Keesokan harinya, wanita berusia 25 tahun itu nampak sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Sebenarnya hari ini Sora sangat malas ke kantor, tapi apalah daya nya, Jhonny menelfon nya pagi-pagi buta dan mengomel menyuruh nya untuk berangkat ke kantor. Jhonny bilang sih kalau hari ini kantor kedatangan salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan nya Sora. Jadi mau tak mau dia harus berangkat ke kantor.
"Zey kamu udah selesai nak?" Zey yang di tanya pun mengangguk mengiyakan sambil tersenyum manis kearah sang mommy.
"Kalau begitu ayok, mommy anterin kamu ke sekolah sekalian ke kantor." Ucap Sora pada sang putra tunggal nya.
"Iya mom, ayok." Kedua nya sekarang langsung meninggalkan rumah itu.
Setelah mengantarkan Zey ke sekolah, Sora langsung tancap gas menuju perusahaan nya. setibanya di perusahaan, Sora di sambut oleh para karyawan/karyawati perusahaan nya itu.
Mereka menyapa Sora dan tentunya dibalas senyuman oleh Sora nya.
"Pagi Bu bos." Sapa salah satu karyawati.
"Iya pagi juga." Balas Sora sambil melempar senyum pada sang karyawan tadi, Sora langsung berlalu menuju ruangan kerja nya.
Sementara itu di sebuah sekolah dasar, terlihat Zey yang sedang duduk sendirian di kursi nya. Zey tak memiliki teman satu pun, karena dia dianggap sebagai anak haram walaupun itu memang benar adanya. Disaat Zey sedang termenung, tiba-tiba muncul sebuah tangan kecil kehadapan nya
"Kakak ganteng mau gak temenan sama Yuna." Ucap gadis kecil itu sungguh-sungguh. Zey hanya melihat Yuna si gadis kecil dengan tatapan datar nya lalu mengalihkan pandangan nya
"Gak mau." Dingin Zey lalu melihat Yuna yang sedang cemberut.
"Aku gak teman nama bocah ingusan kayak kamu." Lanjut Zey sangat ketus membuat Yuna berdecak kesal karena di sebut bocah oleh Zey.
"Hei kakak, kau juga bocah." Kesal Yuna sambil melemparkan tatapan sinis pada Zey yang bodoh amat dengan kehadiran nya.
"Dasar kakak nyebelin." Yuna yang marah di cuekin mulu pun memutuskan pergi meninggalkan Zey. Setelah si gadis kecil itu benar-benar pergi dari hadapan nya, Zey kemudian terkekeh pelan.
"Dasar gadis aneh, tapi dia manis." Lirih Zey hampir tak terdengar siapapun.
"Hei apa kamu menyukai Yuna?" Eth seperti nya ada yang mendengar lirihan Zey tadi, habislah Zey. Zey menoleh ke samping nya dan melihat seorang anak laki-laki berpipi chubby, mata bulat, bibir tipis dan berkulit putih tentunya, bocah itu blasteran seperti nya, pikir Zey tentu nya.
"Siapa kau?" Tanya Zey dengan nada dingin nya, bocah yang di tanya pun tersenyum sambil menjulurkan tangan nya, hendak berkenalan dengan Zey. Bocah itu menurunkan tangannya saat tak mendapatkan respon dari Zey.
"Aku Takata Alvi , aku murid pindahan dari Jepang." Ujar bocah itu dengan ekspresi wajah berubah menjadi cool.
"Ouh, aku Zey." Balas Zey dibalas senyuman oleh bocah bernama Alvi itu.
"Baiklah mulai sekarang kau teman ku." Alvin merangkul pundak Zey, keduanya nampak sangat akrab.
"Hm baiklah jika kau memaksa, ouh yah, kamu bilang tadi kamu pindahan dari Jepang, tapi kok bisa bahasa Indonesia?" Tanya Zey baru ngeh. Alvi tersenyum lebar menampakkan gigi kelinci nya.
"Papa ku asli Jepang tapi mama ku asli Indonesia, jadi aku bisa kedua bahasa itu." Jelas Alvi. Zey hanya ber'oh ria saja.
like komen yah manteman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments