Usai itu, Mira meminta waktu kepada orang tua untuk bisa berbicara dengan Elkan sebentar. Walau sudah disepakati bersama berbagai aturan yang akan mereka lakukan, Mira butuh berbicara dengan Elkan terlebih dahulu. Secara khusus, untuk membuat kesepakatan ketika mereka berada di sekolah.
"Kak, boleh aku bicara," ucap Mira yang sudah duduk di samping Elkan.
"Hmm, mau bicara apa?" tanya Elkan.
"Aku mau meminta bantuan Kak El ... jadi, sembunyikan status kita berdua ya Kak ... terutama di sekolah. Biarkan aku menjalani satu semester yang tersisa dengan tenang," ucap Mira.
Elkan pun menghela nafas dan melirik Mira untuk sesaat, "Biar bisa sama Bagas yah?" tanyanya.
Ya Tuhan, Mira tidak ada hubungannya apa pun dengan Bagas. Bahkan saat di sekolah, Mira juga menjauhi Bagas. Baginya, tidak ada untungnya dekat-dekat dengan Bagas. Pun Elkan juga tahu bahwa Mira lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kelas atau di perpustakaan.
"Aku gak ada hubungannya sama Bagas. Kenapa sih nyebelin," balas Mira.
"Lalu, kenapa harus disembunyikan?" tanya Elkan kemudian.
"Kita bisa kena disiplin nanti Kak ... satu semester aja," balas Mira.
Akhirnya Elkan pun menganggukkan kepalanya, "Baiklah ... tapi dengan syarat," balasnya.
"Syarat? Syarat apa lagi?"
Mira menatap Elkan dengan pandangan yang tajam. Sembari menerka syarat apa yang Elkan minta darinya. Semoga saja, bukan berbagai syarat yang berlebihan.
"Di sekolah, kamu harus ke kantin bareng aku. Bila suatu saat, teman-teman mengiranya kita pacaran, biarkan saja," balas Elkan.
Mira pun menundukkan wajahnya. Dia bingung juga bagaimana caranya untuk berpura-pura pacaran dengan Elkan. Padahal yang ada mereka sudah menikah sekarang dan rasanya masih begitu canggung.
"Baiklah," jawab Mira dengan lirih.
Elkan kemudian menatap Mira, "Tidak menyesal kan menikah denganku?" tanyanya.
"Sudah terlanjur terjadi, Kak ... apakah harus disesali lagi? Cincin ini sudah melingkar di sini," jawab Mira.
Gadis itu menatap cincin dengan berlian yang bertahta di tengahnya dengan model solitaire itu. Semuanya telah terjadi. Walau sebenarnya tidak ingin, tetapi yang terjadi sekarang adalah Elkan sudah menjadi suaminya. Pernikahannya sah dan dia sudah menjadi seorang istri di usia belia.
"Oke. Deal yah untuk kesepakatan kita. Lusa, mulai sekolah aku akan mengantar jemput kamu, seperti permintaanku ke Mama dan Papa. Ingat kan Mira bahwa aku akan menjagamu," ucap Elkan.
"Harus banget ya Kak?" tanya Mira.
Sebenarnya dia lebih nyaman untuk pagi diantar Papanya. Sementara siang hari, Mira sering memakai taksi, atau kadang Mama Marsha yang menjemput anaknya itu. Jika, diantar dan dijemput oleh Elkan sudah pasti bahwa anak-anak di sekolah bisa mencurigainya pacaran.
"Kak, kalau dicurigai pacaran apa itu tidak mengganggu Kak El?" tanya Mira kemudian. "Apa selama lima tahun di Singapura, Kak El tidak memiliki pacar?" tanya Mira lagi kepada Elkan.
Ya, mengingat waktu sudah bergulir selama lima tahun, apakah Elkan tidak memiliki kekasih ketika berada di Singapura sana? Apakah memang Elkan tidak tertarik dengan gadis-gadis cantik yang tinggal di Singapura.
"Tidak ada," balas Elkan.
"Tidak mungkin," balas Mira. Hanya memandang wajah Elkan yang tampan, otaknya yang pintar, dan juga kepribadian Elkan yang hangat, sudah pasti ada gadis-gadis yang tertarik kepadanya.
"Aku sudah menjawab dengan jujur, jika tidak percaya ya silakan saja," balas Elkan lagi.
Mira pun mendengkus kesal karenanya. Katanya, dulu sewaktu dia kecil orang yang paling sayang dan mau menemaninya bermain adalah Elkan. Akan tetapi, kenapa sekarang Elkan berubah menjadi sosok yang menyebalkan untuknya.
"Kenapa sih Kak ... nyebelin banget," balas Mira.
Elkan diam. Sejak kapan dirinya berubah menjadi sosok yang menyebalkan untuk Mira. Namun, Elkan memilih untuk membiarkan saja. Toh, juga sekarang yang pasti bahwa dia adalah suaminya Mira.
"Ra, apa malam ini kita akan sekamar?" tanya Elkan kemudian dengan tersenyum di sana.
Ya Tuhan, mendengar kata sekamar saja membuat Mira berdebar-debar. Benar, ini adalah malam pengantin untuk keduanya. Akan tetapi, tidak mungkin juga dirinya akan sekamar dengan Elkan. Lebih baik jika, tidur sendiri atau tidur dengan Mamanya saja.
"Tidak ada acara satu kamar yah ... jangan mengharap apa pun," balas Mira.
Elkan justru kembali tersenyum di sana, "Padahal kan sah-sah aja," balasnya.
"Aku gak mau."
"Ya sudah, nungguin kamu lulus SMA. Kadonya buat aku kan?" tanya Elkan lagi.
Mira pun mendengkus kesal di sana. Dia tahu kemana arah pembicaraan Elkan. Otaknya cukup cerdas untuk mengetahui kemana arah perbincangan Elkan sekarang.
"Gak ada," balas Mira.
"Jutek amat sih," balas Elkan.
"Biarin."
Elkan menghela nafas kasar, pemuda itu kemudian berdiri dan satu tangannya mengusapi puncak kepala Mira di sana, "Ayo masuk ... dingin. Ini sudah malam. Jangan jutek-jutek nanti cantiknya hilang."
Mira tertegun, apa maksud ucapan Elkan saat itu. Bahkan sekarang Mira masih tampil dengan kacamatanya dan juga mengepang rambutnya. Namun, bisa-bisanya Elkan mengatakan bahwa dirinya cantik. Jika sudah demikian, apakah benar bahwa kacamata dan kunciran ini tidak ada artinya untuk Elkan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pacaran beneran juga gak papa,pacar halal lho namanya 👍🏻👍🏻😀
2023-03-11
0
anypuji
sebenarnya ada yg terjadi 5 Thun yg lalu
2023-01-20
0
Fitri
kk keren 😘😘😘
2023-01-20
0