Jangan Khawatirkan Hari Esok

Feli belum diperbolehkan pulang sebelum cairan infusnya habis. Karena masih kesal, Faisal memutuskan pulang dan meminta Bik Sum yang menjaga Feli di Polindes. Ajeng juga ikut menemani dan mulai akrab dengan Feli.

Tadi Faisal sudah meminta Zul standby untuk menjemput Feli pulang bila sewaktu-waktu Bik Sum menelefonnya. Sarah bilang, mungkin infus itu akan habis sekitar jam 9 malam.

Sementara itu di kota, Handoko yang mendapat kabar dari salah satu karyawannya bila Feli sakit dan dirawat di Polindes, langsung memutuskan untuk mengunjungi putrinya malam itu juga. Ia dan Sartika tiba 3 jam kemudian, tepat di saat infus Feli baru saja di lepas.

"Faisal ke mana?" tanya Handoko penasaran saat ia hanya menemukan Bik Sum dan gadis bernama Ajeng yang menjagai Feli sedari tadi.

"Kak Ical sibuk, Pi," sahut Feli beralasan.

Handoko menolehi Sartika, mereka saling tatap untuk beberapa saat. Bila bukan karena harus cepat pulang, mungkin Feli masih akan di interogasi oleh Papinya itu. Tapi nyatanya meski orang tuanya tak bertanya, Feli menumpahkan semua kekesalannya pada Faisal di mobil yang tengah mengantarkannya pulang.

"Biar nanti Papa yang akan merayu Faisal," bujuk Handoko sembari melirik putrinya dari spion tengah.

"Feli tuh bosen di rumah cuma berdua sama Bik Sum! Feli butuh temen, Pi!"

"Iya, Papi tahu. Nanti Papi yang akan bilang sama Faisal."

Sartika menghela napasnya berat. Ia tak bisa berkomentar banyak karena sudah hafal dengan watak dua anaknya. Faisal meskipun tenang dan pendiam, tapi dia sangat keras pada prinsip hidup. Sementara Feli yang cenderung temperamental, perasaannya lebih halus dan mudah iba pada orang lain. Sifat keduanya benar-benar berkebalikan.

Tiba di rumah. Faisal sangat terkejut saat Handoko lah yang menjemput Feli pulang.

"Papi tahu dari siapa kalo Feli sakit?"

"Nggak penting tahu dari siapa! Papi ingin bicara berdua dengan kamu, Sal!"

Handoko lebih dulu melangkah keluar setelah membantu Feli tiduran di kamar. Perasaan Faisal mulai buruk, wajah Sartika dan Handoko nampak tegang sejak turun dari mobil. Apakah Feli mengadu? Mampuslah Faisal sekarang!

Melihat Handoko tengah duduk di kursi taman, Faisal menghampiri Papinya itu dan duduk.

"Buat Papi, kalian adalah dua sisi mata uang yang berbeda namun nggak bisa terpisahkan." Handoko mulai bersuara.

Faisal yang merasa gugup hanya diam membisu. Ia tahu Handoko pasti marah karena Faisal meninggalkan Feli di Polindes.

"Sifat kalian memang sangat berbeda 360 derajat. Tapi justru dari perbedaan itulah Papi yakin kamu bisa menjaga dan mengimbangi sifat Feli dengan baik, Sal."

"Maafin aku, Pi," sesal Faisal dengan kepala tertunduk.

"Kamu workaholic, sementara Feli anak yang manja dan haus perhatian. Kamu pendiam, sementara Feli gampang meledak-ledak. Hahaha ...." Handoko tiba-tiba tertawa saat membayangkan perbedaan sifat kedua anaknya.

"Untuk menengahi perseteruan kalian, turutilah kemauan Feli. Papi yakin dia nggak akan lagi merepotkanmu seandainya punya teman di rumah ini."

Faisal menggeleng tak setuju. Bila Handoko sedang membujuknya maka Faisal tak akan mundur dengan keputusannya.

"Ajeng itu putrinya Pak Poniman, Pi. Dia pemabuk dan penjudi!"

Handoko menolehi Faisal. "Terus?"

"Aku tidak mau kami terlibat dengan orang seperti dia! Mengijinkan Ajeng untuk tinggal di sini sama halnya dengan menambah masalah baru, Poniman pasti tidak akan tinggal diam," jelas Faisal lugas.

Terdengar hembusan napas berat Handoko, ia menepuk bahu putra lelaki sekaligus menantunya itu.

"Kamu tahu, Sal, kadang berhenti untuk mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi itu lebih penting."

Faisal terhenyak. Ia menghela napasnya untuk sesaat.

"Kamu belum berubah, selalu saja mengkhawatirkan kejadian yang belum tentu terjadi. Itu nggak baik, Nak!" saran Handoko entah untuk yang keberapa kali.

"Jalani saja dulu prosesnya. Apapun yang terjadi nanti, jangan kamu khawatirkan sekarang. Ingat, kamu hidup di masa ini, di detik ini, bukan di hari esok." Handoko berdiri, ia memasukkan kedua tangannya yang mulai kedinginan ke dalam saku celananya.

"Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok, apakah kita masih hidup atau sudah jadi mayat. Maka dari itu nikmatilah yang terjadi saat ini, karena hari esok masih menjadi rahasia."

...****************...

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

Ajeng kl GK ditolong kasihan , mati disiksa didepan mata dan kalian tau ada oenyisaan trs diam , apa GK lebih tragis

2025-03-23

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

benar tu p'handoko

2023-07-01

0

Widi Widurai

Widi Widurai

tp jangan diajak tinggal dirumah jg. ga baik. ya kalau sadar diri kl abis ditolong. kalau mentung gimana

2023-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Dosa Terindah??
2 Marah Besar
3 Sah!!
4 Sekamar
5 Jenuh Melanda
6 Alasan dibalik Senyuman
7 Berteman?
8 Pertengkaran Pertama
9 Sidak Papa
10 Namaku Sarah
11 Morning Sickness
12 Ngidam
13 Penyelamat
14 Sok Jagoan
15 Jangan Khawatirkan Hari Esok
16 Teman Baru
17 Cemburu
18 Pengagum Rahasia
19 Menjaga Jarak
20 Visual Cast
21 Antarkan Aku Pulang ke Kota
22 Tendangan Kecil
23 Tatapan Mematikan
24 Tak Ada Titik Temu
25 Utamakan Kebahagiaanmu
26 Penampilan Baru
27 Pulang ke Rumah Kita
28 Apapun Kulakukan Untukmu
29 Pelukan
30 Aku Sayang Kalian
31 Selamat Pagi!
32 Pasangan Bucin
33 Hari yang Semakin Indah
34 Kamu yang Tercantik
35 Dari Hati ke Hati
36 Teman Baru
37 Teman Baru II
38 Give Away
39 Waktu Berlalu
40 Kamu Lebih Penting
41 Tolong, Selamatkan Anakku!
42 Hello, Baby!
43 Pengumuman Pemenang Give Away
44 Kesal Padamu!
45 Mirip Denganku?
46 Maafkan Aku ...
47 Nama Bayi Kita
48 Aqiqah & Selapanan
49 Hasrat Terpendam
50 Pengait Sialan!
51 Aku yang Terakhir
52 Perayaan Ulang Tahun
53 Dia Kembali
54 Alasan Menghilang
55 Aku Papanya!
56 Aku Suaminya!!
57 Maafkan aku, Feli.
58 Pergi Begitu Saja
59 Papa?
60 Kita Pergi
61 30 Hari Kemudian
62 Pergilah Bersamanya
63 Ikatan Batin
64 Mencari Bersama
65 Dari Hati ke Hati
66 Cepatlah Sembuh
67 Takdir
68 Putriku Sayang
69 Pergilah Bersamanya
70 Selayaknya Keluarga
71 Pulang
72 Selamat!
73 Terima Kasih, Feli!
74 Bukan Suami Pengganti
75 I Love You, Mr. CEO
76 Promote
77 Promote New Story!
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Dosa Terindah??
2
Marah Besar
3
Sah!!
4
Sekamar
5
Jenuh Melanda
6
Alasan dibalik Senyuman
7
Berteman?
8
Pertengkaran Pertama
9
Sidak Papa
10
Namaku Sarah
11
Morning Sickness
12
Ngidam
13
Penyelamat
14
Sok Jagoan
15
Jangan Khawatirkan Hari Esok
16
Teman Baru
17
Cemburu
18
Pengagum Rahasia
19
Menjaga Jarak
20
Visual Cast
21
Antarkan Aku Pulang ke Kota
22
Tendangan Kecil
23
Tatapan Mematikan
24
Tak Ada Titik Temu
25
Utamakan Kebahagiaanmu
26
Penampilan Baru
27
Pulang ke Rumah Kita
28
Apapun Kulakukan Untukmu
29
Pelukan
30
Aku Sayang Kalian
31
Selamat Pagi!
32
Pasangan Bucin
33
Hari yang Semakin Indah
34
Kamu yang Tercantik
35
Dari Hati ke Hati
36
Teman Baru
37
Teman Baru II
38
Give Away
39
Waktu Berlalu
40
Kamu Lebih Penting
41
Tolong, Selamatkan Anakku!
42
Hello, Baby!
43
Pengumuman Pemenang Give Away
44
Kesal Padamu!
45
Mirip Denganku?
46
Maafkan Aku ...
47
Nama Bayi Kita
48
Aqiqah & Selapanan
49
Hasrat Terpendam
50
Pengait Sialan!
51
Aku yang Terakhir
52
Perayaan Ulang Tahun
53
Dia Kembali
54
Alasan Menghilang
55
Aku Papanya!
56
Aku Suaminya!!
57
Maafkan aku, Feli.
58
Pergi Begitu Saja
59
Papa?
60
Kita Pergi
61
30 Hari Kemudian
62
Pergilah Bersamanya
63
Ikatan Batin
64
Mencari Bersama
65
Dari Hati ke Hati
66
Cepatlah Sembuh
67
Takdir
68
Putriku Sayang
69
Pergilah Bersamanya
70
Selayaknya Keluarga
71
Pulang
72
Selamat!
73
Terima Kasih, Feli!
74
Bukan Suami Pengganti
75
I Love You, Mr. CEO
76
Promote
77
Promote New Story!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!