Romansa Pengantin SMA

Romansa Pengantin SMA

Misi Khusus Mira

"Mira, sore nanti Kak Elkan akan datang dari Singapura. Maukah kamu ikut Mama Sara ke bandara untuk menjemput Elkan?"

Pertanyaan itu muncul dari seorang wanita yang masih begitu cantik walau usianya sudah tidak lagi muda. Dia adalah Sara Valeria, pemilik perusahaan Food & Baverage dengan kedai kopinya yang menjamur di beberapa kota yaitu Coffee Bay, dan pemilik skincare nomor satu pilihan konsumen yaitu SaVa Beauty Care. Ya, Sara Valeria yang tak lain adalah mama dari Elkan Agastya itu sengaja datang ke rumah keluarga Narawangsa siang itu untuk mengajak Mira menjemput di bandara.

Miranda Lastika Narawangsa atau yang akrab disapa Mira yang kini telah duduk di kelas Tiga SMA itu tampak menatap Mama dan Papanya bergantian. Seolah meminta pertimbangan dari Mama dan Papanya.

"Kalau kamu mau ikut Mama Sara, ikut saja Sayang," balas Mama Marsha yang adalah Mamanya Mira.

"Iya, ikut saja. Lagian sudah lama kan Kak El-nya kamu itu tinggal dan sekolah di Singapura. Kamu boleh ikut Mama Sara menjemputnya karena dulu kalian kan begitu dekat," balas Papa Abraham kepada putrinya itu.

Mira kemudian diam dan berpikir dengan lebih keras. Bertemu kembali dengan Elkan, tentu saja dia mau. Namun, ini adalah pertemuan kembali setelah hampir lima tahun berlalu. Mungkinkah rasa sayang yang dulu pernah ada dari teman sepermainan dan tetangga dekat itu masih ada. Di sisi lain, dalam lima tahun ini tidak pernah keduanya berkomunikasi. Liburan sekolah pun, Elkan tidak pernah pulang ke Jakarta. Padahal jarak tempuh Singapura dengan Jakarta hanya membutuhkan dua jam perjalanan dengan pesawat udara. Akan tetapi, Elkan sejak SMP memutuskan bersekolah di Singapura dan tidak pernah lagi pulang ke Jakarta.

"Apa Kak El masih ingat dengan Mira?"

Pertanyaan itu akhirnya meluncur juga dari bibir Mira. Setelah lima tahun berlalu, keduanya tak bertemu, apakah mungkin Elkan Agastya akan ingat dengan Mira. Sementara, Mira sendiri masih mengingat Elkan. Kenangan sewaktu kecil bermain bersama, belajar bersama, semua itu masih tersimpan di dalam memori otak Mira.

"Pasti ingat dong, Sayang ... jadi gimana, mau enggak ikut Mama ke bandara nanti?" tanya Mama Sara lagi.

"Boleh Ma, cuma tidak pulang malam kan Ma? Soalnya besok adalah hari pertama masuk sekolah. Mira sudah kelas 3 SMA, Ma ... Ujian Nasional sudah di depan mata," balasnya.

Mama Sara pun menganggukkan kepalanya, "Siap Sayang, tidak akan lama-lama dan akan langsung pulang ke rumah kok. Baiklah, Mama akan jemput kamu nanti yah. Bersiap dandan yang cantik, biar Elkan senang," balasnya.

Usai menyampaikan tujuannya, Mama Sara memilih untuk pulang. Sementara Marsha mengamati putrinya yang beranjak dewasa itu.

"Kenapa kamu bimbang gitu? Percaya diri Sayang, kamu begitu cantik sekarang. Pasti Elkan bisa bertemu denganmu setelah sekian lama," balas Mama Marsha.

"Cuma, kenapa sejak SMP hingga sekarang Elkan tidak pernah pulang ke Jakarta yah? Bukankah Singapura dan Jakarta itu begitu dekat hanya dua jam perjalanan udara dengan pesawat?" tanya Papa Abraham di sana.

Tampak Mira mengedikkan bahunya, dia memilih diam. Benarkah semua itu ada hubungannya dengannya dan Elkan ketika sama-sama lulus SD dulu, satu kejadian yang membuat Elkan marah dan akhirnya memilih untuk sekolah di Singapura, jauh dari keluarganya, dan tinggal dengan Oma dan Opanya di sana.

"Entahlah, Pa," balas Mira kemudian.

"Ya sudah, sana bersiap. Kamu tentu senang kan bisa bertemu dengan Elkan?" tanya Papa Abraham kemudian.

Mira sebelumnya diam, kemudian menatap wajah Papanya, "Papa, Mama ... kalau seandainya Mira mengubah penampilan Mira dengan mengenakan kacamata gitu gimana ya Pa?" tanyanya.

Abraham tampak menatap anaknya yang sudah berada di usia ABG itu, "Kenapa kok tiba-tiba?" tanya sang Papa.

"Tidak apa-apa Pa, kalau Mira terlihat culun dan sama sekali tidak cantik, apakah Kak Elkan masih mau main sama Mira," balasnya.

Sementara Mama Marsha menatap putrinya itu, "Kamu mau sembunyikan wajah cantik kamu dan mata kamu yang indah itu dari Elkan? Kenapa emangnya?" tanya Mama Marsha.

"Tidak apa-apa, Ma. Mira hanya penasaran saja, kalau Mira sudah tidak cantik, apa Kak El mau main sama Mira lagi," balasnya.

"Terserah kamu saja, Mira. Yang penting, jadilah dirimu sendiri," balas Mama Marsha.

Sebab, alih-alih terbebani dengan penampilan yang sejatinya hanya tampilan luar. Lebih baik untuk menjadi diri sendiri. Mengenakan identitas asli, tanpa mengenakan topeng.

"Iya Ma, pasti. Mira bersiap dulu ya, Ma," balasnya.

Gadis cantik dengan rambut panjang sepunggung itu pun akhirnya memilih masuk ke dalam kamarnya. Kali ini, Mira justru menguncir rambutnya dengan kepangan dua layaknya gadis desa dan mengenakan kacamata di sana. Dia benar-benar menutupi kecantikannya sendiri.

"Apa kamu marah saat pergi ke Singapura dulu Kak El? Kenapa baru sekarang kamu kembali setelah lima tahun berlalu?" gumam Mira seorang diri dengan menatap penampilannya sekarang di cermin.

Ya, Mira benar-benar mengubah tampilannya menjadi gadis lugu dan menata poni rambutnya untuk menutupi keningnya, pun dengan kacamata yang membuatnya kian lugu jadinya. Namun, ini memang sengaja dilakukan Mira.

Hingga menjelang jam 15.00, ada mobil berhenti di depan rumahnya, sudah pasti itu adalah mobil milik Papa Belva dan Mama Sara. Pasangan itu siap menjemput Mira dan mengajaknya ke bandara.

"Anaknya Mama sudah siap?" tanya Mama Sara kepada Mama Marsha dan Papa Abraham.

"Sebentar ya Jeng, aku panggilkan dulu Miranya," balas Mama Marsha yang mulai menaiki anak tangga dan memanggil Mira.

"Nak ... sudah siap? Itu Mama Sara dan Papa Belva sudah menjemput kamu," panggil Mama Marsha kepada putrinya itu.

"Iya Ma, Mira sudah siap," jawabnya.

Membuka pintu ada gadis berkacamata dan tampil kasual dengan celana jeans panjang, kaos putih, dan cardigan hitam di sana. Rambutnya yang hitam dan panjang, dia kepang dua, dan ada poni yang menutupi keningnya. Tidak lupa kacamata bulat yang bertengger di hidungnya.

"Mira, kamu?" tanya Mama Marsha dengan bingung.

"Iya, ini Mira, Mama ... beda banget ya Ma?" tanyanya.

"Iya, beda banget Sayang ... untuk apa mengubah penampilan kamu sedemikian rupa?" tanya Mama Marsha dengan heran.

Jika sang Mama heran, tidak dengan Mira yang justru tersenyum di sana. "Hanya misi khusus, Mama. Dengan Marsha yang berubah dan terlihat tidak cantik, apakah Kak El masih mau bermain dengan Mira," balasnya.

"Pasti mau," jawab Mama Marsha.

"Belum tentu, Ma. Apalagi Kak El menjadi begitu tampan, sudah pasti dia berubah," balas Mira kemudian.

"Jangan memandang Rupa dan penampilan, Nak ... semoga saja Elkan tidak berubah. Dia tetap menjadi Elkan yang ramah dan hangat, sama saat seperti dia masih kecil," balas sang Mama.

"Hehehehe ... semoga saja Mama," balas Mira yang terlihat tertawa sekarang.

Entah apa yang Mira pikirkan sekarang. Yang pasti dia ingin melihat apakah Elkan akan mengenalinya dan masih mau berteman dengannya, walau penampilannya bisa dibilang cupu sekarang.

Terpopuler

Comments

Opa Sujimim

Opa Sujimim

aku telat bgt nih,karna aku lebih dulu baca karya KK yg lainnya ,baru ke elkan,

2023-10-21

1

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

mampir ni thor 😁

2023-03-21

1

Riska

Riska

Assalamualaikum Kak... Salam kenal, ceritanya bagus... Kalau tidak keberatan, mampir juga di novelku Kak, judulnya terpaksa menikah sma... Semoga suka dengan ceritanya 😁😅🥰

2023-02-28

3

lihat semua
Episodes
1 Misi Khusus Mira
2 Setelah Lima Tahun Berlalu
3 Tak Bisa Kembali Akrab
4 Satu Sekolah
5 Satu Kelas
6 Semeja Tak Menjamin Keakraban
7 Rival?
8 Semangkuk Bakso
9 Melewati Satu Semester
10 Satu Langkah Menggapai Impian
11 Kekhawatiran Orang Tua
12 Membujuk Mira
13 Kecurigaan Elkan Terbukti
14 Seolah Terjebak
15 Empat Mata Berbicara
16 Pengantin SMA
17 Pernikahan dalam Batasan
18 Kesepakatan dengan Elkan
19 Seakan Tak Ada yang Berubah
20 Kali Pertama Dijemput
21 Terdeteksi Satu Mobil
22 Kekesalan Sonya
23 Tuduhan Sonya
24 Yang Datang dari Jepang
25 Antara Mira dan Jerome
26 Diajak Weekend
27 Masih Ingin Mendekati
28 Dianter Pulang
29 Makan di Rumah Mertua
30 Boncengan Sepeda Motor
31 Senin Penuh Drama
32 Disambut Gerimis
33 Gerimis Menciptakan Romansa
34 Sama-Sama Flu
35 Mampir ke Rumah Mertua
36 Keluarga Narawangsa ke Semarang
37 Mengantarkan ke Stasiun
38 Salah Tingkah
39 Mentari Bersinar Lebih Cerah
40 Di Belakang Gedung Sekolah
41 Himpitan
42 Kekerasan di Sekolah
43 Kejujuran yang Berarti
44 Wali Murid Kejutan
45 Filosofi Kacamata
46 Latihan Ujian
47 Bahasa Indonesia
48 Rindu Mama Papa
49 Undangan Pesta
50 Memberi Penjelasan
51 Kabar Mengejutkan dari Semarang
52 Huru-Hara Keluarga
53 Tidak Memberi Celah
54 Kehidupan Normal Kembali
55 Sepulang Sekolah
56 izin Menginap Semalam
57 Pertama Kali Satu Kamar
58 Nasihat di Pagi Hari
59 Mengaku Jadian?
60 Nuansa Hari Pertama
61 Kegiatan Belajar
62 Suasana Mendebarkan
63 Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
64 Jerome Kembali Berusaha
65 Cerita Sad Boy
66 Mampir Dulu ke Rumah Mertua
67 Menjelang UAN
68 Malam yang Indah
69 Ngedate Halal
70 Menuju UAN
71 Ujian Akhir Nasional
72 Kepergok Papa Mertua
73 Menginap Semalam
74 May I ....
75 Pembicaraan Serius
76 Selamat Tinggal Masa Putih Abu-Abu
77 Foto Kenangan
78 Intimate Wedding Party
79 Kecil-Kecil Jadi Manten
80 Sekadar Appetizer
81 Pagi dalam Kehangatan
82 Goes to Sydney
83 Apartemen Studio di Sydney
84 Meledak dan Berhamburan ke Udara
85 Kesan Pertama
86 Mengabari Orang Tua
87 Memulai Kebiasaan Baru
88 Langit Malam Kota Sydney
89 Aktivitas Pengantin Baru
90 Busy Day
91 Sweet Place
92 Short Trip University
93 Dulu di Singapura
94 Tepi Darling Harbour
95 Dinner di Tepi Pelabuhan
96 Hari Pertama Kuliah
97 Masalah Segera Diselesaikan
98 Efek Drama Korea
99 After Sessions
100 Masa Kuliah
101 Bisa Menerima
102 Dikerjakan Bersama-Sama
103 Satu Semester Terlewati
104 Kejutan Dadakan
105 Menuju Warrnamboll
106 Flagstaff Hill Maritime Village
107 Perfect Sunset
108 Barbeque Party
109 Spesial Guest
110 Bay Sand Island
111 Liburan Musim Dingin Berakhir
112 Saatnya Berpisah
113 Kembali ke Unit
114 Setelah Tiga Pekan
115 Malam Dingin Menjadi Hangat
116 Night Music
117 Kegilaan Rosaline
118 Titik Kepanikan
119 Rawat Jalan
120 Ambil Tindakan Tepat
121 Membuka Kedok
122 Pertanyaan yang Terlewat
123 Totalitas Merawat Istri
124 Keputusan dari Kampus
125 Fokus untuk Sembuh
126 Selalu Siaga
127 Hari Demi Hari
128 Sembuh Total
129 Awal Semester Baru
130 Salah Bergaul Merusak Kebiasaan yang Baik
131 Ajakan Impulsif
132 Pizza Time
133 Melewati Semester Demi Semester
134 Harus Pulang ke Jakarta ....
135 Tiba di Jakarta
136 Pernikahan Evan
137 Telepon Sang Kakak
138 Mendadak Datang
139 Mie Instan Seleramu, Kamu Seleraku
140 Keinginan Elkan
141 Romansa Pengantin SMA 1
142 Darling Harbour Bersama
143 Romansa Pengantin SMA 2
144 Candaan Absurd
145 Ada yang Berkunjung ke Sydney
146 Obrolan dengan Jerome
147 Semester Akhir
148 Skrip Sweet
149 Saling Mendukung
150 Lembur Bersama
151 Time Break Sejenak
152 Justru Masuk Angin
153 Kadang Penuh Tawa
154 Ujian Skripsi
155 Graduation Day
156 Rencana Pulang ke Indonesia
157 Hari-Hari Terakhir di Sydney
158 Good Bye Sydney!
159 Tiba di Jakarta
160 Kejutan dari Keluarga
161 Bertemu Kakak Ipar
162 Pertanyaan Andin
163 Evan Lebih Menjaga Jarak
164 Mengunjungi Obgyn
165 Hormon Tak Stabil
166 Kecemasan
167 In Vitro Feltilization
168 Cerita Masa Lalu Papa Belva
169 Memorial Park
170 Transfer Embrio
171 Menyemai Harapan
172 Two Weeks Waiting
173 Dua Kantung Janin
174 Kabar Bahagia untuk Keluarga
175 Alibi Seorang Andin
176 Salah Paham
177 Meluruskan Kesalahpahaman
178 Rumah Tangga Memang Banyak Bumbunya
179 Rekonsiliasi
180 Piknik Keluarga Agastya
181 Kenangan Indah di Monas
182 Couvade Syndrome
183 Yang Penting Istri Sehat
184 Fokus Istirahat Dulu
185 Bumilnya Sehat Suaminya Teler
186 Sharing dengan Kakak Ipar
187 Gender Reveal
188 Efek Kehamilan yang Aneh
189 Rasa yang Lebih Indah
190 Kehamilan Tujuh Bulan
191 Tasyakuran Tujuh Bulanan
192 Mempersiapkan Persalinan
193 38 Minggu!
194 Advice dari Dokter
195 Operasi Caesar yang Dramatis
196 Masa Kritis Penuh Kecemasan
197 Doa Seluruh Keluarga
198 Our Family
199 Orang Tua Muda Milenials
200 Banyak Bersyukur
201 Menjadi Orang Tua adalah Tentang Belajar
202 Pagi-Pagi Orang Tua Baru
203 Support Orang Tua
204 Daddy Juga Bisa Mellow
205 Sorenya Parent Milenial
206 Me Time Berdua
207 Sabtu Ceria
208 Kembali Bertemu Bagas
209 Bertanya kepada Mama dan Papa Mertua
210 Ada yang Diprioritaskan
211 Rivalitas Bisnis
212 Copy Resep
213 Kesengajaan Bagas
214 Masih Dilindungi Tuhan
215 Unsur Kesengajaan
216 Menjadi Buronan
217 Twins A Tantrum
218 Welcome Home
219 Pulang untuk Keluarga
220 Keresahan Seorang Suami
221 Bagas Tertangkap
222 Memohon Belas Kasihan
223 Melupakan Hubungan Darah
224 Penjelasan kepada Mira
225 Semakin Pulih
226 Vaksinasi Twins A
227 Twins A Demam
228 Persidangan
229 Meminta Hak Sebagai Keturunan Kandung
230 Hak Waris Anak Di Luar Nikah
231 Ketika Anak-Anak Tidur
232 Hukuman untuk Bagas
233 Kembali Normal
234 Ngedate Sejenak
235 Satu Bulan Berlalu
236 Waktu yang Dinanti
237 Rasanya Campur Aduk
238 Mama Sara dan Papa Belva ke Paris
239 Videocall Oma dan Opa
240 Jalan-Jalan Sabtu
241 Bertemu Sosok Tak Terduga
242 Rasa Panik
243 Memantik Api
244 Obsesi Rosaline
Episodes

Updated 244 Episodes

1
Misi Khusus Mira
2
Setelah Lima Tahun Berlalu
3
Tak Bisa Kembali Akrab
4
Satu Sekolah
5
Satu Kelas
6
Semeja Tak Menjamin Keakraban
7
Rival?
8
Semangkuk Bakso
9
Melewati Satu Semester
10
Satu Langkah Menggapai Impian
11
Kekhawatiran Orang Tua
12
Membujuk Mira
13
Kecurigaan Elkan Terbukti
14
Seolah Terjebak
15
Empat Mata Berbicara
16
Pengantin SMA
17
Pernikahan dalam Batasan
18
Kesepakatan dengan Elkan
19
Seakan Tak Ada yang Berubah
20
Kali Pertama Dijemput
21
Terdeteksi Satu Mobil
22
Kekesalan Sonya
23
Tuduhan Sonya
24
Yang Datang dari Jepang
25
Antara Mira dan Jerome
26
Diajak Weekend
27
Masih Ingin Mendekati
28
Dianter Pulang
29
Makan di Rumah Mertua
30
Boncengan Sepeda Motor
31
Senin Penuh Drama
32
Disambut Gerimis
33
Gerimis Menciptakan Romansa
34
Sama-Sama Flu
35
Mampir ke Rumah Mertua
36
Keluarga Narawangsa ke Semarang
37
Mengantarkan ke Stasiun
38
Salah Tingkah
39
Mentari Bersinar Lebih Cerah
40
Di Belakang Gedung Sekolah
41
Himpitan
42
Kekerasan di Sekolah
43
Kejujuran yang Berarti
44
Wali Murid Kejutan
45
Filosofi Kacamata
46
Latihan Ujian
47
Bahasa Indonesia
48
Rindu Mama Papa
49
Undangan Pesta
50
Memberi Penjelasan
51
Kabar Mengejutkan dari Semarang
52
Huru-Hara Keluarga
53
Tidak Memberi Celah
54
Kehidupan Normal Kembali
55
Sepulang Sekolah
56
izin Menginap Semalam
57
Pertama Kali Satu Kamar
58
Nasihat di Pagi Hari
59
Mengaku Jadian?
60
Nuansa Hari Pertama
61
Kegiatan Belajar
62
Suasana Mendebarkan
63
Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
64
Jerome Kembali Berusaha
65
Cerita Sad Boy
66
Mampir Dulu ke Rumah Mertua
67
Menjelang UAN
68
Malam yang Indah
69
Ngedate Halal
70
Menuju UAN
71
Ujian Akhir Nasional
72
Kepergok Papa Mertua
73
Menginap Semalam
74
May I ....
75
Pembicaraan Serius
76
Selamat Tinggal Masa Putih Abu-Abu
77
Foto Kenangan
78
Intimate Wedding Party
79
Kecil-Kecil Jadi Manten
80
Sekadar Appetizer
81
Pagi dalam Kehangatan
82
Goes to Sydney
83
Apartemen Studio di Sydney
84
Meledak dan Berhamburan ke Udara
85
Kesan Pertama
86
Mengabari Orang Tua
87
Memulai Kebiasaan Baru
88
Langit Malam Kota Sydney
89
Aktivitas Pengantin Baru
90
Busy Day
91
Sweet Place
92
Short Trip University
93
Dulu di Singapura
94
Tepi Darling Harbour
95
Dinner di Tepi Pelabuhan
96
Hari Pertama Kuliah
97
Masalah Segera Diselesaikan
98
Efek Drama Korea
99
After Sessions
100
Masa Kuliah
101
Bisa Menerima
102
Dikerjakan Bersama-Sama
103
Satu Semester Terlewati
104
Kejutan Dadakan
105
Menuju Warrnamboll
106
Flagstaff Hill Maritime Village
107
Perfect Sunset
108
Barbeque Party
109
Spesial Guest
110
Bay Sand Island
111
Liburan Musim Dingin Berakhir
112
Saatnya Berpisah
113
Kembali ke Unit
114
Setelah Tiga Pekan
115
Malam Dingin Menjadi Hangat
116
Night Music
117
Kegilaan Rosaline
118
Titik Kepanikan
119
Rawat Jalan
120
Ambil Tindakan Tepat
121
Membuka Kedok
122
Pertanyaan yang Terlewat
123
Totalitas Merawat Istri
124
Keputusan dari Kampus
125
Fokus untuk Sembuh
126
Selalu Siaga
127
Hari Demi Hari
128
Sembuh Total
129
Awal Semester Baru
130
Salah Bergaul Merusak Kebiasaan yang Baik
131
Ajakan Impulsif
132
Pizza Time
133
Melewati Semester Demi Semester
134
Harus Pulang ke Jakarta ....
135
Tiba di Jakarta
136
Pernikahan Evan
137
Telepon Sang Kakak
138
Mendadak Datang
139
Mie Instan Seleramu, Kamu Seleraku
140
Keinginan Elkan
141
Romansa Pengantin SMA 1
142
Darling Harbour Bersama
143
Romansa Pengantin SMA 2
144
Candaan Absurd
145
Ada yang Berkunjung ke Sydney
146
Obrolan dengan Jerome
147
Semester Akhir
148
Skrip Sweet
149
Saling Mendukung
150
Lembur Bersama
151
Time Break Sejenak
152
Justru Masuk Angin
153
Kadang Penuh Tawa
154
Ujian Skripsi
155
Graduation Day
156
Rencana Pulang ke Indonesia
157
Hari-Hari Terakhir di Sydney
158
Good Bye Sydney!
159
Tiba di Jakarta
160
Kejutan dari Keluarga
161
Bertemu Kakak Ipar
162
Pertanyaan Andin
163
Evan Lebih Menjaga Jarak
164
Mengunjungi Obgyn
165
Hormon Tak Stabil
166
Kecemasan
167
In Vitro Feltilization
168
Cerita Masa Lalu Papa Belva
169
Memorial Park
170
Transfer Embrio
171
Menyemai Harapan
172
Two Weeks Waiting
173
Dua Kantung Janin
174
Kabar Bahagia untuk Keluarga
175
Alibi Seorang Andin
176
Salah Paham
177
Meluruskan Kesalahpahaman
178
Rumah Tangga Memang Banyak Bumbunya
179
Rekonsiliasi
180
Piknik Keluarga Agastya
181
Kenangan Indah di Monas
182
Couvade Syndrome
183
Yang Penting Istri Sehat
184
Fokus Istirahat Dulu
185
Bumilnya Sehat Suaminya Teler
186
Sharing dengan Kakak Ipar
187
Gender Reveal
188
Efek Kehamilan yang Aneh
189
Rasa yang Lebih Indah
190
Kehamilan Tujuh Bulan
191
Tasyakuran Tujuh Bulanan
192
Mempersiapkan Persalinan
193
38 Minggu!
194
Advice dari Dokter
195
Operasi Caesar yang Dramatis
196
Masa Kritis Penuh Kecemasan
197
Doa Seluruh Keluarga
198
Our Family
199
Orang Tua Muda Milenials
200
Banyak Bersyukur
201
Menjadi Orang Tua adalah Tentang Belajar
202
Pagi-Pagi Orang Tua Baru
203
Support Orang Tua
204
Daddy Juga Bisa Mellow
205
Sorenya Parent Milenial
206
Me Time Berdua
207
Sabtu Ceria
208
Kembali Bertemu Bagas
209
Bertanya kepada Mama dan Papa Mertua
210
Ada yang Diprioritaskan
211
Rivalitas Bisnis
212
Copy Resep
213
Kesengajaan Bagas
214
Masih Dilindungi Tuhan
215
Unsur Kesengajaan
216
Menjadi Buronan
217
Twins A Tantrum
218
Welcome Home
219
Pulang untuk Keluarga
220
Keresahan Seorang Suami
221
Bagas Tertangkap
222
Memohon Belas Kasihan
223
Melupakan Hubungan Darah
224
Penjelasan kepada Mira
225
Semakin Pulih
226
Vaksinasi Twins A
227
Twins A Demam
228
Persidangan
229
Meminta Hak Sebagai Keturunan Kandung
230
Hak Waris Anak Di Luar Nikah
231
Ketika Anak-Anak Tidur
232
Hukuman untuk Bagas
233
Kembali Normal
234
Ngedate Sejenak
235
Satu Bulan Berlalu
236
Waktu yang Dinanti
237
Rasanya Campur Aduk
238
Mama Sara dan Papa Belva ke Paris
239
Videocall Oma dan Opa
240
Jalan-Jalan Sabtu
241
Bertemu Sosok Tak Terduga
242
Rasa Panik
243
Memantik Api
244
Obsesi Rosaline

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!