Pernah orang berkata bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Begitu juga dengan Mira. Usahanya untuk belajar dengan giat, mengikuti kursus hingga ujian akhirnya berbuah manis. Sangat manis malahan. Siswa yang duduk di 12 IPA 1 turun dari kamarnya, hendak menyampaikan kabar kepada Papa dan Mamanya.
"Mama … Papa," teriak Mira sembari menuruni anak tangga.
"Hati-hati, Mira … ada apa sih?" tanya Papa Abraham yang heran melihat putrinya itu.
Namun, Mira tak menghiraukan ucapan Papanya itu. Dia terlampau bahagia dengan kabar gembira yang dia terima baru saja.
"Kenapa Mira, wajah kamu bahagia banget? Ada perkembangan ya sama Elkan?" tanya Mama Marsha di sana.
Mendengar nama Elkan, nyatanya Mira justru dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Enggaklah, Ma … gak ada hubungannya sama Kak El," balasnya.
Ya, menurut Mira kabar ini tidak ada hubungannya dengan Elkan. Hubungannya dengan Elkan masih sama. Tidak ada yang istimewa. Komunikasinya di sekolah pun juga sekadarnya saja. Pun, Mira juga tahu bahwa temannya menyukai Elkan, jadi Mira rasanya tidak ingin membenamkan dirinya dalam cinta segitiga yang begitu melelahkan.
"Oh … Mama kira karena kamu jadian sama Elkan, atau gimana gitu," balas Mama Marsha.
"Mira gak jadian sama siapa pun kok, Ma. Mending sekolah dulu yang pinter, Ma," balasnya.
Di kelas 12 ini, memang ada sesuatu yang lebih prioritas untuk Mira yaitu menggapai impian dan cita-citanya. Mira merasa bahwa langkah demi langkah yang dia ambil sudah benar. Usahanya untuk menggapai apa yang dia mau juga terarah. Sehingga, Mira berkeyakinan untuk fokus dengan sekolahnya terlebih dahulu.
"Lalu tumben kamu heboh kayak gitu?" tanya Papa Abraham kepada Mira.
Gadis itu akhirnya, mengeluarkan handphonenya dan menujukkan Surel atau kepanjangan dari Surat Elektronik kepada Mama dan Papa nya. Rasanya ingin Mira berbagi kabar bahagia ini kepada Mama dan Papanya.
"Mama dan Papa, ada beberapa kabar yang bahagia yang Mira sampaikan kepada Mama dan Papa. Yang pertama, Mira lolos untuk test TOEIC dan TOEFL," ucapnya dengan menunjukkan hasil nilai testnya.
Terlihat di sana nilai TOEIC miliki Mira adalah 770, tergolong cukup bagus. Sebab, range nilai TOEIC di kisaran 10 hingga 990. Pun dengan nilai TOEFL yang cukup tinggi.
Tentu mendengar apa yang disampaikan Mira, kedua orang tuanya pun merasa sangat bahagia. Ada rasa bangga karena Mama Marsha dan Papa Abraham melihat sendiri bagaimana giatnya Mira untuk terus belajar.
"Selamat Kakak Mira … Mama dan Papa bangga. Belajar kamu yang begitu giat akhirnya mendapatkan hasil. Selamat putrinya Mama dan Papa."
Mama Marsha mengucapkan selamat untuk Mira dengan mata yang berkaca-kaca. Dia bangga dengan Mira. Pun, Mama Marsha memuji proses yang sudah dicapai Mira sejauh ini. Begitulah orang tua kala memuji anak. Ada yang memuji karena hasilnya, ada pula yang memuji karena prosesnya. Sementara Mama Marsha dan Papa Abraham selalu memuji Mira dan Marvel untuk kerja keras mereka, untuk proses yang mereka lalui. Sebab, semuanya berawal dari proses dan niat untuk mencapai hasil akhir. Menghargai proses, supaya anak-anaknya mau terus berjuang dan berusaha.
"Selamat Mira. Belajar kamu yang begitu giat, akhirnya membuahkan hasil," ucap Papa Abraham yang juga memuji untuk proses yang sudah Mira tempuh hingga akhirnya membuahkan hasil.
"Makasih Mama dan Papa. Masih ada kabar baik yang kedua. Jadi …, Mama dan Papa, Mira mau menyampaikan bahwa Mira diterima untuk kuliah Bisnis di University of Sydney, Australia. Program jalur sponsor akademik secara penuh, Mama dan Papa."
Ya Tuhan, betapa senangnya Mama Marsha dan Papa Abraham yang mendengarkan kabar bahagia ini dari Mira. Sebelumnya, mereka hanya tahu bahwa Mira memang berkeinginan untuk kuliah di luar negeri. Bahkan Mama Marsha dan Papa Abraham juga bekerja keras dan memiliki tabungan pendidikan khusus untuk Mira dan Marvel tentunya. Akan tetapi sekarang, putrinya itu justru mengatakan mendapatkan beasiswa penuh dari University of Sydney, Australia.
"Ya Tuhan … selamat Sayang."
Mama Marsha dan Papa Abraham pun langsung memeluk Mira. Mereka sangat bangga kepada putrinya itu. Mira berhasil menggapai apa yang dia mau. Bahkan Mama Marsha dengan jiwa keibuannya yang begitu lembut pun sampai menitikkan air matanya.
"Selamat Sayang … akhirnya kamu berhasil untuk kuliah ke luar negeri. Ke negeri Kangguru. Mama dan Papamu akan memiliki peluang melihat Koala dan Kangguru di sana," ucap Mama Marsha dengan tawa berurai air mata.
Pun demikian pula dengan Mira, "Jadi, Mama dan Papa memberikan izin untuk Mira ke luar negeri kan?" tanyanya.
"Fokus SMA sampai lulus dulu ya Sayang. Di ujian nasional pun, usahakan dapat nilai terbaik," ucap Papa Abraham.
Mendapat university adalah hal yang sangat bagus. Akan tetapi, Papa Abraham juga ingin bahwa Mira akan mendapatkan nilai yang baik pula dalam Ujian Nasional nanti.
"Iya, Pa … Mira akan belajar dan mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional juga."
"Good job, Mira. Terus kejar apa yang kamu mau, Mama dan Papa akan terus mendukung dan mendoakan kamu," ucap Papa Abraham.
"Makasih Papa."
Mengurai pelukan ketiganya, lantas Mama Marsha dan Papa Abraham bersamaan mengecup pipi Mira. Mama Marsha mengecup pipi kirinya dan Papa Abraham mengecup pipi kanannya. Bentuk kasih sayang dari kedua orang tua kepada anaknya.
"Oh, iya… Mira sampai lupa memberitahu. Lusa pengambilan raport semester satu, Ma. Mama atau Papa, bisa mengambilnya di sekolah kan?" tanya Mira kemudian kepada orang tuanya.
"Jangan khawatir, Sayang. Mama dan Papa selalu kompak bukan untuk mengambil hasil raport kalian berdua. Saking kompaknya, kami selalu bersama-sama menghadap wali kelas kalian," balas Mama Marsha dengan tertawa.
Jika kala mengambil raport hanya dihadiri salah satu orang tua, tetapi tidak untuk Mama Marsha dan Papa Abraham yang kompak mengambil raport anak-anak mereka. Memasuki kelas hingga menghadap wali kelas dihadapi bersama. Bahkan saran dari guru juga mereka perhatikan sama-sama. Itu semua karena mereka merasa bahwa pendidikan anak ada di tangan kedua orang tuanya. Baik Mama dan Papa, sama-sama peduli dengan capai anak-anaknya di bangku sekolah.
"Ah, Mama dan Papa itu selalu serasi. Wali murid idola deh," balas Mira dengan tertawa sembari menggelengkan kepalanya melihat Mama dan Papanya.
"Orang tua idola juga kan?" balas Papa Abraham.
"Iya dong, harus."
Mira pun tertawa di sana. Sangat senang dengan orang tuanya yang kini menjadi support sistem utama baginya. Orang tua yang menjadi cermin baginya. Sekaligus, orang tua yang menjadi sahabat untuknya. Mira sangat bersyukur untuk semua kebahagiaan ini. Walau sebenarnya, kebahagiaan ini hanya sementara, karena akan begitu banyak petualangan dan kisah menarik yang sudah menunggunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Indiani
buatlah mira rubah penampilanx toor dan kembali fokus sesuaikan dgn judulx...
2023-04-02
0
vano
ini sih saya rasa bukan kek judulnya,romansa pernikahan SMA lagi klo mereka GK mnikah pas saat SMA
2023-01-16
1
Nany Setyarsi
pasangan mama dan papa romantis 😍🥳🥰, idola banget 🤩.
keluarga Cemara yg harmonis 🥳
2023-01-16
0