Menjaga Jarak

"Setauku Faisal nggak pernah berani mengungkapkan perasaannya karena dia merasa minder pada keluarga Sarah yang terpandang di desa ini."

Feli menghembuskan napasnya berat, ia menolehi Faisal yang sudah terpejam sejak satu jam yang lalu.

"Sayang, maafkan aku."

Suara Faisal dan Zul bergantian menghantui pikiran Feli. Bila memang Faisal menyukai Sarah, lantas apa tujuan Faisal memanggilnya Sayang? Apakah untuk membuat Sarah cemburu?

Perlakuan Faisal padanya tak pernah semanis itu sebelumnya, jangankan memanggil Sayang, menatap Feli dengan mesra dan hangat saja hampir tidak pernah! Pasti ada sesuatu yang Faisal sembunyikan tapi apa?

Tarikan dan hembusan napas Faisal yang naik turun dengan begitu damainya membuat Feli tertarik untuk mengamati wajahnya yang tengah terpejam. Sebagai perempuan normal, Feli pernah mengagumi ketampanan Kakak sekaligus suaminya ini semasa ia masih kecil. Dan sekarang  sosok itu tak hanya memiliki ketampanan tapi juga memiliki kharisma. Ya, Faisal yang dewasa dan pembawaannya selalu tenang pastilah sanggup membuat wanita manapun terpesona, kecuali Feli tentunya!

Dan Sarah, dengan usianya yang berada di atas Feli beberapa tahun dan pembawaan yang kalem plus murah senyum pastilah membuat Faisal klepek-klepek tak berdaya. Feli merasa tak setara bersanding dengan Sarah, dari segi sifat keduanya bak langit dan bumi.

Hawa yang semakin dingin membuat Feli semakin merapatkan selimutnya. Posisi tidur Faisal yang miring ke arah Feli membuatnya bisa melihat dengan jelas garis-garis halus di kening Suaminya itu. Di usia pertengahan 30an, pastilah Faisal mulai mendapat tanda penuaan, terlebih dia buka tipe lelaki yang Dandy, Faisal sangat cuek dengan penampilannya. Tanpa sadar tangan Feli terangkat perlahan, ia menyentuh garis halus di kening itu dengan sangat hati-hati.

Faisal yang sudah terlelap sontak membuka mata saat merasakan sesuatu yang hangat menyentuh keningnya. Ia sangat sensitif pada sentuhan, gerakan dan bunyi selelap apapun tidurnya.

"Kamu belum tidur?" tanya Faisal heran saat tangan Feli masih membelai keningnya.

Feli mendelik syok, ia sontak menarik tangannya dan menatap Faisal dengan keki.

"Kok Kak Ical bangun?"

Dengan mata yang setengah terbuka, Faisal melirik jam di atas meja. Jam 12 lewat 10 menit.

"Sudah malam Feli, tidurlah." Faisal berbalik dan memunggunginya. Bisa bahaya kalo dia tak segera melanjutkan tidurnya lagi.

Feli merengut, ia ikut berbalik dan memunggungi Faisal. Dan lima menit berikutnya, Feli sudah terlelap sementara Faisal masih tetap terjaga.

Dan esok paginya, seperti biasa Feli sangat jarang bangun pagi dan menemani Faisal sarapan. Ajeng dan Bik Sum yang sedari tadi sibuk di dapur tak menyadari bila mata Faisal memerah dengan lingkaran hitam bak mata panda. Semua gara-gara Feli yang membuatnya tak nyenyak tidur semalaman.

Dan hingga berhari-hari berikutnya, keanehan sikap Feli semakin menjadi-jadi. Bila biasanya dia selalu membuat rumah heboh dengan jeritan-jeritan tak penting, kini Feli berubah menjadi lebih pendiam. Feli yang biasanya belum tidur bila Faisal datang, kini malah sudah terlelap bahkan ketika jam masih menunjukkan angka 8.

"Ajeng," panggil Faisal saat Ajeng sedang menyapu di halaman depan.

Ajeng menoleh, ia lantas menghampiri Faisal.

"Ya, Mas?" sahutnya sopan.

Untuk sesaat Faisal kehilangan kata-kata. Ia tak tahu harus memulai pertanyaannya dari mana.

"Apa Mas Faisal butuh sesuatu?"

"Hmm, apa kamu tahu kenapa Feli akhir-akhir ini jadi pendiam?" sela Faisal gugup. Ia tak pernah sekepo ini sebelumnya pada perempuan, kecuali pada Sarah bertahun-tahun yang lalu.

Ajeng berpikir sejenak, ia tak mungkin berani mengatakan kejadian terakhir ketika Feli menangis usai berbicang-bincang dengan Zul seminggu yang lalu.

"Saya nggak tahu, Mas."

Faisal menelisik perubahan ekspresi Ajeng yang nampak gelisah. Ajeng pasti tahu sesuatu, namun ia tak ingin menceritakannya pada Faisal.

"Bila terjadi sesuatu dengan dia, katakan padaku secepatnya, Jeng. Aku minta tolong padamu."

Ajeng mengangguk, ia ingin sekali mendamaikan Faisal dan Feli namun tak tahu harus memulai dari mana.

"Dan bila Feli butuh sesuatu atau ngidam lagi, segeralah beritahu aku," pinta Faisal serius.

Sekali lagi Ajeng mengangguk. Ia pun pamit untuk melanjutkan kegiatannya lagi sementara Faisal berangkat ke gudang usai menyampaikan hal yang sama pada Bik Sum.

"Heh, melamun aja daritadi!"

Faisal tersentak dan menoleh pada Zul yang sudah duduk di depan mejanya.

"Sudah jam 3 nih, waktunya ambil obat ke tempat Sarah!"

Faisal mengawasi arlojinya dengan suntuk. Ia kemudian bangkit dengan tak bersemangat. Bila dua minggu yang lalu ia masih antusias dan bersemangat tiapkali ke tempat Sarah, entah mengapa  sore ini terasa berbeda.

"Sal, kamu sakit?"

Faisal menggeleng, ia berlalu tanpa menjawab pertanyaan Zul dan lekas turun untuk mengambil motornya. Pikiran Faisal hanya tertuju pada perubahan sikap Feli. Ia ingin segera pulang setelah menyelesaikan tugasnya mengambil obat di tempat Sarah.

Tiba di Polindes.

Senyum Sarah merekah ketika melihat Faisal berdiri di pintu sembari mengetuknya perlahan.

"Masuk, Mas!" pinta Sarah sembari mengeluarkan sekresek obat yang sudah ia siapkan sedari tadi.

Dengan kikuk, Faisal melangkah masuk dan duduk di kursi di depan meja kerja Sarah. Ia mengeluarkan dompet dan menyerahkan beberapa lembar uang.

"Mbak Feli sehat, kan? Sepertinya emosinya sudah lebih stabil sekarang," tutur Sarah sembari menerima uang Faisal dan memasukkannya ke laci.

"Iya, dia sehat."

"Baguslah! Kandungannya sudah masuk 16 minggu. Beberapa hari lagi pasti kalian bisa merasakan gerakan pertama dedek baby!"

Faisal terdiam, gerakan pertama?

Tanpa sadar seutas senyum tersungging di wajah datar Faisal.

"Terima kasih banyak, Sarah. Aku permisi dulu."

"Sampaikan salamku sama Istrimu ya, Mas!"

Faisal berdiri dan mengangguk. Sarah selalu mengatakan hal itu setiap kali Faisal pamit pulang dan entah mengapa mendengar kata "Istri" selalu membuat Faisal geli hingga tanpa sadar ia jadi senyum-senyum sendiri.

Sambil menenteng kreseknya, Faisal kembali tersenyum mengingat perkataan Sarah tadi. Istri? Istri kecil? Feli adalah istrinya, istri sahnya! Perempuan yang beberapa bulan yang lalu masih berstatus adik itu kini menjadi istrinya! Betapa kocaknya dunia ini.

Faisal menarik helmnya yang ia gantungkan di kaca spion, ia lantas mengaitkan kresek itu di handle motor. Tepat disaat Faisal hendak naik ke atas sadel motornya, pandangannya tertuju pada dua orang gadis yang berjalan melewati Polindes dan membuat debaran dada Faisal bergemuruh seketika. Ajeng ... dan Feli.

Senyum di wajah Faisal lenyap seketika, istri kecil yang sempat ia bayangkan beberapa menit yang lalu melintas tanpa menoleh atau menyapanya. Seolah Faisal tak terlihat, Feli berlalu begitu saja dan masih asyik bercanda dengan Ajeng.

"Kamu kenapa, Fel ..." lirih Faisal sedih.

...****************...

Terpopuler

Comments

meE😊😊

meE😊😊

walaahh trjawab sudh alasan d balik snyum faisal bkn krn sarah tp krn ucapan sarah yg blg salam sma istri y..^feli istri y^ yg bkin faisal brbunga2 tp ya jd bkin feli slah fham loh aplg skrg feli tau klo km ad rsa sma sarah

2023-08-15

0

Ami batam

Ami batam

seharusnya km mencari perhatian ny Faisal,bkn malah menjaga jarak gini, apalagi km kan tahu gmn tipe wanita yg di sukai sama Faisal,
klo km trs menghindar dan menjaga jarak begini malah akan membuat hubungan kalian akan semakin memburuk, ingat felli km bkn wanita yg sempurna krn km udh hamil anak ny jonas, ku rasa Faisal tidak meminta mu harus seperti mb sarah, tetapi yg di ingin kan km jadi felli yg dewasa dan pengertian, jadi rubah lh sifat mu dari skrg 🥰

2023-01-16

2

Ami batam

Ami batam

baru skrg km menyadari betapa Faisal itu ganteng dan berkharisma

2023-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Dosa Terindah??
2 Marah Besar
3 Sah!!
4 Sekamar
5 Jenuh Melanda
6 Alasan dibalik Senyuman
7 Berteman?
8 Pertengkaran Pertama
9 Sidak Papa
10 Namaku Sarah
11 Morning Sickness
12 Ngidam
13 Penyelamat
14 Sok Jagoan
15 Jangan Khawatirkan Hari Esok
16 Teman Baru
17 Cemburu
18 Pengagum Rahasia
19 Menjaga Jarak
20 Visual Cast
21 Antarkan Aku Pulang ke Kota
22 Tendangan Kecil
23 Tatapan Mematikan
24 Tak Ada Titik Temu
25 Utamakan Kebahagiaanmu
26 Penampilan Baru
27 Pulang ke Rumah Kita
28 Apapun Kulakukan Untukmu
29 Pelukan
30 Aku Sayang Kalian
31 Selamat Pagi!
32 Pasangan Bucin
33 Hari yang Semakin Indah
34 Kamu yang Tercantik
35 Dari Hati ke Hati
36 Teman Baru
37 Teman Baru II
38 Give Away
39 Waktu Berlalu
40 Kamu Lebih Penting
41 Tolong, Selamatkan Anakku!
42 Hello, Baby!
43 Pengumuman Pemenang Give Away
44 Kesal Padamu!
45 Mirip Denganku?
46 Maafkan Aku ...
47 Nama Bayi Kita
48 Aqiqah & Selapanan
49 Hasrat Terpendam
50 Pengait Sialan!
51 Aku yang Terakhir
52 Perayaan Ulang Tahun
53 Dia Kembali
54 Alasan Menghilang
55 Aku Papanya!
56 Aku Suaminya!!
57 Maafkan aku, Feli.
58 Pergi Begitu Saja
59 Papa?
60 Kita Pergi
61 30 Hari Kemudian
62 Pergilah Bersamanya
63 Ikatan Batin
64 Mencari Bersama
65 Dari Hati ke Hati
66 Cepatlah Sembuh
67 Takdir
68 Putriku Sayang
69 Pergilah Bersamanya
70 Selayaknya Keluarga
71 Pulang
72 Selamat!
73 Terima Kasih, Feli!
74 Bukan Suami Pengganti
75 I Love You, Mr. CEO
76 Promote
77 Promote New Story!
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Dosa Terindah??
2
Marah Besar
3
Sah!!
4
Sekamar
5
Jenuh Melanda
6
Alasan dibalik Senyuman
7
Berteman?
8
Pertengkaran Pertama
9
Sidak Papa
10
Namaku Sarah
11
Morning Sickness
12
Ngidam
13
Penyelamat
14
Sok Jagoan
15
Jangan Khawatirkan Hari Esok
16
Teman Baru
17
Cemburu
18
Pengagum Rahasia
19
Menjaga Jarak
20
Visual Cast
21
Antarkan Aku Pulang ke Kota
22
Tendangan Kecil
23
Tatapan Mematikan
24
Tak Ada Titik Temu
25
Utamakan Kebahagiaanmu
26
Penampilan Baru
27
Pulang ke Rumah Kita
28
Apapun Kulakukan Untukmu
29
Pelukan
30
Aku Sayang Kalian
31
Selamat Pagi!
32
Pasangan Bucin
33
Hari yang Semakin Indah
34
Kamu yang Tercantik
35
Dari Hati ke Hati
36
Teman Baru
37
Teman Baru II
38
Give Away
39
Waktu Berlalu
40
Kamu Lebih Penting
41
Tolong, Selamatkan Anakku!
42
Hello, Baby!
43
Pengumuman Pemenang Give Away
44
Kesal Padamu!
45
Mirip Denganku?
46
Maafkan Aku ...
47
Nama Bayi Kita
48
Aqiqah & Selapanan
49
Hasrat Terpendam
50
Pengait Sialan!
51
Aku yang Terakhir
52
Perayaan Ulang Tahun
53
Dia Kembali
54
Alasan Menghilang
55
Aku Papanya!
56
Aku Suaminya!!
57
Maafkan aku, Feli.
58
Pergi Begitu Saja
59
Papa?
60
Kita Pergi
61
30 Hari Kemudian
62
Pergilah Bersamanya
63
Ikatan Batin
64
Mencari Bersama
65
Dari Hati ke Hati
66
Cepatlah Sembuh
67
Takdir
68
Putriku Sayang
69
Pergilah Bersamanya
70
Selayaknya Keluarga
71
Pulang
72
Selamat!
73
Terima Kasih, Feli!
74
Bukan Suami Pengganti
75
I Love You, Mr. CEO
76
Promote
77
Promote New Story!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!