Lima

...We...

...|Lima|...

...Selamat membaca...

...[•]...

Hidup itu, memang kadang harus ada bercandanya, harus ada selingannya, biar berwarna, biar nggak bosan, biar nggak berakhir mengenaskan, biar nggak ... stress. Tapi, kalau bercandanya seperti ini, Atan jamin, stress pun dia rela.

Bagaimana tidak rela jadi stress? Lha wong nggak ada hujan nggak ada angin, Tyra tiba-tiba saja ada di basement parkir kantor, dia menunggu di area parkir yang membuat Atan ingin membelokkan langkah menjauh setelah bersitatap sedetik yang lalu. Dan itu segera pria itu realisasikan menjadi nyata dengan menukik tajam berputar arah keluar area basement menuju pintu exit. Dengan gendang telinga yang masih sehat seratus persen, Atan bisa mendengar suara langkah kaki Tyra dengan heels tingginya berlari mengejar. Atan pun tak kalah cepat melangkahkan kakinya menjauh, tidak peduli Tyra menyebut-nyebut namanya seperti orang kesurupan.

“Hei, jangan kabur. Kamu mau lari dari tanggung jawab?”

Kesal sendiri di sebut tidak bertanggung jawab, Atan menghentikan langkah kakinya yang berbalut pantofel harga merakyat yang ia kenakan. Ia memutar tumit, dan amat sangat terkejut karena Tyra benar-benar ada dibelakangnya. Tepat di belakang punggungnya dengan wajah horor bak Kunti nangkring pohon.

Menjaga image, Atan pun menetralisir kekagetannya dengan melipat bibir, menyarangkan kedua lengan di pinggang, dan membuang wajah yang sebelumnya sempat bersitatap lagi dengan Tyra, kearah samping.

“Saya tidak lari dari tanggung jawab. Tapi saya merasa risih jika anda mengejar saya sampai ke kantor seperti ini. Kesannya, saya punya hutang dan tidak membayar.”

Tyra tersenyum diujung bibir. Ternyata pria ini tipikal pria bermulut pedas. Tapi, bikin penasaran.

“Tenang saja. Saya akan membayar penalti kepada anda. Dua kali lipat seperti yang anda minta.” tekan Atan dengan wajah serius. “Tapi tolong, beri saya waktu beberapa hari sampai mobil saya laku terjual.”

Tyra terkejut bukan main. Biasanya, orang dengan jabatan setengah tinggi seperti ini, memiliki uang banyak di rekeningnya. Tapi dia? Kenapa menunggu jual mobil dulu?

“Kamu miskin?” tanya Tyra begitu saja. Refleks karena selama ini tidak pernah memiliki kenalan pria dengan dompet tipis mengempis miris.

Atan menatap datar wajah Tyra yang ternyata, sangat cantik jika dilihat dengan jarak yang tidak terlalu jauh seperti ini.

“Ya. Saya miskin. Anda kecewa?” kata Atan dengan nada dingin. “Karena itu saya bekerja keras dan jangan ganggu saya ketika sedang bekerja mengais sumber kehidupan buat saya dan keluarga.”

OMG, apa dia sudah menikah? Kenapa Retno tidak hilang?

“Pede banget. Siapa juga yang ganggu kamu kerja?”

“Tadi pagi, anda kan yang menelepon saya? Saya harap anda tidak punya penyakit pikun.”

Mendengar kata-kata pedas seperti makan mie samyang ditambah bon cabe level maksimal yang keluar dari mulut si manis yang tidak pernah enak di dengar, Tyra ingin sekali meremas bibir seksih pria bernama lengkap Zelatan Adonizio itu dengan bibir miliknya.

Sial. Kenapa jadi oleng begini? Bagaimana kalau ternyata pria ini sudah beristri? Malu nggak ketulungan pastinya.

“Itu karena aku hanya ingin memastikan jika kamu tidak lari—” kalimat Tyra terjeda saat Atan menyahut cepat,

“Tidak. Saya tidak akan lari. Itu bukan sifat saya—”

Dan Tyra membalas dengan memotong kalimat Atan yang terdengar serius. Tyra tidak suka di sela. “Yang barusan menghindari aku, siapa?”

Sumpah demi kerang ajaib milik Spongebob, Atan harus segera melepaskan diri dari wanita ini jika tidak ingin mati berdiri.

“Sudah saya bilang, saya tidak lari.”

Tyra mengangkat dagu sombong. Kedua lengannya terlipat di depan dada.

“Sudahlah, ikuti saja syarat yang aku minta. Kamu nggak akan aku tagih lagi, dan mobil kamu juga aman.”

Atan tidak habis pikir. Mengapa wanita cantik, kaya raya yang uangnya mungkin tidak habis untuk membeli gunung seperti gadis ini, ngotot sekali ingin ditemani oleh dirinya yang bahkan makan saja harus diperhitungkan agar tetap sampai akhir bulan tidak kelaparan.

“Aku bisa jamin, aku juga akan memastikan tidak akan mengganggu hidup kamu lagi kalau syarat itu sudah terpenuhi.”

Atan menajamkan tatapan mata, alis tebalnya hampir menyatu, terlihat jelas tidak setuju dan tidak suka dengan saran gadis dihadapannya itu.

“Apa alasan anda meminta saya agar melakukan itu? Bukankah Anda memiliki banyak teman pria yang bisa anda bawa pergi tanpa harus meminta seperti ini?” tukas Atan tak kenal mundur. Ia jengah, malas sekali menghadapi wanita seperti Tyra yang hidupnya kebanyakan modus. “Anda menggunakan masalah ini sebagai alasan untuk mengendalikan saya, meminta saya agar menuruti keinginan anda. Beri saya alasan yang jelas, mengapa anda melakukan itu?”

Tyra sedikit terperangah. Ia tidak bisa berbohong dan membohongi dirinya sendiri jika tidak jatuh hati pada pria tegas seperti Atan. Pria seperti inilah yang ia harapkan menjadi pendampingnya, memiliki sikap yang tegas yang mencerminkan seorang pemimpin. Ya, tentu saja, Tyra jatuh cinta. Selain itu, pria ini begitu sopan dan terdengar menghormati orang lain—khususnya seorang wanita seperti dirinya—ketika menyebutkan kata ‘anda-saya’ saat berbicara. Tidak seperti kebanyakan pria yang sering sok akrab dengan panggilan ‘Lo-gue’ dengannya.

“Tidak ada.” jawab Tyra singkat tanpa mengalihkan matanya sedikitpun dari pandangan yang begitu menawan hatinya itu.

Sekali lagi Atan mendecak keras untuk sikap Tyra yang amat sangat menyebalkan untuknya. Sangat menyebalkan, meskipun tinggi puncak kepala gadis ini tidak lebih dari bahunya dengan postur yang memiliki tinggi 184 Cm, tapi tetap saja menyebalkan.

“Oke, saya bayar penalti itu secepatnya. Saya akan mencari uang untuk membayar lima ratus juta untuk anda, agar anda berhenti mengganggu saya.” tukas Atan tegas dengan suara husky nya yang dalam.

Setelah mengatakan itu, Atan benar-benar tidak peduli lagi pada Tyra yang masih membeku di tempatnya berdiri. Gadis itu seperti terkejut karena lagi-lagi dia menerima penolakan dari pria yang dia inginkan. Sedangkan Atan, memutuskan untuk kembali ke area parkir untuk membawa serta mobilnya meninggalkan tempat yang terasa memuaskan akibat kehadiran Tyra.

Berhasil sampai di mobil dan masuk ke dalam, Atan bergegas mengunci dan menyalakan mesin. Tanpa basa-basi dia menginjak pedal gas, danroda mobilpun meninggalkan basement secara perlahan.

Saat mobil melewati presensi gadis yang begitu mengganggu itu, Atan masih bisa melihat Tyra berdiri memperhatikan dirinya pergi hingga Atan pun tertarik untuk memperhatikan Tyra ketika hendak keluar basement. Ia melihat dari kaca spion dimana Tyra masih berada disana, memperhatikan dirinya dengan wajah kosong dan terlihat ... sendu. Ada satu sisi dalam diri Atan yang tergugah. Dia merasa kasihan, meskipun ia merasa tidak suka. Dalam benak dia berkata, apa ucapannya terlalu menyakitkan? Apa ucapan itu berlebihan untuk seorang wanita?

Atan menepis semua pikiran itu. Dia tidak ingin lagi berurusan dengan Tyra.

Disisi lain, Tyra tersenyum masam. Apa begini rasanya mendapat penolakan cinta meskipun dia belum menyatakannya? Apa begini yang dirasakan pria-pria yang selama ini ia tolak dan ia sakiti perasaannya saat mengungkapkan perasaan mereka? Tyra rasa, sumpah serapah Retno OTW menjadi nyata. Dia terkena karma.

“Kurang ajar si Retno. Awas saja kalau sampai do'a si somplak itu sampai ke gue.” gumamnya frustasi. Tyra jadi tidak bersemangat untuk bekerja. Dia butuh cuti untuk liburan ke luar negeri. Ah, tidak-tidak. Liburan lokal saja, ada banyak wisata lokal negeri sendiri yang tidak kalah indah dengan negeri orang. Seharusnya Tyra sadar hal itu sejak lama, bukan disaat sedang jatuh cinta seperti sekarang.

“Sial!!” umpatnya cukup keras hingga tanpa sengaja seorang pegawai yang lewat di sana, menoleh. Untung saja dia memakai masker dan menutupi indentitasnya dengan Hoodie kebesaran yang membuat orang itu tidak mengenal dirinya. Atau jika tidak, urusan runyam lain selain urusan hati, akan datang menyambanginya. Berita dirinya akan tersebar begitu saja. Semoga tidak ada yang melihatnya ketika bersama Atan tadi.

“Sumpah, gue pingin ketemu Retno terus suruh dia cabut omongannya.” gerutu Tyra menjadikan Retno alasan kekesalannya mendapat perlakuan tidak sesuai ekspektasi dari Atan, sambil berjalan mendekat menuju mobil sport merah menyala miliknya. Ia duduk di jok mobil dengan kasar, kemudian menginjak pedal gas tidak sabaran. “Awas lu Retno.” []

###

Nah, kesel sendiri kan kamu jadinya, T-rex 😁

Terpopuler

Comments

nobita

nobita

tuh kan gimana rasanya cinta di tolak??. sakit? yg pastinya

2023-10-13

1

Putu Suciptawati

Putu Suciptawati

kapok lo tyrex emang enak dikacangin dan ditolak cowok seganteng atan🤣🤣

2023-01-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!