We

We

Satu

...We |Satu|...

...Selamat membaca...

...[•]...

Victoria secret, Louis Vuitton, Channel, Gucci, bahkan Vogue kini berebut untuk mendapatkan simpati dari seorang Tyrana Agnalia. Gadis berusia dua puluh tiga tahun itu mampu menarik minat pasar fashion dengan kecantikan dan kesempurnaan fisiknya yang tidak bisa dibantah sedikitpun.

Tyra seolah menjadi kiblat para wanita dan sosialita yang menyukai fashion. Memang, tidak dapat dipungkiri, jika Tyra selalu cantik dengan penampilannya yang ‘Wow’ atau yang tergolong biasa saja. Dia tetap cantik dan mempesona, apalagi dengan brand-brand besar yang menempel di tubuh indahnya.

Semua model pakaian dan produk kecantikan selalu ludes terjual saat Tyra—panggilan akrab Tyrana Agnalia—yang menjadi model iklan mereka.

Dan akhir-akhir ini, salah satu brand produk kecantikan terkenal di Indonesia mengajukan proposal yang rencananya, akan menjadikan Tyra sebagai model pada kemasan produk mereka, brand ambassador, dan juga endorsemen produk yang hendak di promosikan melalui iklan dan akan dijadikan sponsor di beberapa event yang sudah tersusun.

Akan tetapi, hal tidak mengenakkan terjadi kepada pihak Tyra setelah menyetujui proposal dan melakukan riset produk, serta uji coba barang tester yang dikirim padanya.

Managernya datang dengan wajah ditekuk sedikit panik. Ia tau peringai Tyra. Wanita itu tidak akan diam saja jika sudah setuju dengan salah satu kontrak, kemudian tiba-tiba di batalkan.

“Ada apa?” tanya Tyra yang duduk di depan meja rias untuk melakukan make up karena hendak melakukan rekaman video untuk salah satu iklan lipstik dengan merk ternama dunia dan digandrungi banyak wanita yang sudah mengontraknya sebagai brand ambassador.

Terakhir, manager bernama Retno itu mendapat lemparan botol hairspray ketika menyampaikan berita pembatalan salah satu produk garmen yang sudah ia setujui kontrak kerjanya. Bagi Tyra, pembatalan kontrak itu seperti menjatuhkan harga dirinya, termasuk juga buang-buang waktu dan uang. Karena satu pembatalan itu saja, jadwalnya jadi berantakan. Tidak merugikan sepenuhnya sih, karena Tyra akan menerima uang penalti yang tentu saja jumlahnya dua kali lipat lebih besar dari uang yang diterimanya dari tanda tangan kontrak. Tapi semua itu menyangkut harga diri, dan harga diri bagi Tyra itu, jauh lebih mahal dari apapun.

“Ada apa Ret?” tanya Tyra mulai kesal dan tidak tenang akan ekspresi Retno yang terlihat muram dan takut-takut didepannya.

Wajah Retno yang seperti itu jauh lebih menyebalkan dari pada suasana hatinya ketika mengakhiri hubungan dengan sang kekasih beberapa bulan lalu. Ya, Tyra sempat stress karena media terus menyorot kisah asmaranya dengan salah satu aktor kenamaan yang kandas selama lebih dari dua tahun terjalin, lalu mereka—para awak media—membuat berita yang tidak mengenakkan di beberapa siaran gosip stasiun TV.

“Kalau kamu nggak mau ngomong, jangan berdiri disitu! Keluar! Aku nggak mau mood ku rusak gara-gara wajah jelekmu yang semakin jelek tanpa alasan itu!” teriaknya kesal. Membuat beberapa tim wardrobe dan make up artisnya berjengit kaget.

“Itu,” sahut Retno masih takut-takut. Tapi, dia harus tetap mengatakan berita ini karena tidak mungkin dia diam saja dan membiarkan jadwal artisnya berantakan. “Pihak Earth Beauty, mengirim surat pernyataan pembatalan pengajuan proposal kontrak endorse yang sudah kamu setujui.”

Wajah Tyra mengeras begitu saja. Bibirnya bergumam tanpa suara. Dia menatap Retno tajam dari pantulan kaca yang juga menampakkan bayangan dirinya sendiri.

“Apa mereka sedang mempermainkan aku?” kesalnya. Wajahnya masih datar dan tatapan nya masih setajam silet. Eh.

“M-mereka bilang, kamu terlalu lama mengambil keputusan. Jadi mereka sudah mendapatkan model lain—”

Tyra meraih botol face mist dan melemparnya kuat ke arah kaca meja rias hingga pecah berkeping. Sepertinya tim make-up butuh menempelkan stiker dengan huruf kapital ukuran jumbo bertuliskan AWAS BARANG MUDAH PECAH di bagian atas cermin meja rias agar Tyra tidak lagi menghancurkan barang pecah belah sembarangan karena berimbas mereka yang harus kesulitan mengganti benda tersebut sebagai bentuk tanggung jawab.

“Beraninya mereka seperti itu padaku. Aku sudah merelakan wajahku menjadi bahan percobaan produk mereka, dan sekarang mereka mau melakukan pembatalan begitu saja? Fuc-king Sh-iiit!!”

Tyra memang selalu berusaha untuk bekerja maksimal. Dia tidak akan serta merta mempromosikan sebuah produk tanpa hasil nyata yang ia rasakan sendiri pada dirinya. Jika produk itu bagus untuknya—dalam artian semua bahan yang terkandung didalam ingredient produk tidak ada yang membuat kulitnya akan menjadi rusak, dia akan dengan sangat antusias membuat iklan terbaik untuk produk tersebut. Sedangkan jika itu terjadi sebaliknya, Tyra akan langsung menolak proposal yang di ajukan padanya dengan alasan konkret. Semua itu memakan waktu dan tidak instan. Belum lagi proses pembuatan video yang harus di take beberapa kali agar gambar dan kualitas terbaik yang menjadi prioritas Tyra, terpenuhi.

“Siapa nama pimpinan management pemasaran produk yang sudah mengirim proposal padaku?!”

“Atan.”

“Beri aku nomor kontaknya!”

Mungkin tim produk itu sedang apes karena Tyra yang akan turun tangan sendiri untuk mengatasi kasus pembatalan kontrak endorsement yang sudah diajukan sekitar dua bulan lalu itu.

“Kita lihat. Siapa yang akan menang di pengadilan jika seperti ini.” gumam Tyra dengan senyuman miring yang mengerikan dan membuat beberapa orang disana bergidik takut. “Aku, atau pria tua itu.”

Retno membelalakkan mata, karena dugaan Tyra tentang pria tua kepada Atan itu, salah. Memang Retno yang bertemu dengan Atan saat itu tanpa Tyra, karena perempuan itu sibuk dengan jadwal shooting yang padat.

“Dia bukan pria tu—”

“Jangan banyak bicara. Beri aku nomor ponselnya. Aku sudah tidak sabar menyeretnya ke pengadilan.”

Retno yang sedikit bergetar dengan cepat merogoh saku tas nya dan mengirim nomor Atan via WhatsApp.

Ting.

✉️

From: Retno Manager Somplak

Zelatan Adoniz lead market EB

081300005XXX

Senyuman geli melihat nama aneh terbesit di hati Tyra. Ia terlalu gengsi jika tersenyum setelah marah menggebu-gebu.

“Kata kamu namanya Atan?” tanya Tyra menyipitkan mata bingung kearah Retno.

“Ya itu namanya, Zelatan Adonizio. Dipanggilnya Atan, tantik.” kata Retno kesal sambil menggoda.

Dengan kening berkerut dan mood yang sudah benar-benar berantakan tapi masih ingin tertawa saat mendengar nama pak tua yang menjabat sebagai leader terbodoh yang dikenal Tyra, Tyra mengecek nomor yang baru saja di kirim managernya itu, kemudian menekan tombol telepon dengan hati dongkol bukan main.

Tiga dengung nada hubung itu berganti suara husky seorang pria diseberang telepon. Tyra sempat membeku beberapa saat karena menyukai jenis suara milik pria yang terdengar seperti bukan orang tua ini, namun kembali sadar setelah suara itu kembali menginterupsi. Bahkan, Tyra menggunakan nomor pribadinya untuk menghubungi leader tim pemasaran produk itu, sangking marahnya karena merasa di hianati.

“Ya?” sahut suara di seberang.

“Ingin membatalkan kontrak kerja denganku?”

Untuk sesaat tidak ada sahutan. Tyra pikir mungkin pria di sana sedang panik mencari alasan. Padahal, Atan sedang menjauhkan ponsel dari wajahnya untuk melihat nama si penelepon. No name.

“Maaf, dengan siapa saya bicara?”

Tyra mendecak sebal. Satu tangannya sudah naik ke pinggang yang terbalut gaun berwarna hitam pas tubuh, dan bibirnya sudah berkedut ingin mencaci.

“Siapa kamu bilang?” cibik Tyra dengan tawa renyah yang dibuat-buat. “Heh, apa kamu tau tentang prosedur pembatalan kontrak kerja hah?!” ketus Tyra tak kenal takut. Dia tidak bersalah, dan tidak seharusnya merasa takut.

“Nona, silahkan sebutkan nama anda terlebih dahulu. Karena di ponsel saya tidak tercantum nama atau instansi anda. Saya bukan dukun yang bisa menebak tanpa melihat.” jawab Atan santai seperti di pantai. Memang benar, tidak ada yang salah dengan perkataannya. Ia perlu tau nama personal atau instansi orang yang sedang mencacinya ini agar dia dapat memproses kemarahan yang di arahkan padanya dengan alasan relevan.

“Tyrana Agnalia. Model papan atas yang kamu batalkan kontraknya sepihak padahal aku sudah mengorbankan wajahku mencoba tester produk kecantikan murahan mu itu!!” cerocos Tyra dalam satu tarikan nafas, membuat Atan sempat menjauhkan lagi telepon genggamnya dari telinga karena pendengarannya terasa ngilu akibat suara cempreng Tyra.

Atan menghela nafas besar dan ingat siapa si Tyra ini. Dia adalah model yang dikirimi timnya produk endorse dan juga proposal pengajuan kontrak kerja sama sekitar dua bulan lalu. Dan karena saat itu tim nya memilih alternatif mengirim dua proposal untuk dua artis yang berbeda, Atan akhirnya memutuskan untuk mengontrak siapa yang datang memberikan konfirmasi lebih dulu.

Mungkin ini memang kesalahan tehnis karena dia memberi izin persetujuan anak buahnya untuk membuat dua proposal berbeda. Tapi ada baiknya juga karena jika proposal itu ditolak oleh Tyra, si model terkenal itu, mereka tidak perlu kebingungan lagi mencari model baru karena terlalu dikejar deadline, sebab mereka sudah memiliki opsi kedua.

“Perlu anda ketahui. Pertama, produk kami tidak murahan. Dan kedua, anda sudah melakukan riset lebih lama dari waktu yang sudah kami ajukan dalam proposal kami.”

Tyra membeku di tempat. Ia lupa dengan isi perjanjian itu karena terlalu nyaman memakai produk Earth Beauty yang sangat pas, cocok dan nyaman di wajahnya.

“Dan terakhir, jika anda berniat akan menuntut perusahaan kami, anda mungkin akan kalah dan—”

“Mari bertemu dan membicarakan ini, berdua!”

Retno dan seluruh isi ruangan melebarkan mata. Bagaimana bisa Tyra memutuskan sepihak seperti itu. Bukankah dia masih butuh konfirmasi dari Retno?

Retno yang merasa dilangkahi, berusaha menginterupsi. Tapi tertahan karena Tyra mengangkat tangannya memberi isyarat agar Retno tidak protes. Tyra benar-benar akan menghabisi leader tim pemasaran Earth Beauty ini. Pria tua macam ini perlu diberi peringatan.

“Temui aku di Clarkson restoran jam tujuh malam. Jangan berusaha menghindar, apalagi kabur dariku!” titahnya tak mau dibantah. Mengakhiri panggilan itu sepihak, lantas melempar asal ponselnya diatas meja hingga bunyi antara ponsel dan meja yang beradu terdengar sangat keras. Ia meremas kesal rambut hitam yang sudah setengah jadi oleh hair style nya, dan mengumpat.

“Arrrgh ... Sial!!” teriak Tyra sangat keras karena merasa salah mengambil langkah.

“Atan. Kamu akan mendapat bayaran setimpal untuk hal ini. Kamu sudah menginjak nama baikku dengan berkhianat dan memilih model lain untuk kontrak yang sudah kamu ajukan padaku.”

“Ya. Aku tidak akan tinggal diam sekarang!” []

...—To be continue—...

...###...

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa like, komentar, dan list favorit jika suka ceritanya. See you bab selanjutnya. 👏

...__________...

...•Disclaimer•...

...-Cerita ini murni imajinasi penulis....

...-Jika ada kesamaan nama visual, gambar properti, ataupun latar yang ada didalam cerita, merupakan unsur ketidaksengajaan....

...-Semua karakter didalam cerita hanya fiksi, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan/watak tokoh yang menjadi Visual didalam dunia nyata....

...-Diharap bijak dalam menanggapi semua yang tertulis dalam cerita, baik itu tata bahasa, sesuatu yang bersifat mature ataupun tindak kekerasan....

...-(Point terpenting!!) Hargai karya penulis untuk tidak menjiplak/meniru tanpa izin dari penulis. Dan juga dimohon kebijakannya untuk tidak menyamakan dengan cerita lain....

...Regret,...

...Author....

Terpopuler

Comments

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

haii thor, aku mampir kesini lagi setelah habis membaca karya²mu yg lain 😍

2024-03-22

1

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

aku mampir thor.. awal yg menarik

2023-10-13

1

Euis Herdiana C'mahmud Hyuga

Euis Herdiana C'mahmud Hyuga

mampir

2023-09-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!