anak haram?!

Di sebuah bangunan yang menjulang tinggi, di salah satu ruangan mewah milik seorang pria tampan dan terlihat dingin dan arogan. Pria itu adalah Tuan Agatha, pemilik perusahaan properti terbesar di Asia.

Agatha adalah seorang anak tunggal dari keluarga kaya raya, kedua orang tuanya adalah pengusaha sekaligus keturunan bangsawan.

Agatha menutup laptopnya saat merasakan pening di kepalanya itu, di pijitnya pelipis yang kian berdenyut nyeri.

"Kenapa hari-hari Gue harus dihabiskan dengan tumpukan-tumpukan kertas sialan ini, gue pengen bebas, gue pengen berkeluarga, gue pengen punya istri dan anak, tapi kenapa gue belum juga menemukan nya sampai sekarang?!" Agatha menghela nafas nya, sungguh dia sangat membenci kehidupan nya yang hanya di habiskan untuk memimpin rapat, mendatangai bekas, dan pekerjaan lainnya. Sesaat kemudian dia mengigat wajah seorang gadis mungil yang di temuin nya beberapa tahun silam. Gadis cantik dengan dua bola mata dengan binar indah, pipi chubby dan jangan lupa dengan bibir ranum yang sangat indah itu. Sungguh Agatha terhipnotis dengan hanya mengigat wajah gadis kecil yang pernah di tiduri nya itu.

"Apa kabar mu sekarang gadis kecil? Apa kamu masih mengigat ku?" Gumam nya entah pada siapa.

"Apa kamu mengandung anak ku? Huh aku sudah lama mencari mu tapi tidak ada hasil sedikit pun, dan hanya anting mu yang ku punya, sungguh, kalau Tuhan mengijinkan ku untuk bertemu lagi dengan mu, aku berjanji akan menikahi mu dan bertanggung jawab atas perbuatan ku itu." Agatha terus bermonolog hingga tak menyadari kedatangan seorang perempuan ber-stelan feminim  mendekat kearah Agatha dengan membawa beberapa map.

"Tuan!" Seru perempuan itu sopan. Agatha mendongak dan melihat senyuman di wajah perempuan itu.

"Violet? Ada keperluan apa kamu ke sini? Tumben." Sindir nya pada sang sepupu yang bernama Violetta Sebastian. Gadis itu hanya mendengus mendengar ucapan dengan nada sindiran dari sang sepupu. Violet meletakkan map yang di bawa nya tadi di atas meja kerja Agatha.

"Ini, aku membawa perkejaan lagi untuk mu, tolong di periksa dan di tandatangani Bos besar." Wajah Violet tersenyum lebar tapi tak bisa di bohongin kalau senyuman itu hanyalah tipu daya dari seorang Violetta untuk menutupi kekesalan di wajah nya itu. Sepupu nya yang satu ini sangat-sangat menyebalkan. Dia mengutuk dirinya sendiri karena dulu setuju bekerja di perusahaan sepupu nya itu dari pada menjadi direktur utama di perusahaan ayahnya sendiri.

"Kerjakan dengan cepat lah Big Bos, setelah itu bawa ke ruangan ku, aku tak punya waktu bolak balik ke sini, jadi tolong yah pak Bos." Violet langsung meninggalkan ruangan itu setelah berujar yang membuat Agatha berdecak kesal dengan ulah bawahan sekaligus sepupunya itu.

"Dasar Noni Belanda." Kesal Agatha lalu mulai membuka kertas-kertas yang tadi sempat ditelantarkan nya begitu saja.

Di sisi lain, di rumah orang tua nya Sora, wanita itu nampak sedang berbicara serius dengan sang mama dan papa nya itu. Suasana nya begitu tenang namun menegangkan.

"Sora, nak, kapan kamu akan menikah?" Tanya Papa Sora to the poin. Sora nampak terdiam mendengarkan pertanyaan dari sang papa yang tak mungkin dapat di jawab nya itu.

"Nak." Seru Mama Sora saat melihat sang putri terdiam tanpa berani melihat kearah mereka.

"Mam, pah, maaf aku gak bisa ngejawab pertanyaan kalian tentang menikah, aku aku mau fokus sama kebahagiaan Zey dulu mam pah." Sora nampak gugup saat mengatakan hal yang sangat sensitif itu. Kedua orang tuanya terdiam, bukan diam biasa, tapi terlihat kemurkaan di wajah sang papa, sedang kan sang mama hanya menenangkan suami nya.

"Maaf pah." Seru Sora sekali lagi.

"Sora, sampai kapan kamu mau terus mementingkan anak haram itu hah, kamu selalu mementingkan kebahagiaan anak haram mu itu? Papa malu Sora, papa malu sama temen-temen papa, mereka semua sudah memiliki menantu dan juga cucu, tapi papah?" Papa Sora nampak menggelengkan kepalanya, sungguh dia benci saat mengigat ucapan teman-teman kolega nya saat mengungkit tentang hal pribadi seperti cucu. Sora dapat merasakan kesedihan dari sang papa, tapi dia sudah sangat memprioritaskan Zey dari pada hal lain. Sora bangkit dari duduknya lalu melihat mama dan papa nya itu.

"Maaf pah mah, kalau mau ngomongin hal itu mending Sora kembali ke kantor, permisi." Sora langsung pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang nampak sedih sekaligus kecewa pada sang anak.

"Anak itu selalu saja mementingkan anak haram nya itu." Kesal papa sambil mengepalkan tangannya, dia masih tak bisa menerima kehadiran Zey yang dianggap nya sebagai pembawa sial.

"Tenang pah." Ucap wanita paruh baya itu sambil mengelus tangan suami nya.

like komen vote favorit yah manteman, saling menghargai ☺️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!