Dua Minggu kemudian, setelah kejadian itu terjadi. Di kamar mandi.
Huekkkk
Huekkkk
Sora terus saja mual, dia mengeluarkan semua isi perutnya.
Keadaan Sora sedang tak baik-baik saja, muka nya terlihat begitu pucat dengan piama yang masih melekat di tubuhnya. Hari ini Sora tak mau kuliah karena dirinya tak enak badan.
Tok tok tok~
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Sora, Sora yakin kalau itu ibunya yang sedang mengkhawatirkan keadaan nya sekarang ini
"Sora kamu tidak apa-apa sayang?" Sora membilas mulutnya lalu berjalan menuju pintu kamarnya, dan di bukakan nya pintu itu.
Ceklek~
Pintu itu terbuka sempurna, menampilkan seorang wanita paruh baya dengan raut wajah khawatir nya.
"Sora kamu sakit sayang?" Ibu dari Sora itu langsung mengecek tubuh anaknya, mulai dari suhu tubuh, bahkan sampai memutar tubuhnya Sora pelan.
"Mama, Sora gak apa-apa." Ucap gadis itu menenangkan sang mama yang khawatir padanya.
"Tadi Mama denger kamu muntah-muntah dan sekarang kamu bilang kamu gak kenapa-kenapa?" Ucap wanita itu tegas, Sora sangat gugup sekali takut saat meninggalkan pertanyaan yang di lontarkan nya sang mama pada nya.
"Sora gak kenapa-kenapa, mungkin cuma cuma masuk angin aja, iya hehehe masuk angin." Ujar gadis itu berbohong. Sedangkan mama nya Sora hanya percaya saja tanpa ada rasa curiga sama sekali. Lalu perempuan paruh baya itu langsung meninggalkan kamar Sora.
Sore harinya, Sora memutuskan untuk pergi kesebuah apotek terdekat.
"Mbak, hm t_tespek satu." Gugup Sora saat berbicara pada sang kasir apotek.
"Tespek? Untuk siapa nona?" Tanya kasir itu kepo tapi tetap memanggil benda yang diminta oleh Sora.
"Un_untuk Kakak saya Mbak." Bohong Sora pada sang kasir, kasir itu hanya mengangguk paham lalu memberikan alat itu pada Sora. Sora segera membayar nya lalu pergi dengan tergesa-gesa.
Sesampainya di rumah, Sora langsung bergegas menuju kamarnya, dia akan segera mencoba alat itu. Dikamar mandi, Sora kaget setengah mati saat melihat alat itu menunjukkan garis dua yang menandakan kalau dirinya sekarang sedang berbadan dua.
Sora tak kuasa menahan air matanya, dia langsung membuang tespek itu kedalam keranjang sampah.
"Gak gak mungkin hiks, ini cuma mimpi." Sora begitu terpukul saat mengetahui kalau diri nya kini sedang hamil anak dari orang yang merenggut kesuciannya, dia begitu membenci dirinya sekarang.
"Tolong bangunin gue, gue gak suka mimpi buruk kayak gitu, please bangunin gue dan bilang kalau ini cuma mimpi buruk hiks." Isak Sora sambil menjambak rambut nya frustasi.
Brukkkkkk~
Tubuh Sora terduduk diatas lantai kamar mandi yang lembab, semua energi dalam tubuh hilang begitu saja, lenyap seketika. Sora memeluk kedua lututnya lalu kembali terisak, sungguh ini adalah takdir buruk untuk nya.
"Hiks aku akan melenyapkan mu bayi sialan, kau dan ayahmu menghancurkan hidup ku." Kesal Sora sambil menekan kuat perut nya itu. Dia kembali terisak saat mengigat kejadian beberapa Minggu lalu, awal mula takdir buruk datang menghampiri nya.
"Aku tak akan membiarkan mu membebani ku, hidupku saja sudah begitu hancur dan sekarang kau datang untuk menambah beban? Tentu saja aku tak akan membiarkan semua nya terjadi." Kata-kata penuh kebencian itu dilontarkan Sora. Benci, marah, takut dan sedih semua nya menjadi satu. Dia benci karena pria itu telah membuatnya seperti ini, dia marah karena harus mengandung bayi haram yang entah siapa bapaknya, dia takut jika orang tuanya tahu khususnya Mama nya, Sora sedih karena semua takdir sialan ini datang pada nya. Sora ingin bahagia, dia ingin semuanya baik-baik saja tanpa ada beban dan juga kendala, tapi kenapa takdir begitu kejam padanya.
"Aku akan membunuhmu, aku gak mau kau juga menambah beban penderitaan untuk ku." Sora bangkit dari duduknya, diraih nya gagang pintu kamar mandi dan membukanya.
Ceklek~
Derap jantung Sora seketika berhenti saat melihat kedua orang tuanya sedang berkacak pinggang didepannya. Terlihat jelas wajah meminta penjelasan pada Sora.
"Sora, coba jelaskan semua nya pada Papa dan Mama." Suara tegas itu berasal dari Andre papah Sora. Sora menunduk dengan kedua matanya yang kian berair.
"M_maaf pah." Lirih Sora menahan Isak tangis nya, kedua bahunya sudah bergetar hebat, dia tak berani menatap orang tuanya yang sedang menuntut penjelasan dari nya.
"Maaf karena Sora gak bisa jaga diri hiks, maafin Sora, Sora minta maaf." Andre dan Milla merasa kecewa dengan putri nya, tapi secara bersamaan rasa iba juga serta datang pada keduanya.
"Papah gak butuh permintaan maaf mu, yang papah butuh itu penjelasan mu Sora, jadi cepat jelaskan pada kami, siapa yang telah menghamili mu?" Tegas Andre dengan wajah datar nya.
"Hiks hiks Sora gak tahu pah, Sora gak kenal sama pria itu, Sora dipetk0sa pah hiks." Kata-kata itu hampir tak terdengar.
hufttt~
Andre dan Milla menghelakan nafas nya, anak gadis satu-satunya harus hamil di luar pernikahan, malu? jelas, tapi mereka juga tak bisa marah pada Sora, karena Sora juga tak menginginkan semua ini, Sora hanya korban di sini.
Flashback end
Senyum masam terukir di pipi tirus Sora saat mengigat masa di mana dia sangat hancur.
"Gak kerasa udah lima tahun sejak kejadian itu, tapi aku masih belum menemukan siapa Daddy nya Zey." Ujar Sora pada dirinya sendiri.
Ting~
Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Sora, wanita itu segera membuka ponselnya dan melihat isi pesannya.
"Jhonny." Seru Sora saat melihat nama asistennya terpampang jelas di ponsel nya itu.
"CK rapat mulu sih dari kemarin." Keluh Sora saat tahu isi pesan dari sang asisten nya itu. Sora langsung mengetik balasan untuk Jhonny.
"Lo cancel aja tuh rapat, gak penting juga." Sora langsung mengirim pesan itu pada Jhonny, setelah itu Sora memasukkan kembali ponselnya kedalam saku.
Sora yang sudah puas menatap langit malam pun langsung kembali ke kamarnya.
Sementara itu di sisi lain, di sebuah apartemen, terlihat seorang pria tampan dan gagah sedang komat-kamit sambil memegang ponsel nya itu.
"Dasar bos Sora, main suruh cancel aja, mana dibilang gak penting lagi, orang kayak emang gitu yah?! Hahhh entahlah, kalau lama-lama mikir bos Sora malah nanti aku nya juga yang pusing, mending tidur aja aku." Lelah mengomel, akhirnya Jhonny pun memutuskan untuk beristirahat di kasur empuk nya yang sudah di telantar kan selama seharian ini, yah semua nya gara-gara diri nya harus bekerja mengais puing-puing rezeki.
like komen vote favorit
maaf jika typo atau sulit untuk dipahami
maklum karena baru pertama wkwk
see you next episode~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments