Subhan tak habis pikir dengan setiap kejadian yang menimpanya. Hal yang dianggap biasa olehnya selama sepuluh tahun tinggal di desa itu menjadi sangat aneh sekarang.
Otaknya lambat laun menjadi sedikit jernih dibanding hari-hari sebelumnya. Hingga pada akhirnya Seperti biasanya Subhan sampai di rumah kakek dan nenek nya.
Subhan kali ini mulai memperhatikan tingkah laku sang kakek yang berada di tempat yang sama ketika dia pulang di rumah itu.
Dan nenek nya juga berada di tempat yang sama saat dirinya pulang.
"Loh, aku uda memperhatikan dalam seminggu ini, setiap kali aku pulang ke rumah, kakek dan nenek selalu berada di tempat yang sama seperti kemarin" Apakah aku sedang bermimpi?" gumam Subhan dalam hati.
Hal yang misterius mulai ada dalam pikiran Subhan. Sebuah hal yang sebelumnya dia anggap biasa, justru mulai nampak aneh di matanya.
"Subhan, mengapa kau melamun?"
"Ayo ke dapur, nenek sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu" ujar nenek Subhan dengan tersenyum senang.
"Yah, nenek" kebetulan aku sangat lapar sekali" jawab Subhan sambil bergegas menuju ke dapur dimana nenek nya selalu menyiapkan makanan yang enak untuk nya.
Saat berada di meja makan, Subhan bergumam dalam hati bahwa dia akan berencana membawa kakek dan nenek nya pergi dari desa itu karena suasana desa itu kian hari kian mencekam saja.Tak seperti biasanya.
Subhan mulai merasakan keanehan sejak terjadi kepulan asap yang berasal dari gunung sebelah desa. Penduduk desa menyebutnya wedua gembel. Termasuk Sutikno.
"Nak, makanlah, nanti makananya dingin" ujar nenek Subhan pada Subhan yang saat itu sedang memikirkan sesuatu
"Oh ya nenek, aku sampai lupa, aku ini lapar tapi kenapa saat mau makan perutku terasa mual ya?" ucap Subhan jujur
Nenek Subhan melihat subhan dengan wajah penuh kasih sayang dan berkata
"Jiwamu mulai tak menyatu dengan lingkungan ini, jadinya kamu mual" ayolah nak, berpikirlah seperti dulu dan hilangkan perasaan ketakutan mu"
"Sejak wedus gembel menyerang desa ini untuk kedua kalinya, kamu selalu tampak murung saja" ucap nenek Subhan sambil membelai rambut Subhan yang lurus itu
"Yah nenek bener juga kata nenek" Aku harus berpikir yang baik baik saja agar hatiku tak berpikir hal buruk terus" jawab Subhan sambil melahap makanan yang ada di atas meja makannya.
Subhan makan dengan pelan diikuti nenek nya. Tampak keduanya saling mendukung satu sama lain. Subhan adalah cucu paling disayangi oleh nenek Subhan karena kakek dan nenek nya sudah tak punya keluarga lagi selain dirinya.
Ayah dan ibu Subhan telah pergi meninggalkan desa saat serangan wedus gembel yang pertama dan tak pernah kembali. Hal itulah yang membuat nenek dan kakek nya tak membiarkan Subhan keluar dari desa itu karena takut jika cucunya tak pernah kembali ke sana lagi.
Setelah melahap makanannya, Subhan meminta ijin pada nenek nya untuk istirahat di kamar nya. Dan tentunya nenek Subhan mengijin kannya.
"Nenek, aku ingin tidur lebih awal karena besok pagi aku sudah berjanji pada Sutikno untuk bermain bersamanya"
"Oh ya, besok aku akan membawa bekal makanan yang cukup banyak karena mau akh makan di ladang bersama Sutikno sampai sore" ucap Subhan pada nenek nya.
"Oh ya Subhan"
"Besok pagi, nenek akan memasak makanan untuk mu" jawab nenek Subhan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Liani Purnapasary
jngn2 subhan itu berada di alam lain lg 😱😨jiwa x dsesatkn oleh MEREKA, dan si Sutikno itu bukan manusia kan kata 2 selalu janggal. iihh sereemm
2023-05-18
2
Siti Arbainah
Dari perkataan neneknya aja sdh janggal
2023-03-26
1