Tujuh belas

...💞💞💞...

...We...

...|Tujuh belas|...

...Selamat membaca...

...[•]...

Dia seperti ...

“Om Robert?!” panggil Tyra mengejutkan seisi restoran.

Tyra bangkit dari tempat duduknya, berlari keluar, mengejar orang yang dia kira Robert dan istrinya yang berjalan diluar restoran.

“Om!” panggilnya sekali lagi dan berhasil membuat pria itu menghentikan langkah.

“Oh hai, Tyra.” sapa orang tersebut. Tidak salah, indera penglihatan Tyra masih bekerja dengan sangat baik. Orang itu benar Robert. Dia bahkan bisa melihat bagaimana Rebecca yang berwajah menggemaskan itu meskipun hanya dari kunciran rambutnya yang begitu lucu. “Sama siapa?”

Tyra menyambut pelukan Stefany dan melakukan cipika-cipiki singkat dengan si mantan model satu label nya dulu. Nah, bagi yang belum tau, Stefany dulu seorang model. Bertemu dengan Robert di salah satu event stasiun televisi milik pria itu, dan kemudian mereka jatuh cinta dan menikah. Sedangkan Tyra mengenal Robert juga karena pernah menjalani kontrak di stasiun televisi sebagai salah satu pengisi acara reality show yang di garap di sana.

“Tuh, sama si Retno, Om. Kami baru balik dari Jepang karena ada pemotretan disana. Baru aja nyampe sini. Oh, hai Rere.” sapa Tyra dengan nada ceria yang langsung disambut gembira oleh si gadis cantik berpipi chubby itu.

“Hai tante.”

“Wah, udah gede aja nih anak mbak Stefy.” katanya sambil menjewer lembut pipi Rebecca.

“Ya lah, kamu kapan? Keburu habis lebaran monyetnya.” canda Stefany yang di tanggapi dengan bibir manyun Tyra.

“Kenalin dong sama siapa gitu. Yang uangnya banyak biar Tyra nggak perlu kerja jungkir balik nyari uang buat makan.” sahut Tyra tak kalah kocak. “Sama kak Louis juga boleh lah.”

“Dia udah punya bini.” jawab Stefany sambil menonjok gemas lengan kurus Tyra hingga gadis itu meringis dan mengaduh. Mereka memang seperti itu kalau bertemu. Tyra sudah menganggap Stefany seperti kakaknya sendiri. “Bininya juga udah brojol.”

“Eh masa? Waduh, kenapa nggak dikenalin sama saya dari dulu sih Om, adiknya?” protes Tyra tak terima karena melewatkan Louis, si tampan kaya raya dari klan Hutama.

Robert tertawa dan menggelengkan kepalanya karena keunikan gadis satu ini. Tyra tidak berubah dari pertama kali dia mengenalnya.

“Kamu sih nggak bilang-bilang kalau pingin jadi ipar saya.”

Semua tertawa lantang mendengar jawaban Robert yang ternyata bisa juga melawak. Dulu, Tyra juga sempat kenal Louis karena Stefany. Sempat menaruh hati juga, tapi saat itu Louis sudah punya tunangan kalau tidak salah ingat namanya Clarita, jadi memutuskan Tyra mundur teratur.

“Oh, sama Kak Clarita ya?”

“Bukan. Sama Angel.”

“Lho? Lalu kak Clarita?”

“Udahan. Sekarang istrinya turunan bule.”

“Waduh, aku jadi insekyur kak Stef.”

Lagi-lagi mereka tertawa.

“Gabung yuk kak Stef, kita ngobrol sambil makan-makan.” pinta Tyra bersamaan meraih lengan perempuan bermata monolid itu, lalu mengayun-ayunkan manja persis seperti seorang adik yang merayu kakaknya.

“Lain kali aja deh, Ra. Robert lagi ada perlu soalnya. Mau ketemu klien setelah ini. Mangkanya aku tadi buru-buru pulang.”

“Ya ... h,” keluh Tyra merasa kecewa karena tidak bisa melihat dan bermain dengan Rebecca lebih lama.

“Kamu mampir dong kerumah.” pinta Stefy yang diangguki oleh Robert.

Tyra tersenyum. “Ya deh, kapan-kapan kalau ada waktu. Kalau jadwal lagi senggang, nanti aku kabari kak Stefy kalau mau main kesana.”

Setelah itu mereka berpisah dan Tyra kembali ke mejanya. Disana sudah terhidang beberapa menu yang dia dan Retno pesan, beserta minuman kesukaan Tyra, lemonade.

“Beneran pak Robert?” tanya Retno, lalu meraih piring berisi nasi goreng seafood, sedangkan Tyra menarik mangkuk salad sayurnya dengan wajah sedikit menyesal. Menyesal karena tidak jadi makan bebek ukep yang rasanya seperti makanan surga, dan menyesal karena tidak bisa bertemu Atan. Lagi-lagi semua gara-gara Retno. Apa di pecat saja ya Retno ini? Supaya Tura nggak di larang-larang lagi kalau pingin sesuatu.

Mengingat Atan, Tura jadi ingin mengirim pesan lagi pria itu. Ia ingin memberitahu jika dia sudah mendarat di bumi Pertiwi, dan merindukannya.

Oh gila. Kenapa jadi rindu yang dibawa-bawa sih?

Tyra meraih potongan sayur yang sudah diberi mayonaise dari dalam mangkuk dengan sendok, lalu melahapnya agar cepat selesai dan dia bisa pulang cepat, tidak sabar ingin bertukar pesan dengan Atan.

Tyra melirik jam tangan yang masih menunjuk angka tujuh malam. Jika dia menghabiskan makanan tidak lebih dari setengah jam, kemudian perjalanan pulang tidak macet, setidaknya dia bisa sampai rumah kurang dari jam sembilan malam.

“Makannya yang cepet, pah. Aku ada perlu.”

Retno terbatuk karena tersedak. Tyra ini, tidak pernah bisa membuatnya tenang. Dia selalu mengejutkan, dan sekarang dia harus rela tersedak gara-gara Tyra tiba-tiba merengek ingin cepat pulang karena ada perlu. Hello ... ada perlu apa? Jadwalnya saja sudah kosong hari ini.

“Lo mau kemana?”

“Pulang.” jawab Tyra lugu dengan mata memperhatikan Retno dan mulut penuh dengan salad sayur yang beberapa muncul diluar bibirnya. Macem makan rumput kalau kata si kembar botak asal negeri Jiran.

“Ya tau! Maksud gue, Lo ada perlu apa dirumah? Ada tamu?”

“Enggak.”

Sial!

Retno mengumpat. Dia bahkan menyempatkan diri untuk mengurut dada nya untuk menguatkan hati agar tidak terbawa emosi.

“Ya udah Rex, makan dulu yang tenang, yang anggun, jangan kayak kambing begitu.” cerocos Retno dimulai dengan nada lembut dan diakhiri dengan nada sebal. Dan Tyra, yang memang sedang seperti kambing memakan jatah makanannya, hanya bisa melongo menatap kekesalan Retno. Lalu ...

“Hahi ho hehani haha hue?”

Kebiasaan. Makanan tidak ditelan dulu baru ngomong. Jadinya kan absurd begitu. Untung saja Retno ini orangnya cepat tanggap kayak batita yang sedang belajar hal-hal baru, jadi dia menyahut cepat ancaman Tyra.

“Dah lah. Males gue nyerocos ke elo. Capek.” katanya, lalu menyendok cepat dan menelan paksa makanannya sampai matanya mendelik beberapa kali karena kesulitan. Sialan memang, kalau bukan karena Tyra ini artis yang membayarnya, mungkin Retno sudah khilat mencekik batang leher gadis itu.

Setelah menghabiskan makanan dan membayar tagihan bill, Tyra bergegas menuju mobil untuk mengantar Retno pulang ke apartemen laki-laki itu terlebih dahulu. Setelah itu, dengan wajah sumringah dan hati berdebar-debar, Tyra berjalan cepat melewati halaman luas tempat tinggalnya setelah memarkir mobil. Lantas, tanpa mengganti pakaian atau mencuci tangan dan kaki, Tyra duduk di sofa panjang menyerupai ranjang diruang tengah, kemudian mencari kontak Atan.

Sumpah demi Neptunus, Tyra sangat merindukan suara husky milik si Atan.

Tyra merebahkan diri, membiarkan nada hubung itu mengantarnya untuk berbicara dengan Atan melalui telepon. Matanya melirik jam dinding yang masih menunjuk angka delapan tiga puluh malam, harusnya Atan belum tidur di jam segini kan?

“Ada apa, Ra?”

Suara Atan yang menyapanya dari seberang membuat Tyra menegang. Wajahnya berubah serius.

“Kamu belum tidur kan?” tanya Tyra memastikan. Dia tidak ingin mengganggu orang yang mungkin sedang beristirahat melepas penat.

“Belum. Lagi ada kerjaan yang belum selesai, dari kantor.”

“Aku ganggu?”

“Enggak kok. Ada apa?”

Tidak tau kenapa, Tura benar-benar merindukan pria ini setengah mati. Dia ingin bertemu, mumpung besok jadwalnya masih di atur kosong oleh Retno.

“Aku ada oleh-oleh dari Jepang buat kamu. Ketemuan yuk, besok.”

***

Tyra merapikan lagi rambutnya entah untuk yang keberapa kali. Lalu, dia juga mengecek riasannya yang ia buat lebih terlihat fresh untuk nanti bisa di saksikan oleh Atan.

Mereka bertemu sore hari karena Atan harus bekerja saat pagi hari. Tyra sangat paham itu dan meminta bertemunya sore setelah Atan pulang kerja saja, sekalian makan malam.

Wah, gila. Tyra sudah terkesan menjadi gadis caper sekarang. Padahal, tidak mencari perhatian pun, para pejantan pasti mendekat. Tapi bagi Tyra, Atan itu berbeda. Atan harus bisa ia taklukkan, karena pria ini terasa misterius baginya.

Tak terlalu lama menunggu, sosok Atan yang masih mengenakan atribut kerja, terlihat di kejauhan. Jantung Tyra berdebar tidak karuan melihat bagaimana kaki jenjang Atan saat melangkah, tubuhnya yang tidak terlihat atletis namun mampu sekali menggoda iman Tyra, wajah serta gaya rambutnya yang terkesan maskulin juga dewasa. Dan jangan lupakan aroma coklat yang menjadi favorit Tyra sejak pertama kali bertemu dengan pria ini,

Tyra tidak bisa mendeskripsikan perasaanya yang timbul kepada Atan. Dia terlalu mengagumi dan terpikat oleh sosok itu.

“Maaf telat.”

“Ah, enggak. Baru sampai juga kok aku.”

Atan duduk bersila di seberang meja dan sejajar dengan posisi duduk Tyra. Mungkin, tempat ini akan menjadi kenangan tersendiri untuk mereka berdua karena setiap bertemu, mereka selalu duduk di bilik yang sama. Juga memesan menu yang sama untuk mereka nikmati berdua, bebek ukep yang menjadi andalan warung lesehan ini.

Atan melipat lengan kemejanya sebatas siku, lalu menegakkan punggung yang membuat Tyra ingin meneteskan liur saat melihat dada bidang dan bahu lebar milik si pria pemikat hatinya ini.

“Udah pesen?” tanya Atan sembari meraih buku menu.

“Udah. Aku udah pesen menu yang biasa kita pesan.” jawab Tyra penuh percaya diri.

Jawaban Tyra membuat Atan tersenyum.

“Ah, makasih udah hafal menu favoritku.” ucap Atan sambil tersenyum manis menatap lembut pada sosok Tyra yang juga sedang memperhatikan dirinya.

Tyra ingin melompat girang mendengar Atan memuji kemahirannya memesan makanan yang disukai Atan. Tyra tidak peduli lagi kalau sampai Retno tau dan memarahinya habis-habisan karena berat badan naik, bodo amat kali ini dia egois. Yang terpenting dia bisa bertemu Atan, dia bisa mendapatkan impian yang mana bahagia saat bersama Atan. Pria yang ia cintai saat ini. []

...—To be continue—...

###

Ternyata yang ditemui Tyra itu bukan Atan lho gaes, tapi Robert dan Stefany 😜

Atan dan Tyra saat itu berada di mall yang berbeda. Dan siPut, hari itu berhasil mewujudkan keinginannya jalan sama Atan. Muehehehe 🤡

Bab ini flashback saat Atan mengangkat telepon Tyra saat lagi ngobrol sama Linda.

Terima kasih untuk yang sudah baca, like, komentar dan memberi hadiah untuk Atan-Tyra ya ...

Semoga hal baik menyertai kalian, Amiiin ...

Terpopuler

Comments

Nur Yuliastuti

Nur Yuliastuti

dikiiiraa hehe maap ya mba othor sdh suudzon ✌️

2024-01-07

1

nobita

nobita

ini yg jth cinta duluan si wanitanya... bisa klepek-klepek sama Atan si cowok sempurna... sama kayak akyuuu

2023-10-14

1

osa

osa

biasanya 🌹, kali ini kopi deh.biar lbh semangat menuangkan ide crt ke tulisan

2023-01-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!