Suatu ketika setelah semua telah beres, Subhan langsung berangkat ke pinggir sungai dimana Sutikno sudah berjanji akan menunggunya di sana.
Perjalanan menunggu pinggir sungai tak terlalu jauh karena desa Subhan hampir bersebelahan dengan sungai itu. Sungai yang sampai saat ini masih menjadi misteri.
Perjalanan menuju ke sungai kian mencekam bagi Subhan padahal dirinya pergi di pagi hari, dan bukan di malam hari. Bulu kuduk Subhan mulai merinding kala itu.
Hingga akhirnya, sampailah Subhan di pinggir sungai dimana disana sudah ada Sutikno yang sedang menunggu kedatangannya.
"Subhan, aku sudah lama menunggumu, lama sekali sih" ujar Sutikno sambil memegang rakit yang ada di pinggir sungai. Rakit buatan Sutikno dan Subhan tampak nya sangat kuat dan kokoh. Karena terbuat dari kayu terbaik di desa itu.
"Ya, Sutikno, entah mengapa aku ini merasakan hal yang aneh ketika hendak berangkat ke sungai ini"
"Seperti ada yang mengikuti aku, entah siapa orangnya" ujar Subhan jujur.
Sutikno hanya menghela nafas panjang mendengar penuturan dari Subhan yang terbata-bata.
"Yasudah Subhan, ayo kita berangkat sekarang" ajak Sutikno pada Subhan.
"Iya Sutikno, oh ya nih" Aku bawa bekal lebih, satu untukmu dan satu untukku" ucap Subhan sambil memberikan satu bungkus makanan untuk Sutikno.
"Ya, nenek kamu baik banget deh" Yasudah aku bawa makanan dari nenek mu" jawab Sutikno sambil meletakkan makanan itu ke dalam tas rangsel nya.
Mereka berdua mulai menaiki rakit yang sudah dibuat selama berhari-hari lamanya. Suara angin yang sedikit kencang membuat Subhan sedikit kedinginan. Karena merasakan hawa dingin yang tak seeperi biasanya, Subhan mulai menutup lehernya dengan kain tebal yang dimilikinya.
"Sutikno, apakah kau tak merasakan dingin?" tanya Subhan sambil memperhatikan Sutikno yang tak pernah bergantu warna baju sejak pertama kali dia berteman dengannya.
"Bajuku hanya ini Subhan, aku tak punya baju lain" jawab Sutikno pendek.
"Oh ya, tapi suasana sepertinya agak dingin" Pakailah baju punyaku kalau kau tak keberatan" ucap Subhan pada Sutikno.
Sutikno mulai memandang Subhan dengan tatapan kosong. Dia hanya tersenyum lalu berkata
"Sudahlah subhan, kulitku sudah kebal dengan hawa dingin" Kau pakai saja baju tebal mu itu, buat jaga-jaga kalau di jalan cuaca dingin menyerang kit" ucap Sutikno pada Subhan.
"Benarkah yang kau katakan Sutikno?" Apakah kau tak merasakan kedinginan seperti yang aku rasakan?" Aku lihat wajahmu baik-baik saja dan tanganmu terasa hangat-hangat saja" ucap Subhan memperhatikan semua tingkah Sutikno yang terlihat tampak biasa seperti hari-hari kemarin.
"Ya, begitulah Subhan, kau tak perlu kawatir"
"Aku disini baik-baik saja" ucap Sutikno menenangkan hati Subhan.
Tak mau menunda waktu lagi, Subhan dan Sutikno mulai berangkat menyeberangi sungai terlarang itu. Suara gemercik air mulai terdengar keras di telinga Subhan. Tampak Sutikno mendayung rakit hingga sampai ke tengah. Awal nya tak ada keanehan yang terjadi. Namun saat Subhan dan Sutikno sampai di tengah sungai, tampak keanehan yang terjadi dan hal itu diluar dugaan Subhan dan Sutikno
Subhan melihat sosok pak tua berjanggut putih juga menaiki perahu berbeda dengan Subhan dan Sutikno. Pak tua itu memandang Subhan dan Sutikno dengan tatapan yang tak biasa. Subhan ingin menyapa pak tua itu namun Sutikno mencegahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments