Di lobby, di sana sekarang Bara berada, bertanya pada petugas resepsionis.
"Mbak ruangan HRD di mana yah?" Tanya sopan Bara pada mbak-mbak resepsionis tersebut. Resepsionis tersebut melihat Bara beberapa detik lalu tersenyum ramah.
"Ada keperluan apa yah anda kemari?" Tanya resepsionis tersebut sangat santun.
"Ouh itu, saya karyawan baru yang diterima kemarin mbak, dan sekarang mau mengikuti wawancara." Jelas Bara mendapatkan anggukan kepala dari resepsionis. Perusahaan tersebut memang sedang mencari karyawan baru.
"Hm kalau begitu masuk saja kedalam lift, nanti di lantai atas anda akan langsung melihat ruangan HRD yang kebetulan pas di depan pintu lift." Jelas resepsionis tersebut. Bara mengangguk paham.
"Kalau begitu saya permisi, terimakasih atas bantuan mbak nya, mari." Bara langsung melenggang pergi dari sana masuk kedalam lift. Mbak resepsionis tersenyum tersenyum saja.
"Laki-laki yang sopan, dan sangat lucu." Gumam resepsionis tersebut.
Plakkk
"Siapa uang lucu hayokkk, jangan bilang seorang Nara jatuh cinta." Mbak resepsionis yang bernama Nara itu menoleh, mendapatkan sang Bu bos sekaligus sahabat SMA nya dulu.
"Gak ada." Jawab Nara singkat padat jelas. Sora merotasi kan matanya.
"Gak usah bohong Lo, tadi gue denger Lo bilang lucu, dan untuk siapa kata 'lucu' itu?" Tanya Sora yang benar-benar kepo. Lagi-lagi Nara mengeleng-geleng kepala.
"Apakah hari ini ibu bos tak mempunyai perkerjaan, sampai-sampai ikut campur masalah pribadi saya?" Tanya Nara formal. Sora berdecak kesal, sahabat nya itu selalu saja menutupi segalanya dari Sora.
"Ck nyebelin Lo ah." Sora langsung pergi meninggalkan Nara yang mengulum senyum nya.
Sementara itu di lantai 2, pintu lift terbuka. Bara langsung keluar dari dalam lift, melangkah menuju ruang HRD. Mengetuk pintu tersebut beberapa kali.
TOk TOK TOK~
"MASUK ." Teriak seseorang dari dalam ruangan tersebut. Bara yang sudah mendapatkan izin langsung melangkah masuk ke dalam ruangan itu.
"Permisi." Bara melihat seorang pria yang sedang membelakangi nya.
"Permisi pak say_loh kok Lo, Bima!" Mata Bara melotot melihat pria dengan stelan kantor nya. Pria yang sangat dikenali oleh Bara.
"Lah kok Lo, Bara!" Sama hal nya dengan Bara, pria yang ber-Name tag Bima itu juga kaget.
"Kok Lo di sini si Bim?" Tanya Bara sambil mendudukkan tubuhnya di kursi di depan meja kebesaran nya Bima.
" Yah gue kerja di sini sebagai HRD, lah Lo ke sini buat apa?" Tanya Bima lalu ikut duduk di kursi milik nya.
" Jangan bilang kalau Lo karyawan baru yang diterima kemarin?" Tebak Bima yang tentunya benar itu.
"Iyah itu gue." Jawab Bara mengejutkan Bima. Ekspresi Bima benar-benar terkejut sekarang, bagaimana bisa seorang CEO perusahaan terbesar melamar pekerjaan di perusahaan tingkat menengah atas ini, apa jangan-jangan perusahaan nya mengalami kebangkrutan? Ah tidak mungkin, kira-kira begitulah isi pikiran Bima saat ini.
"Woi kok Lo malah melamun gitu sih?" Tegur Bara menyadarkan Bima dari lamunannya. Bima menatap Bara lekat.
"Perusahaan Lo bangkrut Bar?" Tanya Bima yang berakhir mendapatkan jitakan di kepala.
"Jangan jadi-jadi Lo, perusahaan gue aman dan tentram, yah kali bangkrut." Kesal Bara.
"Loh ih, pakek acara mukul-mukul gue lagi, terus kalau gak bangkrut Lo kenapa kerja di sini? Gak cukup apa pemasukan dari perusahaan Lo sampai kudu kerja di sini?" Tuduh Bima. Bara menjawab, dan malahan mengulurkan tangannya, meminta sesuatu.
"Mana surat kontrak nya?" Bima berdecak kesal lalu memberikan surat kontrak pada Bara. Pria itu tak membacanya dan langsung menandatangani kontrak tersebut dan mengembalikan nya pada Bima yang masih bengong.
"Di mana tempat kerja gue?" Tanya Bara menghancurkan lamunan Bima.
Bima mau tak mau bangkit dari duduknya dan mengantar Bara ke tempat kerja nya.
"Lo berutang cerita sama gue Bar, malam Minggu Lo ikut sama gue ke bar, Lo harus cerita semua nya sama gue gak ada pengecualian, alasan Lo masuk ke sini dan semuanya pokonya." Bara hanya mengangguk malas menanggapi ucapan Bima.
"Awas aja kalau Lo ingkar, out Lo dari daftar sahabat sejiwa gue." Ketus Bima lagi.
"Iya-iya, cerewet banget Lo, udah kek anak gadis pms aja." Kesal Bara yang sudah lelah dengan cerewet Bima.
"Yaudah gue balik keruang gue dulu, jangan sampai lupa pokoknya, awas aja kalau lupa." Ancam Bima lalu melangkah pergi dari sana meninggalkan Bara di meja kerja nya sendiri.
"Ayok semangat Bara, kita mulai dari nol dulu, mulai dari ambil perhatian dia lalu ambil hati nya." Batin Bara menyemangati dirinya sendiri.
"Anak baru yah?" Tanya pria yang tidak di kenali Bara, pria itu tersenyum ramah ke arah Bara lalu menjulurkan tangannya, ingin berkenalan.
"Gue Satria, semoga kita bisa jadi teman kerja yang akur." Ujar pria bernama Satria itu memperkenalkan diri nya. Bara membalas uluran tangan Satria lalu tersenyum tipis.
"Iya, gue Bara." uluran tangan itu terlepas begitu saja saat sang senior datang ke ruang tersebut.
"Semua fokus kerja, bulan ini kita harus berhasil mencapai rekor, kita naikin saham perusahaan supaya gaji kita juga naik." Teriak seorang pria sangat lantang. Semua karyawan yang tadi sibuk berbicara sekarang kembali ketempat mereka, duduk dengan tertib menjalankan tugas masing-masing.
like komen vote favorit nya jangan lupa teman-teman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments