Subhan pun tak banyak bertanya lagi. Karena haus, dia meminum separuh air yang ada di dalam botol milik Sutikno. Hingga akhirnya Subhan merasakan tidak haus lagi.
"Sutikno, aku udah gak haus lagi" Trus bagaimana kelanjutan perjalanan kita?" Mengapa kita tak pernah sampai ke tepian?" tanya Subhan kebingungan.
Subhan terlihat pasrah karena jika mau kembali pun, Subhan tak tahu jalan pulang. Penyesalan selalu menyertai Subhan. Bekal makanan yang dibawakan nenek untuk nya juga semakin menipis saja.
Sutikno yang melihat Subhan tampaknya hanya diam seribu bahasa. Terlihat ada sesuatu yang disembunyikan dalam diri Sutikno hingga Subhan sampai tak boleh mengetahui nya.
Sambil mendekati Subhan, Sutikno hanya membelai rambut Subhan. Layaknya seorang kakak kepada adiknya. Begitulah sikap Sutikno yang masih menjadi misteri bagi Subhan. Karena sikap Sutikno selalu berubah-ubah, terkadang sangat baik, tapi kadang menentang dan mengintimidasi nya sehingga Subhan tak bisa berkutik sama sekali.
Subhan yang masih sedih kala itu melihat luka di tangannya. Luka bekas kuku Sutikno. Luka itu seperti bentuk cakaran kuku yang panjang. Saat Subhan melihat kuku Sutikno, kuku Sutikno tampak biasa saja dan tidak panjang.
Sutikno yang melihat luka di tangan Subhan berusaha membalut luka itu dengan baju nya yang berwarna merah.
"Subhan, maafkan aku" Aku tak sengaja melakukan ini padamu" ucap Sutikno sambil berusaha menyobek bajunya sebagian.
Melihat Sutikno akan menyobek bajunya, Subhan berusaha
"Sutikno, jangan kau sobek bajumu" Bukankah itu baju mu satu-satunya?" Kalau kau sobek, kau mau pakai baju apa lagi?" Suasana di sini sangat dingin menurutku" ucap Subhan mencegah Sutikno untuk merobek bajunya.
"Sudahlah Subhan, aku masih bisa pakai baju kok" Aku hanya merobek nya di bagian bawah saja..Baju bagian atas masih tetap bisa menutupi tubuhku" ucap Sutikno berusaha meyakinkan Subhan.
"Lihatlah tangan mu yang berdarah" Tubuhmu tak boleh terluka" ucap Sutikno pada Subhan.
Subhan pun akhirnya mengiyakan bantuan Sutikno. Dia hanya diam dan membiarkan Sutikno membalut tangannya dengan robekan baju merah miliknya.
Setelah tangan Subhan terbalut dengan baju Sutikno, Subhan mulai mendayung rakit miliknya. Hingga suatu ketika sampailah Subhan di pusat antrian tiga jalur di sungai itu. Antrian itu memperlihatkan orang dengan perahu masing-masing hendak mengantri menyeberang.
Ada penjaga sungai dengan wajah yang sangat aneh. Wajah mereka tertutup dengan masker dan topi besar. Tampak mereka sedang mengecek satu persatu orang yang akan menyeberang.
"Sutikno, lihatlah" Siapa orang itu?" Mengapa dia mencegat perjalanan kita?" tanya Subhan penasaran.
"Oh, itu" Kata ibuku sih mereka yang berjaga di pertengahan sungai ini" Berarti kita sudah melakukan setengah perjalanan" ucap Sutikno santai.
"Oh ya ya" jawab Subhan sambil mengamati beberapa orang yang ada di depan mereka. Terlihat seorang ibu-ibu menyerahkan semacam identitas berupa dedaunan berwarna kuning. Semua orang yang menaiki perahu menyerahkan daun itu pada penjaga sungai...
Subhan pun terkejut ketika melihat aktivitas yang diluar dugaannya karena dirinya tak memiliki identitas apapun.
Karena rakit mereka hampir saja memperoleh giliran, Subhan bertanya pada Sutikno mengenai hal yang dilihatnya itu
"Sutikno, gimana ini?" mereka membawa identitas semacam daun kuning?" Kita kan gak bawa barang apapun?" bagaimana ini?" tanya Subhan pada Sutikno.
Sutikni dengan santainya pun menjawab
"Tenang Subhan, aku bawa kok" Aku sudah membawa dua daun untuk kita berdua" Jadi kamu tenang saja"
Subhan makin penasaran karena Sutikno selangkah lebih maju dibanding dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Enok Wahyu.S GM Surabaya
Subhan pakai Honda ya..jd kalah sama Sutikno yg pakai Yamaha.. selalu di depan ..😁🤭🤣🤣🤣
2023-12-27
0
Natli Dragneel
🔥🔥 semakin penasaran 🤔🤨🤨🤨😌
2023-07-09
1
Annisa alma
aih aku penasaran sm sutikno.
2023-01-28
1