Pernikahan dalam Batasan

Walau sudah disepakati oleh kedua belah pihak, tetap saja menikahkan anak meninggalkan rasa haru di dalam hati orang tua. Sama seperti sekarang, Mama Marsha dan Papa Abraham menitikkan air matanya ketika prosesi sungkeman, di mana kedua mempelai bersujud di hadapan orang tua dan meminta doa restu. Walau sudah berusaha menahan untuk tidak menangis, nyatanya air mata itu lolos juga dan membasahi wajah Mama Marsha dan Papa Abraham. 

"Mama, mohon restu," ucap Mira yang turut menangis di sana. Lantaran menangis, kacamata yang dikenakan Mira pun seolah berembun. 

Terlihat Mama Marsha segera memeluk putrinya itu, "Pasti Mira, Mama selalu memberikan doa dan restu terbaik untuk kalian berdua. Walau kamu masih begitu belia, tetapi berusaha untuk menghormati Kak El, suami kamu. Nanti saat kalian berada di Australia, dia yang akan menjaga kamu, Mira," ucap Mama Marsha. 

Mira pun menganggukkan kepalanya, "Iya Ma," balasnya. 

Kemudian, Mira sekarang memohon doa restu dari sang Papa, cinta pertamanya. Di hadapan Papanya, tangis Mira kian tersedu sedan. "Papa," agaknya hanya ucapan itu saja yang bisa Mira ucapkan karena di hadapan sang Papa, satu baris kalimat pun rasanya begitu sukar untuk terucap. 

Papa Abraham turut menangis di sana dan memeluk Mira dengan begitu erat. Bahkan sang Papa menangkup wajah putrinya itu. 

"Mira, putrinya Papa ... sayangnya Papa. Hari ini, kamu sudah dipinang oleh pemuda yang Papa kenal dengan sangat baik. Doa Papa, kamu dan Elkan bisa bahagia. Saling menjaga. Walau kasih muda, tapi belajar untuk melangkah dan mengarungi kehidupan pernikahan," nasihat dari Papa Abraham. 

Usai itu, Papa Abraham memeluk Elkan masih dengan air mata yang terus berlinang, "El, Papa titipkan harta Papa yang paling berharga yah. Sekarang jangan panggil kami Om dan Tante, kamu putra kami."

"Iya Papa," balas Elkan. Ini pun menjadi kali pertama bagi Elkan untuk memanggil kedua orang tua Mira dengan panggilan Mama dan Papa. 

"Jaga Mira ya El ... Papa percaya kepadamu," sambung Papa Abraham. 

Setelahnya Mira dan Elkan meminta doa dan restu kepada Mama Sara dan Papa Belva. Tampak Mama Sara yang menangis dan memeluk Mira dengan begitu eratnya. 

"Akhirnya Mira kesayangan Mama, kini resmi menjadi putri di keluarga Agastya. Jangan khawatir dengan mimpi dan cita-citamu, Mira. Mama, Papa, dan Elkan akan selalu mendukungmu," ucap Mama Sara. 

Begitu juga dengan Papa Belva yang memberikan nasihatnya kepada Mira dan Elkan, "Walau masih SMA, kalian sudah berada di usia boleh menikah. Saling menjaga yah, saling menyayangi. El, tugas kamu bertambah mulai hari ini, kamu bukan hanya seorang anak dan siswa, tapi kamu juga adalah suami. Jadi, ingat pesan Papa kepadamu," ucap Papa Belva. 

"Iya Papa, El ingat," balasnya. 

Acara sungkeman yang mengharus biru. Setelahnya, lantaran hanya dua keluarga, Mira meminta izin untuk mengganti kebayanya dengan pakaian yang santai saja. Begitu pula dengan Elkan. Mereka memasuki kamar mereka masing-masing dan mengganti baju. 

Setelahnya, mereka diminta untuk turun ke bawah dan menemui kedua orang tua yang menunggu di taman. Elkan yang tiba terlebih dahulu, selang beberapa menit barulah Mira menyusul. 

"Ada yang ingin kami sampaikan Elkan dan Mira," ucap Papa Belva kemudian. 

Pasangan pengantin SMA yang baru saja menikah itu pun menganggukkan kepalanya. Siap mendengarkan apa saja yang hendak disampaikan oleh kedua orang tuanya. 

"Benar, kalian sudah menikah. Akan tetapi, mengingat kalian berdua masih SMA, jadi sampai lulus nanti kalian tinggal di rumah masing-masing dulu yah. Mira dengan Mama dan Papanya, begitu juga Elkan. Hanya saja, di akhir pekan, kalian akan saling menginap. Kedua, mengingat cita-cita Mira yang tinggi, kami minta kepada kalian berdua untuk menunda hubungan suami istri. Setidaknya dalam satu semester ini. Lulus SMA dulu. Bisa kan?" tanya Papa Belva. 

Mira tampak begitu segitu. Sebab, dia tidak terpikir akan melakukan kontak fisik hingga hubungan suami istri dengan Elkan. Yang disampaikan Papa Belva sangat benar adanya. 

"Kalau akhir pekan menginap itu apa beda kamar Pa?" tanya Elkan dengan polosnya. 

"Tergantung kami para orang tua, El. Kenapa, kamu ingin sekamar dengan Mira?" tanya Papa Belva. 

Nyatanya Elkan tak memberikan jawaban dan memilih diam. Sementara Mira tampak menundukkan wajahnya. 

"Jadi, walau sudah menikah, hargai batasannya yah. Sampai lulus SMA," balas Papa Belva. 

Baik Mira dan Elkan sama-sama menganggukkan kepalanya. Setuju dengan batasan yang dibuat oleh kedua orang tua. 

"Apa kalian keberatan?" tanya Papa Abraham kini kepada Mira dan Elkan. 

"Tidak, Pa," balas Mira. 

Papa Abraham pun tersenyum karena dia mengenal Mira. Kemudian Papa Abraham menatap Elkan di sana, "Kamu bagaimana El?" tanyanya. 

"El juga setuju, Pa," balasnya. 

Semua orang tua juga setuju. Batasan yang dibuat dengan maksud baik, tentunya mencegah kehamilan di usia dini yang rentan dan berisiko untuk Mira. Selain itu, mereka ingin Mira dan Elkan menyelesaikan SMA dulu. 

"Ada yang ingin kalian tambahkan?" tanya Papa Belva. 

Kali ini Mira yang hendak mengutarakan pendapatnya, "Mama dan Papa sekalian, mengingat kami masih SMA sebaiknya tidak perlu mempublikasikan pernikahan Mira dan Kak El. Cukup kedua keluarga saja yang tahu. Untuk meminimalisir masalah yang terjadi di sekolah dan kami bisa didisiplin nanti," ucap Mira. 

"Baik, alasan yang logis. Yang penting kalian tahu bahwa kalian tidak hanya teman masa kecil, teman sepermainan, tetangga, atau teman satu bangku. Melainkan kalian adalah suami dan istri. El, ada yang ingin kamu tambahkan?" tanya Papa Belva lagi. 

Elkan yang semula banyak diam pun akhirnya berbicara, "El akan menerima semua. El hanya minta satu hal, mulai semester dua nanti biarkan Mira dan El berangkat ke sekolah bersama-sama. Kami satu sekolah, jadi Elkan bisa berangkat dan pulang sekolah bersama Mira," pintanya. 

Mendengar apa yang Elkan minta, akhirnya kedua keluarga untuk merespons dengan anggukkan. Toh, setidaknya akan ada komunikasi antara Elkan dan Mira. Jika sekadar berangkat dan pulang sekolah tidak masalah. 

"Baiklah, diperbolehkan," jawab Papa Abraham. "Namun, kalau mau ajak Mira ke mana saja kabarin kami ya El. Jangan terlalu malam, sama seperti beberapa waktu lalu," sambung Papa Abraham. 

Ya, itu karena Elkan pernah mengajak Mira pergi dan mereka tiba di rumah hampir petang. Papa Abraham hanya meminta supaya anak-anak tetap disiplin setidaknya sampai mereka lulus SMA nanti. 

"Ada yang mau ditambahkan?" tanya Papa Abraham lagi sekarang. 

Bagaimana pun jika membuat aturan adalah sesuai kesepakatan bersama. Walaupun mereka adalah orang tua, tapi yang menjalani Mira dan Elkan. Kedua keluarga pun berharap anak-anak menjalani dengan ikhlas dan tanpa paksaan. 

"Mama dan Papa, satu lagi ... sebelumnya Mira minta maaf, tapi Mira tidak ingin hamil sampai Mira lulus kuliah nanti. Apakah dikabulkan?" tanyanya. 

Mungkin permintaan ini terkesan egois. Akan tetapi, Mira merasa dirinya tidak siap jika hamil di usia belia. Toh, untuk menjadi ibu dibutuhkan persiapan fisik, mental, bahkan finansial. Selain itu, tentu Mira ingin mengejar mimpinya terlebih dahulu. 

"Tidak apa-apa. Kejar mimpi kamu dulu," balas Mama Sara. 

"Makasih, Ma," balas Mira. 

Mungkin permintaan Mira keterlaluan, tapi dia menempatkan diri sebagai siswi cerdas dan berpikiran maju. Dia ingin menggapai mimpinya selagi kesempatan dan peluang itu ada. 

Terpopuler

Comments

kennytytyan

kennytytyan

trus ngapain di suruh nikah cepet kalau rumah harus terpisah ?

2023-03-29

0

Alvika cahyawati

Alvika cahyawati

ya klu bisa pake pengaman lah klu blm mau hamil kan tujuan menikah buat melayani suami.

2023-03-06

2

abdan syakura

abdan syakura

yaaahhhh pandai pandai kan bisa
pake pengaman misalnya
gmn pun istri kudu melayani suami

2023-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Misi Khusus Mira
2 Setelah Lima Tahun Berlalu
3 Tak Bisa Kembali Akrab
4 Satu Sekolah
5 Satu Kelas
6 Semeja Tak Menjamin Keakraban
7 Rival?
8 Semangkuk Bakso
9 Melewati Satu Semester
10 Satu Langkah Menggapai Impian
11 Kekhawatiran Orang Tua
12 Membujuk Mira
13 Kecurigaan Elkan Terbukti
14 Seolah Terjebak
15 Empat Mata Berbicara
16 Pengantin SMA
17 Pernikahan dalam Batasan
18 Kesepakatan dengan Elkan
19 Seakan Tak Ada yang Berubah
20 Kali Pertama Dijemput
21 Terdeteksi Satu Mobil
22 Kekesalan Sonya
23 Tuduhan Sonya
24 Yang Datang dari Jepang
25 Antara Mira dan Jerome
26 Diajak Weekend
27 Masih Ingin Mendekati
28 Dianter Pulang
29 Makan di Rumah Mertua
30 Boncengan Sepeda Motor
31 Senin Penuh Drama
32 Disambut Gerimis
33 Gerimis Menciptakan Romansa
34 Sama-Sama Flu
35 Mampir ke Rumah Mertua
36 Keluarga Narawangsa ke Semarang
37 Mengantarkan ke Stasiun
38 Salah Tingkah
39 Mentari Bersinar Lebih Cerah
40 Di Belakang Gedung Sekolah
41 Himpitan
42 Kekerasan di Sekolah
43 Kejujuran yang Berarti
44 Wali Murid Kejutan
45 Filosofi Kacamata
46 Latihan Ujian
47 Bahasa Indonesia
48 Rindu Mama Papa
49 Undangan Pesta
50 Memberi Penjelasan
51 Kabar Mengejutkan dari Semarang
52 Huru-Hara Keluarga
53 Tidak Memberi Celah
54 Kehidupan Normal Kembali
55 Sepulang Sekolah
56 izin Menginap Semalam
57 Pertama Kali Satu Kamar
58 Nasihat di Pagi Hari
59 Mengaku Jadian?
60 Nuansa Hari Pertama
61 Kegiatan Belajar
62 Suasana Mendebarkan
63 Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
64 Jerome Kembali Berusaha
65 Cerita Sad Boy
66 Mampir Dulu ke Rumah Mertua
67 Menjelang UAN
68 Malam yang Indah
69 Ngedate Halal
70 Menuju UAN
71 Ujian Akhir Nasional
72 Kepergok Papa Mertua
73 Menginap Semalam
74 May I ....
75 Pembicaraan Serius
76 Selamat Tinggal Masa Putih Abu-Abu
77 Foto Kenangan
78 Intimate Wedding Party
79 Kecil-Kecil Jadi Manten
80 Sekadar Appetizer
81 Pagi dalam Kehangatan
82 Goes to Sydney
83 Apartemen Studio di Sydney
84 Meledak dan Berhamburan ke Udara
85 Kesan Pertama
86 Mengabari Orang Tua
87 Memulai Kebiasaan Baru
88 Langit Malam Kota Sydney
89 Aktivitas Pengantin Baru
90 Busy Day
91 Sweet Place
92 Short Trip University
93 Dulu di Singapura
94 Tepi Darling Harbour
95 Dinner di Tepi Pelabuhan
96 Hari Pertama Kuliah
97 Masalah Segera Diselesaikan
98 Efek Drama Korea
99 After Sessions
100 Masa Kuliah
101 Bisa Menerima
102 Dikerjakan Bersama-Sama
103 Satu Semester Terlewati
104 Kejutan Dadakan
105 Menuju Warrnamboll
106 Flagstaff Hill Maritime Village
107 Perfect Sunset
108 Barbeque Party
109 Spesial Guest
110 Bay Sand Island
111 Liburan Musim Dingin Berakhir
112 Saatnya Berpisah
113 Kembali ke Unit
114 Setelah Tiga Pekan
115 Malam Dingin Menjadi Hangat
116 Night Music
117 Kegilaan Rosaline
118 Titik Kepanikan
119 Rawat Jalan
120 Ambil Tindakan Tepat
121 Membuka Kedok
122 Pertanyaan yang Terlewat
123 Totalitas Merawat Istri
124 Keputusan dari Kampus
125 Fokus untuk Sembuh
126 Selalu Siaga
127 Hari Demi Hari
128 Sembuh Total
129 Awal Semester Baru
130 Salah Bergaul Merusak Kebiasaan yang Baik
131 Ajakan Impulsif
132 Pizza Time
133 Melewati Semester Demi Semester
134 Harus Pulang ke Jakarta ....
135 Tiba di Jakarta
136 Pernikahan Evan
137 Telepon Sang Kakak
138 Mendadak Datang
139 Mie Instan Seleramu, Kamu Seleraku
140 Keinginan Elkan
141 Romansa Pengantin SMA 1
142 Darling Harbour Bersama
143 Romansa Pengantin SMA 2
144 Candaan Absurd
145 Ada yang Berkunjung ke Sydney
146 Obrolan dengan Jerome
147 Semester Akhir
148 Skrip Sweet
149 Saling Mendukung
150 Lembur Bersama
151 Time Break Sejenak
152 Justru Masuk Angin
153 Kadang Penuh Tawa
154 Ujian Skripsi
155 Graduation Day
156 Rencana Pulang ke Indonesia
157 Hari-Hari Terakhir di Sydney
158 Good Bye Sydney!
159 Tiba di Jakarta
160 Kejutan dari Keluarga
161 Bertemu Kakak Ipar
162 Pertanyaan Andin
163 Evan Lebih Menjaga Jarak
164 Mengunjungi Obgyn
165 Hormon Tak Stabil
166 Kecemasan
167 In Vitro Feltilization
168 Cerita Masa Lalu Papa Belva
169 Memorial Park
170 Transfer Embrio
171 Menyemai Harapan
172 Two Weeks Waiting
173 Dua Kantung Janin
174 Kabar Bahagia untuk Keluarga
175 Alibi Seorang Andin
176 Salah Paham
177 Meluruskan Kesalahpahaman
178 Rumah Tangga Memang Banyak Bumbunya
179 Rekonsiliasi
180 Piknik Keluarga Agastya
181 Kenangan Indah di Monas
182 Couvade Syndrome
183 Yang Penting Istri Sehat
184 Fokus Istirahat Dulu
185 Bumilnya Sehat Suaminya Teler
186 Sharing dengan Kakak Ipar
187 Gender Reveal
188 Efek Kehamilan yang Aneh
189 Rasa yang Lebih Indah
190 Kehamilan Tujuh Bulan
191 Tasyakuran Tujuh Bulanan
192 Mempersiapkan Persalinan
193 38 Minggu!
194 Advice dari Dokter
195 Operasi Caesar yang Dramatis
196 Masa Kritis Penuh Kecemasan
197 Doa Seluruh Keluarga
198 Our Family
199 Orang Tua Muda Milenials
200 Banyak Bersyukur
201 Menjadi Orang Tua adalah Tentang Belajar
202 Pagi-Pagi Orang Tua Baru
203 Support Orang Tua
204 Daddy Juga Bisa Mellow
205 Sorenya Parent Milenial
206 Me Time Berdua
207 Sabtu Ceria
208 Kembali Bertemu Bagas
209 Bertanya kepada Mama dan Papa Mertua
210 Ada yang Diprioritaskan
211 Rivalitas Bisnis
212 Copy Resep
213 Kesengajaan Bagas
214 Masih Dilindungi Tuhan
215 Unsur Kesengajaan
216 Menjadi Buronan
217 Twins A Tantrum
218 Welcome Home
219 Pulang untuk Keluarga
220 Keresahan Seorang Suami
221 Bagas Tertangkap
222 Memohon Belas Kasihan
223 Melupakan Hubungan Darah
224 Penjelasan kepada Mira
225 Semakin Pulih
226 Vaksinasi Twins A
227 Twins A Demam
228 Persidangan
229 Meminta Hak Sebagai Keturunan Kandung
230 Hak Waris Anak Di Luar Nikah
231 Ketika Anak-Anak Tidur
232 Hukuman untuk Bagas
233 Kembali Normal
234 Ngedate Sejenak
235 Satu Bulan Berlalu
236 Waktu yang Dinanti
237 Rasanya Campur Aduk
238 Mama Sara dan Papa Belva ke Paris
239 Videocall Oma dan Opa
240 Jalan-Jalan Sabtu
241 Bertemu Sosok Tak Terduga
242 Rasa Panik
243 Memantik Api
244 Obsesi Rosaline
Episodes

Updated 244 Episodes

1
Misi Khusus Mira
2
Setelah Lima Tahun Berlalu
3
Tak Bisa Kembali Akrab
4
Satu Sekolah
5
Satu Kelas
6
Semeja Tak Menjamin Keakraban
7
Rival?
8
Semangkuk Bakso
9
Melewati Satu Semester
10
Satu Langkah Menggapai Impian
11
Kekhawatiran Orang Tua
12
Membujuk Mira
13
Kecurigaan Elkan Terbukti
14
Seolah Terjebak
15
Empat Mata Berbicara
16
Pengantin SMA
17
Pernikahan dalam Batasan
18
Kesepakatan dengan Elkan
19
Seakan Tak Ada yang Berubah
20
Kali Pertama Dijemput
21
Terdeteksi Satu Mobil
22
Kekesalan Sonya
23
Tuduhan Sonya
24
Yang Datang dari Jepang
25
Antara Mira dan Jerome
26
Diajak Weekend
27
Masih Ingin Mendekati
28
Dianter Pulang
29
Makan di Rumah Mertua
30
Boncengan Sepeda Motor
31
Senin Penuh Drama
32
Disambut Gerimis
33
Gerimis Menciptakan Romansa
34
Sama-Sama Flu
35
Mampir ke Rumah Mertua
36
Keluarga Narawangsa ke Semarang
37
Mengantarkan ke Stasiun
38
Salah Tingkah
39
Mentari Bersinar Lebih Cerah
40
Di Belakang Gedung Sekolah
41
Himpitan
42
Kekerasan di Sekolah
43
Kejujuran yang Berarti
44
Wali Murid Kejutan
45
Filosofi Kacamata
46
Latihan Ujian
47
Bahasa Indonesia
48
Rindu Mama Papa
49
Undangan Pesta
50
Memberi Penjelasan
51
Kabar Mengejutkan dari Semarang
52
Huru-Hara Keluarga
53
Tidak Memberi Celah
54
Kehidupan Normal Kembali
55
Sepulang Sekolah
56
izin Menginap Semalam
57
Pertama Kali Satu Kamar
58
Nasihat di Pagi Hari
59
Mengaku Jadian?
60
Nuansa Hari Pertama
61
Kegiatan Belajar
62
Suasana Mendebarkan
63
Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
64
Jerome Kembali Berusaha
65
Cerita Sad Boy
66
Mampir Dulu ke Rumah Mertua
67
Menjelang UAN
68
Malam yang Indah
69
Ngedate Halal
70
Menuju UAN
71
Ujian Akhir Nasional
72
Kepergok Papa Mertua
73
Menginap Semalam
74
May I ....
75
Pembicaraan Serius
76
Selamat Tinggal Masa Putih Abu-Abu
77
Foto Kenangan
78
Intimate Wedding Party
79
Kecil-Kecil Jadi Manten
80
Sekadar Appetizer
81
Pagi dalam Kehangatan
82
Goes to Sydney
83
Apartemen Studio di Sydney
84
Meledak dan Berhamburan ke Udara
85
Kesan Pertama
86
Mengabari Orang Tua
87
Memulai Kebiasaan Baru
88
Langit Malam Kota Sydney
89
Aktivitas Pengantin Baru
90
Busy Day
91
Sweet Place
92
Short Trip University
93
Dulu di Singapura
94
Tepi Darling Harbour
95
Dinner di Tepi Pelabuhan
96
Hari Pertama Kuliah
97
Masalah Segera Diselesaikan
98
Efek Drama Korea
99
After Sessions
100
Masa Kuliah
101
Bisa Menerima
102
Dikerjakan Bersama-Sama
103
Satu Semester Terlewati
104
Kejutan Dadakan
105
Menuju Warrnamboll
106
Flagstaff Hill Maritime Village
107
Perfect Sunset
108
Barbeque Party
109
Spesial Guest
110
Bay Sand Island
111
Liburan Musim Dingin Berakhir
112
Saatnya Berpisah
113
Kembali ke Unit
114
Setelah Tiga Pekan
115
Malam Dingin Menjadi Hangat
116
Night Music
117
Kegilaan Rosaline
118
Titik Kepanikan
119
Rawat Jalan
120
Ambil Tindakan Tepat
121
Membuka Kedok
122
Pertanyaan yang Terlewat
123
Totalitas Merawat Istri
124
Keputusan dari Kampus
125
Fokus untuk Sembuh
126
Selalu Siaga
127
Hari Demi Hari
128
Sembuh Total
129
Awal Semester Baru
130
Salah Bergaul Merusak Kebiasaan yang Baik
131
Ajakan Impulsif
132
Pizza Time
133
Melewati Semester Demi Semester
134
Harus Pulang ke Jakarta ....
135
Tiba di Jakarta
136
Pernikahan Evan
137
Telepon Sang Kakak
138
Mendadak Datang
139
Mie Instan Seleramu, Kamu Seleraku
140
Keinginan Elkan
141
Romansa Pengantin SMA 1
142
Darling Harbour Bersama
143
Romansa Pengantin SMA 2
144
Candaan Absurd
145
Ada yang Berkunjung ke Sydney
146
Obrolan dengan Jerome
147
Semester Akhir
148
Skrip Sweet
149
Saling Mendukung
150
Lembur Bersama
151
Time Break Sejenak
152
Justru Masuk Angin
153
Kadang Penuh Tawa
154
Ujian Skripsi
155
Graduation Day
156
Rencana Pulang ke Indonesia
157
Hari-Hari Terakhir di Sydney
158
Good Bye Sydney!
159
Tiba di Jakarta
160
Kejutan dari Keluarga
161
Bertemu Kakak Ipar
162
Pertanyaan Andin
163
Evan Lebih Menjaga Jarak
164
Mengunjungi Obgyn
165
Hormon Tak Stabil
166
Kecemasan
167
In Vitro Feltilization
168
Cerita Masa Lalu Papa Belva
169
Memorial Park
170
Transfer Embrio
171
Menyemai Harapan
172
Two Weeks Waiting
173
Dua Kantung Janin
174
Kabar Bahagia untuk Keluarga
175
Alibi Seorang Andin
176
Salah Paham
177
Meluruskan Kesalahpahaman
178
Rumah Tangga Memang Banyak Bumbunya
179
Rekonsiliasi
180
Piknik Keluarga Agastya
181
Kenangan Indah di Monas
182
Couvade Syndrome
183
Yang Penting Istri Sehat
184
Fokus Istirahat Dulu
185
Bumilnya Sehat Suaminya Teler
186
Sharing dengan Kakak Ipar
187
Gender Reveal
188
Efek Kehamilan yang Aneh
189
Rasa yang Lebih Indah
190
Kehamilan Tujuh Bulan
191
Tasyakuran Tujuh Bulanan
192
Mempersiapkan Persalinan
193
38 Minggu!
194
Advice dari Dokter
195
Operasi Caesar yang Dramatis
196
Masa Kritis Penuh Kecemasan
197
Doa Seluruh Keluarga
198
Our Family
199
Orang Tua Muda Milenials
200
Banyak Bersyukur
201
Menjadi Orang Tua adalah Tentang Belajar
202
Pagi-Pagi Orang Tua Baru
203
Support Orang Tua
204
Daddy Juga Bisa Mellow
205
Sorenya Parent Milenial
206
Me Time Berdua
207
Sabtu Ceria
208
Kembali Bertemu Bagas
209
Bertanya kepada Mama dan Papa Mertua
210
Ada yang Diprioritaskan
211
Rivalitas Bisnis
212
Copy Resep
213
Kesengajaan Bagas
214
Masih Dilindungi Tuhan
215
Unsur Kesengajaan
216
Menjadi Buronan
217
Twins A Tantrum
218
Welcome Home
219
Pulang untuk Keluarga
220
Keresahan Seorang Suami
221
Bagas Tertangkap
222
Memohon Belas Kasihan
223
Melupakan Hubungan Darah
224
Penjelasan kepada Mira
225
Semakin Pulih
226
Vaksinasi Twins A
227
Twins A Demam
228
Persidangan
229
Meminta Hak Sebagai Keturunan Kandung
230
Hak Waris Anak Di Luar Nikah
231
Ketika Anak-Anak Tidur
232
Hukuman untuk Bagas
233
Kembali Normal
234
Ngedate Sejenak
235
Satu Bulan Berlalu
236
Waktu yang Dinanti
237
Rasanya Campur Aduk
238
Mama Sara dan Papa Belva ke Paris
239
Videocall Oma dan Opa
240
Jalan-Jalan Sabtu
241
Bertemu Sosok Tak Terduga
242
Rasa Panik
243
Memantik Api
244
Obsesi Rosaline

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!