Namaku Sarah

Usai sarapan bersama, Handoko dan Faisal berangkat menuju gudang dan kebun teh. Di sana ratusan petani menyambut kedatangan Bos besar mereka dengan hangat. Handoko juga menyempatkan waktu untuk memberi semangat dan sedikit oleh-oleh pada para pekerjanya.

Selama berkeliling ke kebun teh, Handoko berkali-kali memuji hasil kerja keras Faisal yang telah merawat dan mengawasi puluhan hektar perkebunan dengan baik. Handoko sangat bersyukur, Faisal telah membuat usahanya semakin berkembang. Padahal tadinya ia hanya memiliki tak sampai 10 Hektar kebun, namun seiring berjalan waktu jumlah itu semakin bertambah saat Faisal yang menghandle semuanya.

"Kalo butuh sesuatu atau Feli merepotkanmu dengan permintaan yang aneh-aneh, jangan sungkan-sungkan mintalah pada Papi, Sal!" pinta Handoko saat mereka berdua sudah dalam perjalanan kembali ke gudang.

"Iya, Pi." Faisal menyahut singkat.

"Apa Feli betah tinggal di sini?" selidik Handoko sembari menolehi Faisal.

Di tatap dengan intens membuat Faisal mulai gugup. Ia sendiri tak pernah bertanya tentang hal ini pada Feli. Selama ini Faisal terlalu sibuk menghindarinya alih-alih menemani kesendiriannya di tempat baru.

"Sepertinya begitu, Pi."

"Sepertinya?!" tukas Handoko heran mendengar jawaban Faisal yang rancu.

"Feli harus beradaptasi dengan lingkungan baru, dan sejauh ini dia terlihat enjoy dengan semuanya, Pi." Faisal mulai panik.

Handoko menghela napas panjang. "Tak ada pilihan lain, Sal. Feli harus menjalani takdir ini sebagai hukuman atas perbuatannya."

Hening, Faisal tak berani menginterupsi.

"Sebenarnya Papi nggak tega lihat Feli harus tinggal di rumahmu itu. Apa perlu Papi membelikan rumah untuk kalian?"

"Tidak ... tidak perlu, Pi. Selama ini Feli cukup betah di rumah. Lagipula Feli harus terbiasa hidup sederhana, Papi dan Mami terlalu memanjakan dia."

Handoko manggut-manggut, ia setuju dengan pemikiran Faisal. Dia dan Sartika memang terlalu memanjakan Feli dengan kemewahan dan segala fasilitas.

"Aku akan mengajari Feli hidup sederhana, Pi. Tapi bukan berarti hidup kami akan kekurangan."

"Lakukanlah semaumu, Nak. Papi percayakan Feli sama kamu karena Papi yakin kamu bisa menjaganya dengan baik."

Meskipun pernah hidup dengan bergelimang harta, jiwa Faisal tetaplah sederhana. Ia menabung semua gaji yang ia dapatkan dari Handoko, membeli rumah kecil yang cukup untuk dirinya, tak pernah membeli barang yang tak berguna, makan seadanya dan jarang menghambur-hamburkan uangnya. Bila Faisal mau, bisa saja ia membeli rumah paling besar di desa ini dengan uang tabungannya. Namun Faisal tak butuh rumah besar, ia hanya butuh rumah yang hangat dan nyaman setiap kali ia pulang.

"Nah, itu Mami!" Handoko menunjuk seorang wanita berpakain modis yang tengah menunggunya di depan gudang.

"Papi langsung pulang ke kota?" tanya Faisal heran, padahal tadinya ia pikir orang tuanya akan menginap.

"Tentu saja! Kami nggak suka mengganggu pengantin baru," seloroh Handoko sembari tertawa.

Faisal merona, pengantin baru, huh?

Sartika memeluk putranya begitu mereka tiba, ia menepuk-nepuk bahu Faisal dengan hangat.

"Mami titip Feli ya, Sal. Tadi Mami sudah kasi dia wejangan biar manut sama suami," ungkap Sartika setelah mengurai pelukannya.

Faisal mengangguk, ia kehabisan kata-kata.

"Kamu juga jangan terlalu sibuk, Sal. Ajak lah Feli jalan-jalan sesekali. Tadi Mami lihat kayanya Feli kurang piknik, mukanya cemberut terus tiap Mami nasehati."

"Iya, Mi. Nanti minggu depan Feli akan Faisal ajak jalan-jalan."

"Bener?"

Faisal mengangguk cepat.

"Yuk ah, Mi. Keburu malem nanti kita sampe di kota. Kami pulang dulu ya, Sal!" Handoko mengapit lengan istrinya dan membukakan pintu.

"Bye, Sal! Inget pesen Mami! Jangan sering-sering berantem ya kalian!" cerocos Sartika sambil membuka kaca mobil.

Faisal kembali mengangguk entah untuk yang keberapa kali. Mobil SUV itupun mulai melaju perlahan. Sartika melambaikan tangan pada putra sekaligus menantunya itu dengan sedih.

Hembusan napas lega menjadi tanda bila Faisal kini merasa terbebas. Ia berbalik dan masuk ke dalam gudang untuk kembali mengerjakan beberapa laporan pengiriman yang belum sempat di cek. Dengan langkah lebar, Faisal menaiki tangga menuju ruangannya. Langkahnya tiba-tiba terhenti saat ponselnya bergetar di saku celana. Ada panggilan masuk dari tetangga sebelah rumah.

"Halo," sapa Faisal heran.

"Mas Faisal, istrinya pingsan!"

Sekujur tubuh Faisal menegang seketika. Ia lekas memutus sambungan telefon itu tanpa sempat mengucapkan terima kasih. Tangannya mulai mencari nomor Zul di daftar kontak.

"Ha--"

"Zul, kamu di mana? Cepet kesini! Anterin aku pulang ke rumah, Feli pingsan!"

.

.

Aroma menyengat yang sangat tajam menusuk indra penciuman Felinova hingga membuatnya siuman.

"Sudah bangun?"

Suara seorang wanita membuat Feli mengerjapkan mata beberapa kali. Kepalanya masih terasa pusing, entah karena aroma menyengat tadi atau karena -- tunggu, di mana dia sekarang?

Feli mengawasi sekelilingnya yang terasa asing. Apakah dia berada di Rumah Sakit?

"Tadi Mbak Feli pingsan. Terus Mas Faisal bawa Mbak ke sini," terang wanita cantik itu sembari memasang stetoskop di telinganya.

Faisal?

Bukannya tadi lelaki es batu itu sedang bekerja? Bagaimana bisa dia membawa Feli ke tempat ini?

"Saya panggilin Mas Faisal dulu, ya. Daritadi dia nunggu di luar."

"Mbak, eh Dok ..."

"Panggil saja saya Sarah. Saya Bidan di desa ini."

...****************...

Terpopuler

Comments

Ami batam

Ami batam

owww ini rupanya sarah wanita yg bikin Faisal tersenyum senyum sendiri, tapi bkn sarah ny si doel ya😊

2023-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Dosa Terindah??
2 Marah Besar
3 Sah!!
4 Sekamar
5 Jenuh Melanda
6 Alasan dibalik Senyuman
7 Berteman?
8 Pertengkaran Pertama
9 Sidak Papa
10 Namaku Sarah
11 Morning Sickness
12 Ngidam
13 Penyelamat
14 Sok Jagoan
15 Jangan Khawatirkan Hari Esok
16 Teman Baru
17 Cemburu
18 Pengagum Rahasia
19 Menjaga Jarak
20 Visual Cast
21 Antarkan Aku Pulang ke Kota
22 Tendangan Kecil
23 Tatapan Mematikan
24 Tak Ada Titik Temu
25 Utamakan Kebahagiaanmu
26 Penampilan Baru
27 Pulang ke Rumah Kita
28 Apapun Kulakukan Untukmu
29 Pelukan
30 Aku Sayang Kalian
31 Selamat Pagi!
32 Pasangan Bucin
33 Hari yang Semakin Indah
34 Kamu yang Tercantik
35 Dari Hati ke Hati
36 Teman Baru
37 Teman Baru II
38 Give Away
39 Waktu Berlalu
40 Kamu Lebih Penting
41 Tolong, Selamatkan Anakku!
42 Hello, Baby!
43 Pengumuman Pemenang Give Away
44 Kesal Padamu!
45 Mirip Denganku?
46 Maafkan Aku ...
47 Nama Bayi Kita
48 Aqiqah & Selapanan
49 Hasrat Terpendam
50 Pengait Sialan!
51 Aku yang Terakhir
52 Perayaan Ulang Tahun
53 Dia Kembali
54 Alasan Menghilang
55 Aku Papanya!
56 Aku Suaminya!!
57 Maafkan aku, Feli.
58 Pergi Begitu Saja
59 Papa?
60 Kita Pergi
61 30 Hari Kemudian
62 Pergilah Bersamanya
63 Ikatan Batin
64 Mencari Bersama
65 Dari Hati ke Hati
66 Cepatlah Sembuh
67 Takdir
68 Putriku Sayang
69 Pergilah Bersamanya
70 Selayaknya Keluarga
71 Pulang
72 Selamat!
73 Terima Kasih, Feli!
74 Bukan Suami Pengganti
75 I Love You, Mr. CEO
76 Promote
77 Promote New Story!
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Dosa Terindah??
2
Marah Besar
3
Sah!!
4
Sekamar
5
Jenuh Melanda
6
Alasan dibalik Senyuman
7
Berteman?
8
Pertengkaran Pertama
9
Sidak Papa
10
Namaku Sarah
11
Morning Sickness
12
Ngidam
13
Penyelamat
14
Sok Jagoan
15
Jangan Khawatirkan Hari Esok
16
Teman Baru
17
Cemburu
18
Pengagum Rahasia
19
Menjaga Jarak
20
Visual Cast
21
Antarkan Aku Pulang ke Kota
22
Tendangan Kecil
23
Tatapan Mematikan
24
Tak Ada Titik Temu
25
Utamakan Kebahagiaanmu
26
Penampilan Baru
27
Pulang ke Rumah Kita
28
Apapun Kulakukan Untukmu
29
Pelukan
30
Aku Sayang Kalian
31
Selamat Pagi!
32
Pasangan Bucin
33
Hari yang Semakin Indah
34
Kamu yang Tercantik
35
Dari Hati ke Hati
36
Teman Baru
37
Teman Baru II
38
Give Away
39
Waktu Berlalu
40
Kamu Lebih Penting
41
Tolong, Selamatkan Anakku!
42
Hello, Baby!
43
Pengumuman Pemenang Give Away
44
Kesal Padamu!
45
Mirip Denganku?
46
Maafkan Aku ...
47
Nama Bayi Kita
48
Aqiqah & Selapanan
49
Hasrat Terpendam
50
Pengait Sialan!
51
Aku yang Terakhir
52
Perayaan Ulang Tahun
53
Dia Kembali
54
Alasan Menghilang
55
Aku Papanya!
56
Aku Suaminya!!
57
Maafkan aku, Feli.
58
Pergi Begitu Saja
59
Papa?
60
Kita Pergi
61
30 Hari Kemudian
62
Pergilah Bersamanya
63
Ikatan Batin
64
Mencari Bersama
65
Dari Hati ke Hati
66
Cepatlah Sembuh
67
Takdir
68
Putriku Sayang
69
Pergilah Bersamanya
70
Selayaknya Keluarga
71
Pulang
72
Selamat!
73
Terima Kasih, Feli!
74
Bukan Suami Pengganti
75
I Love You, Mr. CEO
76
Promote
77
Promote New Story!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!