Keesokan paginya di meja makan, sudah berkumpul Papa Abraham, Mama Marsha, Marvel, dan juga Mira. Kebiasaan yang dimiliki keluarga Narawangsa adalah bersarapan bersama sebelum beraktivitas. Kali ini, ada Papa Abraham yang memperhatikan Mira yang duduk di hadapannya.
"Mulai hari ini Papa tidak mengantar kamu ke sekolah ya Mira," ucapnya.
Ya, agaknya si Papa mulai merasakan ada tugas yang harus diserahkan kepada orang lain dan itu adalah tugas mengantar Mira ke sekolah. Sejak Mira kecil, duduk di bangku sekolah dasar, Papa Abraham lah yang selalu mengantarkan Mira ke sekolah. Sekarang, mulai hari ini, sudah ada orang lain yang akan mengantarkan Mira ke sekolah.
"Kak Mira diantar sapa Pa?" tanya Marvel.
Sebab, biasanya di dalam satu mobil, selalu ada Papanya, Kak Mira, dan dirinya. Sekarang, siapa yang akan mengantarkan Kakaknya ke sekolah.
"Mulai hari ini Kak Mira akan bareng sama Kak Elkan. Mereka satu sekolah kan, jadi sekalian," balas Papa Abraham.
Marvel pun menganggukkan kepalanya, "Oh, ya tidak apa-apa, Pa ... kita kan sudah kenal baik sama Kak Elkan. Kak Mira pasti akan dijagai sama Kak El," balas Marvel.
Papa Abraham menganggukkan kepalanya, "Iya, untuk menjaga putri Papa satu-satunya, Papa sangat percaya dengan Elkan."
Mungkin karena sudah mengetahui bahwa Elkan adalah jodoh untuk Mira sejak kecil, selain itu Elkan juga seorang anak yang baik, hangat, dan sopan, sehingga Papa Abraham pun percaya kepada Elkan. Mama Marsha kemudian menyerahkan kotak bekal kepada Mira.
"Nanti berikan untuk Elkan yah ... roti kesukaannya. Roti yang hanya diberikan butter dan meses cokelat," ucap Mama Marsha.
Mira pun menganggukkan kepalanya, "Iya Ma ... nanti Mira sampaikan kepada Kak El," balasnya.
Usai sarapan, mereka pun keluar dari rumah. Papa Abraham mengantarkan Marvel ke sekolah, sementara Mira menunggu Elkan yang hendak datang mengantarkannya. Gadis itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan menghela nafas, "Sudah hampir jam setengah tujuh dan Kak El belum datang."
Baru saja dia bergumam, dari arah barat sudah tampak mobil mewah dengan pabrikan Audy milik Elkan. Pemuda itu turun dari mobilnya dan menjemput Mira.
"Ayo, kita berangkat," ajaknya.
Mira hanya menganggukkan kepalanya saja. Sementara Elkan berpamitan dulu dengan Mama Marsha. Terlihat hubungan yang hangat antara Mama Marsha dengan Elkan, bahkan pemuda itu tersenyum di sana.
"Mama, kami sekolah dulu yah," pamit Elkan kepada Mama mertua.
"Iya, sekolah yang rajin yah ... yang pinter. Ini sudah semester terakhir. Sebentar lagi ujian nasional, tidak boleh main-main," balas Mama Marsha.
"Siap Mama," balas Elkan sembari membungkukkan sedikit badannya dan menuju ke mobilnya.
Begitu Mira sudah masuk ke mobil, dan tengah mengenakan sit bealt, Elkan melirik ke Mira. Di dalam hatinya sebenarnya Elkan ingin tertawa senang karena bisa mengantar Mira berangkat ke sekolah. Terdengar klise dan aneh, tetapi sejujurnya dia ingin bisa mengantar Mira ke sekolah. Untuk mewujudkan semua itu, bahkan Elkan rela cuti sekolah terlebih dahulu.
"Hari pertama masuk di Semester dua tidak ada ujian kan?" tanya Elkan kemudian kepada Mira.
"Kurang tahu, Kak ... biasanya sih enggak ada," balasnya.
"Aku belum belajar," aku Elkan yang rupanya dia justru belum belajar sama sekali.
"Kamu belum belajar saja sudah pasti dapat nilai bagus, Kak," balas Mira.
Memang terlihat bahwa Elkan itu cerdas. Bahkan Mira sangat yakin tanpa belajar pun, Elkan bisa mendapatkan nilai yang bagus.
"Enggak juga. Aku juga terbiasa belajar kok. Cuma semalam aja enggak belajar," balas Elkan. "Kamu hafal mata pelajaran Matematika yang Sin, Cos, Tan, enggak?" tanya Elkan kemudian.
"Lumayan. Walau matematika juga enggak jago," balas Mira.
"Misalnya kamu itu (sin x)^2 , dan aku (cos x)^2. Jawabannya berapa?" tanya Elkan.
Mira tampak diam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya, "Mudah dong. Kan itu sama saja (sin x)^2 + (cos x)^2 = 1. Jawabannya 1."
Dengan yakin Mira menjawab pertanyaan Elkan tersebut. Sangat yakin malahan dengan jawabannya.
"Benar. Jadi, aku dan kamu itu jawabannya satu."
Elkan menjawab dengan absurd dan melirik kepada Mira. Sementara Mira mencerna ucapan Elkan, dan kemudian menghela nafas. Jadi, itu bukan sekadar soal, tetapi akal-akalan Elkan saja untuk menggodanya bahwa (sin x)^2 + (cos x)^2 = 1.
"Apaan sih Kak," balas Mira.
Elkan tersenyum tipis dan tangannya dengan tanpa sengaja mengusapi kepala Mira di sana, "Hmm, lucu," ucap Elkan.
Mira mematung di sana. Bingung juga dengan sifat Elkan yang seperti ini. Hangatnya Elkan seperti ini persis seperti dulu sewaktu kecil mereka bermain bersama, dan sirna dalam waktu kurang lebih 5 tahun, sekarang Elkan menunjukkan sikapnya yang hangat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Opa Sujimim
aku kira waktu baru plg dari Singapore elkan orgnya jutek,cuek ,rupanya manis juga ✌️🥰🥰🥰
2023-10-22
0
anisah_isa
gila sing gombalannya dari rumus matematika... lah aku matematika pinter nga. 😭🤧🤣
2023-07-04
0
Anie Miller
Elkan dah kya jeromy yg sllu pake rumus klo ngegombal ma cwek🤣🤣
2023-04-17
0