok"
"Duh, gimana nih?"
"Sepertinya nenek akan marah karena aku pulang terlambat" ucap Subhan sambil melihat langit
"Subhan, tenanglah"
"Nenek mu tak akan marah"
"Sekarang, ayo kita pulang" ujar Sutikno pada Subhan.
"Nah, kamu juga pulang terlambat"
"Apa kau tak takut ayah dan ibumu marah?" tanya Subhan penasaran
"Ah, kalau aku sih bebas"
"Ayah ibuku gak akan pernah marah kepadaku" ujar Sutikno pada subhan
"Wah, enak kau ya"
"Ayah ibumu tampak nya mengerti dengan mu"
"Kalau aku, kakek dan nenek ku sangat ketat menjagaku"
"Aku keluar sebentar saja, mereka selalu melarangku dengan alasan berbahaya kalau keluar rumah sendirian" ucap Subhan sambil meletakkan sisa kayu di tempat biasa
"Yok, kita pulang saja" ajak subhan
Sutikno pun mengangguk tanda setuju. Subhan dan Sutikno pun akhirnya pulang ke rumah mereka dengan wajah yang terlihat sangat lelah.
Tentunya, saat pulang, mereka berdua harus melewati pinggir sungai yang mengelilingi desa itu.
Kebetulan, sungai itu masih sangat deras dan hal itu membuat Sutikno sedikit ngeri.
"Subhan, apa aku menginap di ladang aja?"
"Aku takut lewat sungai itu" ungkap Sutikno pada Subhan
"Hah?"
"Gak perlu takut"
"Ayo "
"Ada aku disampingmu" ucap Subhan sambil menarik tangan Sutikno.
"Lagian, di ladang suasananya sangat dingin"
"Kau betah tidur di sana tak ada selimut?" tanya Subhan penasaran
"Yah, Subhan"
"Kau tak tahu jika ladang itu separuh jiwaku"
"Itu udah menjadi rumahku yang kedua dan orang tuaku sudah tahu kebiasaanku" ujar Sutikno sambil menatap ladang itu dengan tatapan sedih.
Mendengar pernyataan Sutikno, bulu kuduk Subhan merinding, seakan Sutikno berkata hal yang mustahil
Tak mungkin seseorang betah sendirian di ladang, sedangkan lewat sungai saja dia takut apalagi di ladang sendirian.
"Sutikno, kau ini aneh"
"Jika di ladang, kau tak takut, padahal di ladang tak ada satu orang pun di sana kalau malam hari"
"Tapi, sekarang kau dan aku hanya melewati pinggir sungai saja, tapi takutmu luar biasa"
"Emang, di sungai ada apa sih?" tanya Subhan penasaran
Sutikno menghela nafas panjang mendengar ucapan dari Subhan. Dia pun berkata
"Subhan, sungai itu yang menyebabkan saudaraku tak pernah kembali ke sini"
"Memang benar sih, ayah dan ibuku masih ada di rumah"
"Tapi, beberapa saudaraku yang pernah menyeberangi sungai itu, tak pernah kembali" ujar Sutikno
"Yasudah, untuk kali ini, kau ikut dengan ku saja"
"Percayalah kepadaku, aku pasti bisa menyelesaikan nya" ujar Subhan memberi semangat pada Sutikno
Sutikno mengiyakan saja ajakan Subhan dan tepat di malam itu, mereka berdua memberanikan diri melewati sungai di pinggir desa. Hingga suatu saat, muncul keanehan yang terjadi.
Awal perjalanan mereka di pinggir sungai, sungai yang biasanya tenang terlihat bergelombang seakan tak suka jika Sutikno dan Subhan lewat di pinggiran sungai itu.
Sayup-sayup terdengar suara gamelan yang entah dari mana datangnya. suara gamelan itu makin lama makin keras hingga membuat Subhan penasaran, karena selama tinggal di desa itu, Subhan tak pernah mendengar suara gamelan maupun suara musik lainnya. Dan suara itu adalah suara asing yang didengar Subhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Shyfa Andira Rahmi
😬😬😬
2023-11-07
0
Shyfa Andira Rahmi
anehh...
2023-11-07
0