"Ku kira kau adalah satu-satunya orang yang selalu peduli kepadaku, tapi ternyata kau sama saja dengan mereka!" seru Indra
"Dasar bodoh mana mungkin ayah akan membela menantu bodoh seperti dirimu!" hardik Ranu
"Sudah cukup!" seru Surya
"Jika kau mengundurkan diri sekarang maka kau akan membuat kekek mu terkena serangan jantung dan mati, apa itu yang kau inginkan?" tanya Surya
"Bukankah kau yang menginginkan hal itu terjadi, kau sangat ingin kakek meninggal agar kau bisa menjadi ketua Atmaja Group?" jawab Indra
"Kenapa, apa kau terkejut? aku bisa membaca siasat mu?" ucap Indra membuat Surya mengepalkan tangannya
"Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Surya begitu tenang
"Aku hanya ingin menjadi diriku dan menjalankan pekerjaan ku seperti amanah kakek Danu," jawab Indra
"Kalau begitu lakukanlah, jadilah pemimpin yang bijak seperti kakekmu," jawab Surya kemudian meninggalkan ruangan itu
Melihat sang ayah meninggal ruangan itu membuat Cailen dan Ranu langsung mengejarnya.
"Ayah, apa maksud perkataan mu tadi, apa kau menyerah dan membiarkan si brengsek itu benar-benar menjadi pemimpin di rumah sakit ini?" tanya Cailen
"Dalam setiap peperangan selalu ada orang cerdik yang selalu pandai memanfaatkan situasi untuk kepentingannya. Dia memang tak pandai menggunakan pedang, tapi dia sangat pintar dalam mempengaruhi orang-orang. Orang-orang seperti inilah yang sangat berbahaya karena dia bisa membunuhmu kapan saja tanpa kau sadari," jawab Surya
"Maksudnya apalagi ini, aku benar-benar tidak tahu!" seru Cailen
"Salah satu teknik berperang adalah membiarkan musuh merasa menang dan kita akan menyerangnya lagi saat ia lengah," jawab Surya
"Jadi ayah akan membiarkan dia berbuat sesuka hatinya begitu!" tanya Cailen
"Benar, lagipula terlalu cepat jika kita memanfaatkan dia dan aku khawatir kakek akan tahu rencana kita. Jadi sebaiknya kita cari aman dulu sambil mencari momen yang tepat untuk menjalankan rencana kita. Yang terpenting sekarang adalah, kau harus mengambil hati kakek mu dengan penemuan mu itu. Aku yakin ia akan memberikan posisi direktur utama kepada mu jika kau memiliki prestasi yang dibanggakan," terang Surya
"Ayah benar, kau benar-benar genius ayah kenapa aku tidak terpikirkan sebelumnya. Sekarang aku janji aku akan menjadi anak yang membanggakan bagi keluarga kita," jawab Cailen
"Aku juga," sahut Ranu
Malam itu Surya sengaja mengadakan makan malam bersama keluarga besarnya. Selain untuk memberikan selamat kepada Owen yang baru saja di Lantik menjadi Direktur utama Atmaja Hospital, ia juga ingin membangun kedekatan dengan keluarganya yang selama ini selalu sibuk dan jarang berkumpul.
"Mulai sekarang Owen tidak lagi mengerjakan pekerjaan rumah karena ia adalah seorang direktur utama Atmaja Hospital Rumah sakit terbesar dan terbaik di Jakarta. Aku yakin karena kesibukannya ia tak lagi sempat mengerjakan pekerjaan rumah. Untuk itu aku sudah memperkerjakan asisten rumah tangga di rumah kita,"
"Syukurlah kalau begitu, tapi sebenarnya aku sudah merasa cocok dengan art yang dibawa oleh Owen, ia bisa memasak makanan apapun dan rasanya tidak kalah dengan restoran bintang lima," ujar Laila
"Apa art yang ayah bawa bisa seperti mereka juga?" tanya Karina
"Kalau urusan itu kakak tak perlu khawatir karena aku akan memperkejakan mereka kembali jika kalian mau," jawab Indra
"Lalu bagaimana dengan art yang dibawa ayah?" tanya Laila
"Kita akan tetap memperkerjakannya lagipula rumah sebesar ini tidak mungkin jika hanya di urus oleh dua orang, kita perlu banyak art agar terlihat makin elegan,"
"Wah benar juga, kalau begini aku jadi bisa memamerkan art kita kepada teman-teman sosialita ku yang rata-rata memiliki 4 atau lebih art di rumahnya," terang Karina
"Kenapa aku lama-lama tidak nyaman jika harus makan semeja dengan seorang pecundang!" sindir Cailen
"Aku juga merasa takut jika duduk di samping seorang pencuri. Aku takut bukan hanya penemuan ku yang di curinya, tapi juga pakaian dalam ku." sahut Indra membuat Anggini dan Karina tertawa terbahak-bahak Mendengarnya
"Hahahaha, gokil baby!" seru Anggi memberikan jempol kepadanya
"Sial, bagaimana dia bisa tahu," gerutu Cailen
Indra yang tak mau merusak suasana makan malam keluarganya membuat mereka memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Ia keluar dari kamarnya dan menatap rembulan yang bersinar terang dari balkon kamarnya.
"Sudah beberapa hari aku meninggalkan rumah, seperti ada banyak kemajuan," tutur Anggi menghampiri suaminya
"Kau yang dulu terlihat bodoh dan cupu sekarang berubah menjadi sosok yang keren dan pintar. Meskipun kau mampu menipu semua orang dengan sikap mu tapi kau tidak bisa menipuku,"
"Memangnya sejak kapan aku menipumu?" jawab Indra menatap sosok wanita di hadapannya
"Secara fisik kamu memanglah Owen suamiku, tapi semua perkataan dan tindakan mu kau tidak seperti suamiku. Kau seperti orang lain yang terkurung dalam tubuh suamiku," ujar Anggi mengepulkan asap rokok ke wajah suaminya
Indra kemudian menarik pinggang wanita itu kedalam pelukannya dan menatapnya intens
"Wanita seperti dirimu tidak akan pernah bisa menilai diriku. Bagaimana bisa seorang wanita yang tak mengenal suaminya bisa tahu kebiasaannya, kau bahkan tidak tahu makanan kesukaan ku bukan, jadi jangan berlagak menjadi seorang yang paling mengenal diriku," ucap Indra
Anggi terkekeh mendengar ucapan suaminya, ia bahkan bertepuk tangan karena merasa jika suaminya sangat keren malam itu.
"Wah kali ini aku benar-benar berhasil memikat ku. Kau benar-benar berhasil membuat jantungku berdebar-debar sekarang. Andai saja dari dulu kau selalu seperti ini, mungkin sekarang kita sudah menjadi pasangan suami istri yang bahagia," jawab Anggi kemudian mendorong suaminya
"Dasar brengsek, beraninya kau menggodaku," imbuh wanita itu kembali menyalakan rokoknya
************
Pagi harinya Indra sengaja pergi ke rumah sakit pagi-pagi buta. Ia sengaja datang sebelum orang-orang tiba di tempat itu.
Ia kemudian menuju ke ruang UGD dan memeriksa pembukuan di tempat itu tanpa seorangpun yang tahu.
Indra memang sengaja mencari laporan tentang penggunaan obat buatannya yang sudah di gunakan jauh sebelum Cailen mengumumkan obat penemuannya.
Ia tersenyum simpul saat berhasil mendapatkan data-data yang dicarinya.
Setelah mendapatkan semuanya ia kemudian pergi ke sebuah home industri yang bertugas membuat obat-obatan racikannya.
Tempat itu terlihat sepi dan tak seorangpun yang bekerja di tema itu, apalagi setelah tempat itu di segel oleh pihak kepolisian.
"Dokter Owen, syukurlah anda datang," ucap seorang wanita menariknya masuk ke rumahnya
"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa tempat ini tutup dan diberi garis polisi?" tanya Owen
Wanita itu kemudian menceritakan jika obat yang dibuat olehnya memiliki efek samping yang membuat orang akan menjadi lemas setelah mengkonsumsi obat tersebut. Keadaan tersebut akan berlangsung lama dan bisa menyebabkan kematian bagi orang-orang yang memiliki imunitas tubuh yang lemah. Itulah kenapa ia menutup produksi obat tersebut.
"Lalu apa hubungannya dengan garis polisi itu?" tanya Indra lagi
"Belum lama ada seorang pasien tewas setelah mengkonsumsi obat tersebut, dan polisi langsung menyegel tempat itu setelah tahu penyebab kematian pasien adalah obat yang kami produksi,"
Mendengar penjelasan pemilik tempat usaha itu membuat Indra mengerti kenapa Tasya menambahkan ramuan obat herbal di resep terbarunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
owen ternyata pintar berkat tasya...
2023-01-25
1
❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT
jadi makin penasaran
2023-01-15
0
☠⏤͟͟͞Revina
dan tak seorangpun yang bekerja di tema itu -----> dan tak seorangpun yang bekerja di tempat itu
2023-01-14
0