Di lobby, dua laki-laki terpaut usia sangat jauh itu sibuk bercanda-canda. Sesekali terdengar gelak tawa dari kedua nya. Zey dengan baik mendengar cerita yang diceritakan oleh pria itu. Bara menceritakan tentang pengalaman hidupnya saat di masih duduk di bangku SMA. Menceritakan kejadian lucu yang dialaminya saat masih memakai baju putih abu-abu.
"Beneran? Om Bima pernah kecebur got hahaha." Pertanyaan Zey berakhir dengan suara tertawanya. Dirinya membayangkan si HRD yang tampang datar itu kecebur got, pasti sangat lucu. Bara yang gemas melihat Zey pun mengacak-acak rambut bocah itu, bahkan sangking larutnya keduanya tak menyadari kalau tingkat nya di perhatikan seseorang, yang tak lain adalah Sora. Wanita itu baru datang beberapa menit yang lalu, Sora yang melihat sang anak sedang bercanda tak tega mengangguk, karena baru kali ini Zey bisa tertawa lepas.
"Eh mom." Sora tersenyum pada Zey yang menyadari kedatangan nya, semangat Bara terdiam.
"Mommy mau pulang, udah selesai kerjaan nya?" Tanya bocah itu bangkit dari duduknya diikuti oleh Bara. Sora mengangguk sebagai balasan. Zey menatap Bara lalu tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya.
"Makasih om udah temenin aku, puh yah, kenalin ini mommy aku om." Ujar bocah itu. Bara menatap Sora begitu juga sebaliknya.
"Dan mommy, ini om yang waktu itu aku ceritain, ganteng kan?" Sora hanya tersenyum canggung membalas sang anak.
"Sayang ini udah sore, jadi kita pulang yah?" Zey mengangguk singkat lalu melihat Bara lagi.
"Om aku sama mommy pulang dulu, see you tomorrow om." Pamit bocah itu.
"Yah, see you." Bara melambaikan tangannya, saat Zey dan Sora menghilang dari pandangan. Di hembuskan nafas panjang lalu diusap nya peluh di wajahnya.
"Mari pulang!" Bara langsung melangkah meninggalkan lobby. Sesampainya di pekarangan depan perusahaan, di sana sudah ada sebuah mobil mewah terparkir tepat didepan pintu keluar. Kaca mobil itu diturunkan oleh sang pengendara.
"Sudah selesai bos?" Tanya sang pengendara yang sangat di kenali oleh Bara, siapa lagi kalau bukan Devan. Bara mengangguk singkat lalu membuka pintu mobil itu dan masuk kedalam sana.
"Jalan." Perintah Bara langsung dilaksanakan oleh Devan. Mobil itu sekarang melaju bersatu dengan kendaraan-kendaraan lainnya.
"Gimana bos? Udah ada perkembangan nya?" Bara sempat mengerutkan keningnya, karena tak tau arah pembicaraan Devan kemana, perkembangan apanya? Toh semuanya sudah Bara serahkan pada Devan sementara waktu. Lama terdiam barulah Bara membuka suaranya tentang pertanyaan Devan tadi, bukan menjawab, tapi bertanya balik, mengenai maksud pertanyaan Devan tadi.
"Apanya yang berkembang? Bukan nya semua proyek kamu yang urus sekarang." Devan melirik Bara yang baru menyelesaikan ucapannya tadi.
"Itu, perkembangan mengenai hubungan anda dan calon nyonya saya." Jelas Devan sok formal, membuat Bara ingin muntah saja rasanya.
"Hufftt, kalau untuk itu jangan tanya kan, bukan perkembangan hubungan yang berkembang, tapi malah pangkat gue yang naik." Tutur Bara frustasi. Atensi Devan langsung tertuju pada Bara, namun hanya beberapa detik setelah itu pria itu kembali menfokuskan matanya pada jalanan di depan nya.
"Hah naik pangkat? Lo beneran naik pangkat? Jadi apa? OB atau tukang sedot WC nih?" Tanya Devan bercanda.
"Asisten CEO."
"Uhukkk hukk, as_asisten CEO? Wah berarti Lo bakalan sering ada di sisi calon nyonya dong, wah deabak, kemajuan yang sangat patut di beri penghargaan." Ucap lebay Devan. Sementara Bara hanya memutar bola matanya malas.
like komen vote favorit
see you next episode
maap kalau ceritanya ngebosenin plus bertele-tele.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments