Selang sepekan berlalu, sekarang di sekolah sedang ada class meeting karena para siswa sudah berhasil menyelesaikan ujian Semester. Hanya tinggal menunggu hari diambilkan Raport hasil belajar semester 1. Lantaran class meetting, acara yang dilakukan di sekolah juga tidak terlalu jauh, dan tentunya tidak ada jam belajar mengajar.
"Mira, ke kantin yuk?" ajak Bagas yang sengaja menuju ke kelas Mira dan mengajak Mira untuk ke kantin.
Siswa itu hanya berdiri di depan pintu kelas, sementara Mira duduk di tempatnya, di sana juga ada Elkan yang hanya duduk saja dan sibuk dengan bukunya. Ketika Mira hendak beranjak dari kursinya, Elkan nyatanya menghentikan Mira.
"Gak usah, Mira," ucap Elkan dengan berbisik di sana.
"Kenapa Kak?" tanya Mira dengan menatap Elkan.
"Sudah, di sini saja ... nanti saja ke kantin sama aku," balasnya.
Mira menganggukkan kepalanya, dia hanya berjalan ke depan untuk menyampaikan bahwa dia masih belajar. Elkan pun turut mengangukkan kepalanya. Menunggu dengan anggukan kepala yang samar, dan mata yang seolah tidak menatap Mira.
"Yuk, ke kantin," ajak Bagas lagi begitu Mira sudah berdiri di hadapannya.
Akan tetapi, Mira menggelengkan kepalanya, "Aku ke kantin ntar saja, Gas ... masih ada pelajaran yang harus aku pelajari," ucapnya.
Bagas menghela nafas kasar dan berdecih di sana, "Ckck, ini class meeting Mira. Hari bebas, kenapa sih kamu masih belajar. Toh, lagian nanti kamu juga tetap bakalan jadi ranking satu kok," balasnya.
Mira tersenyum di sana, "Bukan ... masih ada soal Matematika yang belum aku kuasai. Jadi, aku mau belajar dulu, Gas," balasnya.
Tanpa Mira sadari, rupanya Bagas sengaja mengikatkan rautan kecil dengan cermin di sepatunya, dengan bagian cermin menghadap ke atas. Mira yang sadar dengan wajah Bagas yang senyam-senyum dengan kaki yang terus bergerak di lantai itu pun sadar.
Temannya itu tengah berusaha mengintip roknya. Walau hampir menangis, tapi Mira berusaha mengendalikan dirinya. Dia berbalik arah dan berjalan kembali ke mejanya, tapi Bagas justru mengikuti Mira, dan wajahnya tersenyum melihat pantulan dari cermin yang bersembunyi di antara tali sepatunya itu.
Terlebih ketika Bagas berjalan dan tangannya meraih bahu Mira, "Mira, tunggu."
Akan tetapi, Mira dengan cepat mengedikkan bahu dan menyingkirkan tangan Bagas dari bahunya. "Jangan sentuh gue, Gas," ucapnya.
"Kenapa sih loe, Mira. Gue itu gak ada maksud apa-apa sama kamu. Toh, sejak dulu kita kan berteman," kilah Bagas.
Mira tersenyum miris, "Temenan gak mengharuskan loe jadi pecundang kan Gas? Di sepatu loe itu?"
Mira bertanya dengan menunjuk sepatu Bagas. Di saat itulah, Elkan terusik, dan dia berdiri. Arah pandangannya turut mengikuti arah pandang dan jari telunjuk Mira. Hingga akhirnya, Elkan pun bisa melihat cermin dari rautan yang tidak begitu besar itu tertali di sepatu Bagas.
"Berengsek loe!"
Elkan menerjang Bagas dengan mendorong bahunya, hingga Bagas nyaris terjungkal ke belakang. Merasa tidak terima, Bagas pun sudah mengepalkan tangannya dan hendak meninju Elkan di sana.
"Sialan loe. Beraninya loe ikut campur," balas Bagas.
"Pria baik-baik gak ada melakukan pelecehan kayak gitu. Ayo, ikut gue ke kantor guru BP. Biar sekolah saja yang nentuin hukuman untuk siswa gak beretika kayak loe," balas Elkan.
Bagas mengelak, dia tidak mau jika harus berakhir di guru BP. Toh, jika masalah kecil seperti ini sampai ke guru BP yang ada namanya yang baik dan siswa berprestasi di sekolah akan tercoreng. Dia menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak setuju jika Elkan membawanya ke Guru BP.
"Ayo Mira ... kita bawa dia ke guru BP. Loe ikutin saran gue, atau gue bakalan main sendiri dan hajar loe sampai mampus!"
Sudah begitu emosinya Elkan, hingga dia sudah berniat untuk menghajar Bagas. Sudah dipastikan bahwa dia tidak akan memberikan ampun kepada Bagas yang sudah melecehkan Mira. Walau itu sepele, tapi tetap saja tindakan Bagas benar-benar tidak beretika.
Tidak bisa mengelak, Elkan benar-benar membawa Bagas ke ruangan guru BP. Mira pun turut menemani di sana, dan Mira menjelaskan semuanya kepada guru BP. Barang bukti rautan dengan cermin itu pun diterima oleh guru BP.
"Kenapa Bagas?" tanya guru BP yang tampak bingung dengan Bagas. Sebab, selama ini Bagas adalah siswa yang baik dan juga berpresentasi khususnya di olahraga basket. Selain itu, Bagas pun juga ramah dan sopan.
"Walau sepele, tindakan ini sudah kurang ajar, Bagas. Kamu melecehkan Mira dengan cara mengintip roknya," ucap Bu Harti selaku guru BP di SMA itu.
"Jelaskan, Gas ... biar Bu guru tahu," sahut Elkan yang meminta Bagas untuk berani memberikan penjelasan.
Bagas pun akhirnya menatap Elkan, Mira, dan Bu Harti bergantian hingga akhirnya, siswa pun itu hendak bersuara.
"Bagas salah Bu ... cuma sebenarnya Bagas suka sama Mira," jawabnya.
Elkan tersenyum miring di sana, "Suka dan loe berbuat kayak gini? Tindakan loe itu sangat tidak sopan," balas Elkan.
Mira pun terkesiap di sana. Tidak menyangka bahwa Bagas mengatakan suka kepadanya. Namun, yang disampaikan Elkan juga benar bahwa apa yang barusan dilakukan Bagas benar-benar tidak sopan.
"Omong kosong!" Elkan kembali berbicara dan tidak percaya. baginya itu hanya sebatas pembelaan diri yang tidak berdasar.
"Tindakanmu tetap salah, Bagas ... ada point yang akan Ibu berikan ke kamu dan juga dalam dua pekan, kamu harus memutari lapangan setiap jam pulang sekolah."
Itu adalah hukuman yang diberikan Bu Harti kepada Bagas. Hingga akhirnya, Bagas hanya bisa menganggukkan kepalanya. Berawal dari usul, dan kini dirinya justru mendapatkan hukuman. Di dalam hatinya pun Bagas juga merasakan kesal. Sementara Elkan dan Mira memilih untuk berpamitan keluar dari ruangan guru BP.
"Jauhi dia, Mira!"
Kali ini Elkan berbicara dengan begitu tegas, dan meminta Mira untuk benar-benar menjauhi Bagas. Mira pun menganggukkan kepalanya. Dia memilih kembali ke kelas, sementara Elkan memilih untuk ke kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
jhon teyeng
wh itu kan generasi 90an 👻👻👻👻👻👻
2023-08-07
0
Dinarkasih1205
anak papa belva keren habis 😘😘 lope elkan ❤️❤️
2023-01-18
2
LANY SUSANA
lagiii
2023-01-17
0