Selang beberapa hari berlalu, kegiatan belajar mengajar berjalan sebagaimana mestinya. Namun, yang sedikit berbeda kali ini, adalah jam mata pelajaran olahraga. Seperti biasa, siswa pria sedang basket dan kali ini kelas Mira berolahraga barengan dengan kelas Bagas yaitu 12 IPA 3.
Jika para siswa memilih basket, para siswi memilih untuk duduk-duduk di sekitar lapangan itu. Pun dengan Mira yang duduk tidak jauh dari Sonya dan gengnya di sana.
"Gimana Ra, rasanya deket sama Elkan?" tanya Sonya yang tampak ingin tahu perihal kedekatan Mira dan Elkan.
"Kan cuma sebangku, kami juga jarang bicara kok," balas Mira kemudian.
Ya, itu adalah fakta bahwa Mira dan Elkan hanya duduk sebangku, tapi mereka justru jarang mengobrol satu sama lain. Hanya sebatas duduk satu meja, tapi tidak saling komunikasi. Belum tentu juga dalam satu hari, mereka akan berbicara bersama.
"Gue pikir loe bakalan deket gitu sama Elkan," balas Sonya lagi dengan memperhatikan Elkan yang tengah bermain basket di lapangan.
Mira lebih memilih diam karena sekarang juga biarlah cukup dirinya dan Elkan yang tahu bahwa sebenarnya mereka adalah tetangga dan teman bermain sejak kecil. Walau memang sekarang tidak begitu akrab, biarlah saja.
Ketika para siswa bermain basket yang suasana semakin seru, tiba-tiba bola basket itu memantul dan mengenai kaki Mira di sana. Gadis itu tampak kaget dan refleks memegangi kakinya.
"Aduh," ucapnya dengan mengusapi betisnya yang terkena bola basket.
Namun, bagi Mira itu jauh lebih baik daripada jika keningnya yang kena bola basket atau kacamatanya yang bisa membuat kacamatanya pecah atau mungkin patah. Rupanya, Elkan dan Bagas itu sama-sama berlari ke luar lapangan dan menanyai Mira di sana.
"Loe gak apa-apa?" tanya Bagas dan Elkan nyaris bersamaan.
"Eh, gak apa-apa kok. Udah, santai saja," balas Mira yang merasa tidak enak karena mata-mata yang ada di lapangan tertuju kepadanya.
"Yakin, biar aku lihat kaki kamu," ucap Bagas yang sudah mau berjongkok di depan Mira.
Akan tetapi, Mira segera menggelengkan kepalanya, "Eh, gak usah Bagas ... sudah sana," usir Mira kepada Bagas.
Sementara Elkan masih berada di sana, "Yakin gak apa-apa?" tanya Elkan yang meminta meyakinkan.
"Hmm, gak apa-apa Kak," ucapnya lirih.
Elkan pun menganggukkan kepalanya dan kemudian kembali ke lapangan untuk bermain basket lagi. Namun, ketika bermain basket sesekali Elkan masih melihat ke luar lapangan, melihat ke sosok Mira yang duduk di sana.
Rupanya Elkan yang tadi memberi perhatian kepada Mira, membuat Sonya mengedikkan bahunya dan berbicara lagi kepada Mira.
"Kayaknya perhatian?" tanya Sonya lagi.
"Mungkin karena kami satu meja," balas Mira.
Usai jam pelajaran berakhir, semua siswa pun beristirahat dan menuju ke kantin sekolah. Makanan yang menjadi idola anak-anak SMA adalah Soto dan juga Bakso. Kali ini Mira pun mengantri untuk membeli Bakso, karena memang dia suka dengan Bakso yang dijual di kantin sekolahnya.
Saking seriusnya mengantri, dia tidak tahu kalau di depannya adalah Elkan. Ketika Elkan mengantri untuk membeli bakso, penjualnya berbicara bahwa itu adalah bakso terakhir.
"Bakso terakhir ya Mas ... sudah habis," ucap penjual itu.
Mira yang dibelakangnya pun menyahut, "Satu porsi lagi tidak ada ya Pak?" tanya Mira.
Mendengar suara Mira, Elkan pun menoleh, "Kamu mau?" tawarnya.
"Eh, buat Kakak saja. Aku beli minum saja," jawabnya.
Meninggalkan tempat berjualan bakso, Mira lebih memilih membeli minuman saja, dia membeli sekadar es teh saja, dan duduk di kantin sembari mengamati ke segala penjuru. Rupanya Elkan pun datang dan memberikan satu mangkok bakso itu kepada Mira.
"Ini, kamu makan saja ... aku sudah pesan yang lain kok," ucapnya.
Mira terkesiap di sana. Tidak mengira juga Elkan akan memberikannya semangkuk Bakso. Persis seperti kesukaannya yang tidak menggunakan Mie Kuning, hanya menggunakan Bihun saja.
"Kamu Kak?" tanya Mira.
"Sudah, makan saja. Es kamu buat aku yah," sahut Elkan.
Siswa itu pun segera mengambil gelas cup plastik yang ada di depan Mira yang berisi es teh itu. Ketika Mira hendak menahannya Elkan sudah terlebih dahulu meminumnya.
"Aku sudah minum itu tadi," ucap Mira dengan menghela nafas.
"Gak apa-apa," balas Elkan dengan duduk di samping Mira.
Mira hanya menatap semangkuk bakso dengan uapnya yang mengebul itu. Rasanya aneh. Ada hari seperti hari ini di mana Elkan tampak perhatian kepadanya. Namun, ada hari berjalan di mana keduanya tanpa berbicara sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Gina Savitri
Elkan sbnrnya masih perhatian ke mira karna berjalan nya waktu dan kesibukan di sekolah jadi gak deket lagi kaya waktu kecil dulu
Harusnya waktu main sama mira dulu di video biar elkan dan mira bisa lihat keakrabannya dulu kaya gimana..
2023-01-16
1
Ddek Aish
up 2ato 3 bab donk thor
2023-01-15
0
Dinarkasih1205
alon alon waton kelakon 🤣🤣🤣🤣 ayo elksn gaaaken 🤭🤭
2023-01-14
0