Nindi dan lelaki yang menemaninya makan malam, pergi menuju suatu tempat. Tepatnya ke sebuah Taman yang sangat ramai dan sangat indah.
Banyak pasangan muda mudi bermesraan, tidak sedikit juga yang sampai-sampai berciumann ditempat yang pencahayaan nya minim.
"Kenapa kita kesini?" Tanya Nindi.
"Bukankah kita sedang berkencan? Kenapa masih bertanya?" Jawab laki-laki yang mengajaknya. Laki-laki itu bernama Nando.
"Aku kan cuman bertanya. Lagian kenapa kita ketempat yang seperti ini sih! Bikin bad mood saja" Gerutu Nindi.
Nindi memang tidak suka datang ketempat yang membuatnya tidak nyaman, apa lagi pemandangan nya sangat membuat sakit mata.
"Ya sudah, lebih baik kita pulang saja. Aku malas berlama-lama disini" Ajak Nindi, dia bahkan sudah jalan lebih dulu.
Nando hanya mengikuti keinginan Nindi yang sudah sangat jauh melangkah.
"Oh, ayo lah. Kenapa kamu seperti ini sih? Aku kan mencoba membuatmu bahagia saja. Kenapa malah jadi marah?" Tanya Nando sambil mengejar langkah Nindi.
"Kau ini banyak sekali bicara. Apa kau tidak tau, aku tidak suka ada pemandangan yang membuatku menjadi kesal! Hah." Ujar Nindi masih saja marah.
"Oke, oke.. Aku minta maaf" Ucap Nando sambil memegang tangan Nindi dengan erat.
"What ever" Jawab Nindi sambil memalingkan wajahnya.
"Nindi, aku tau. Aku bukanlah laki-laki yang romantis dan juga para, tapi maukah kamu menjadi pendamping hidupku? Menemaniku disaat susah maupun senang? Menjadi ibu dari anak-anak ku kelak?" Tanya Nando.
Nindi masih belum mengerti dengan apa yang ia dengar dan lihat. Tiba-tiba saja otak Nindi yang pintar menjadi lemot atau susah konek. Mendadak loading.
"Nindi, will you marry me" Ucap Nando sambil menekuk salah satu kakinya, tangannya memegang sebuah kotak bludru berwarna navy. Didalamnya ada sebuah cincin berlian yang sangat indah.
Nindi masih belum menyangka, jika hari ini dia dilamar oleh Nando. Laki-laki yang baru beberapa bulan berkenalan dan dekat.
"Apa kamu tidak kasihan padaku? Kakiku sudah pegal sayang" Ucap Nando membuyarkan lamunan Nindi.
Nindi yang sadar, bukannya memeluk Nando. Malah langsung melayangkan pukulan sayang nya pada Nando, Nando hanya terkekeh saja melihat tingkah Nindi yang malu-malu mau.
Nando langsung menyematkan cincin berlian itu pada jari manis Nindi. Nando langsung memeluk tubuh Nindi dengan erat, bahkan Nando melabuhkan satu kecupan dikening Nindi.
Nindi semakin terharu akan sikap Nando yang hari ini begitu romantis sekali.
"Thank you, kamu mau menerima pinangan ku. Aku tidak bisa berjanji tidak akan membuatmu menangis, tapi aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia sayang. Aku mau kita bersama-sama dalam keadaan apa pun, aku sudah tidak mempunyai siapapun didunia ini selain dirimu. Jadi jangan pernah meninggalkan ku kelak" Ucap Nando masih memeluk tubuh Nindi dengan sangat erat
Nindi yang terharu hanya mengangguk kan kepalanya saja, dia menangis haru mendengar penuturan Nando. Ternyata bukan hanya dirinya yang sudah sebatang kara, Nando juga sama.
Jadi mereka bisa saling melengkapi satu sama lain. Nindi semakin mengeratkan pelukan nya pada Nando, mencurahkan semua kasih sayang nya pada Nando.
Disaat haru biru, Nindi membuat Nando terkaget-kaget melihat tingkah Nindi. Bagaimana tidak kaget, Nindi mengeluarkan ingus nya menggunakan baju Nando, bahkan Nindi tidak merasa bersalah sedikit pun juga.
Sroott!!
Sroott!!
Nindi benar-benar membuat rasa haru menjadi tertawa terbahak-bahak. Bahkan Nando tidak ilfil sedikit pun pada Nindi, bahkan Nando langsung saja mencubit kedua pipi Nindi dengan sangat gemas.
"Kau ini" Ucap Nando sambil tertawa.
"Maaf, aku sangat terharu" Jawab Nindi dengan nyengir kuda.
.
.
.
Keesokan harinya di Pratama group, Nindi tersenyum-senyum sendiri membuat Vita menjadi heran melihat tingkah asisten pribadi nya itu.
"Nin, apa kamu sudah tidak waras? Mengapa sejak tadi kamu senyum-senyum sendiri?" Tanya Vita sambil menggelengkan kepalanya.
"Hehe... Maaf bu, saya masih waras kok. Saya hanya sedang bahagia saja" Jawab Nindi masih tersenyum-senyum tidak jelas.
"Apa yang membuatmu tersenyum-senyum? Ada kabar bahagia apa? Apa kamu sudah dilamar oleh seseorang?" Tanya Vita, seolah-olah tau jika Nindi memang habis dilamar.
"Apa Ibu seorang cenayang?" Bukannya menjawab pertanyaan Vita, malah memberikan pertanyaan juga.
"Jadi benar? Ada yang sudah melamarmu? Siapa lelaki yang beruntung itu?" Tanya Vita beruntun, membuat Nindi jadi bingung. Dia harus menjawab pertanyaan Vita yang mana dulu.
Nindi hanya membuka mulutnya lebar. Dia tidak bisa menjawabnya, semua ucapan Vita membuatnya jadi serba salah.
Nindi hanya bisa menganggukan kepalanya saja, dia tidak bisa berkata-kata.
"Apa saya mengenal lelaki yang sudah melamarmu?" Tanya Vita, mengulangi pertanyaan nya tadi
Nindi hanya menggelengkan kepalanya, tanda Vita tidak tau.
"Oke, jika kamu tidak mau memberitahunya pada saya. Berarti kamu tidak menganggap saya sebagai bagian dari keluarga mu" Ucap Vita sangat datar dan dingin.
Jika Vita sudah berbicara seperti itu maka itu adalah sebuah ancaman yang nyata buat Nindi. Bagi Nindi Vita dan keluarga nya adalah prioritas utama, jika Vita sudah dalam mode datar nya. Maka bersiaplah Nindi akan menjadi seperti bola yang akan dilemparkan kesana kemari.
"Maaf bu, bukannya saya tidak mau memberi tahu nya. Saya masih tidak menyangka jika ibu mengetahui semuanya" Jawab Nindi sambil menundukan kepalanya.
Nindi tidak mau mengangkatnya kepalanya untuk memandang wajah Vita. Karena Nindi merasa bersalah sudah merahasiakan kedekatan nya dengan Nando.
Bahkan sekarang sudah dilamarnya. Dalam tiga bulan kedepan Nindi dan Nando akan melangsungkan pernikahan nya.
"Oke. Lanjutkan pekerjaan mu" Ucap Vita.
"Satu lagi, apa jadwal saya hari ini?" Tanya Vita, masih dengan nada dingin dan datarnya.
Nindi sangat merasa bersalah, dia semakin merasa tidak enak. Melihat sikap Vita yang seperti itu, dia benar-benar sangat merasa bersalah padanya.
"Jadwal ibu hari ini, mengadakan rapat diperusahaan saja. Kita tidak akan keluar, jadi untuk hari ini stay di Pratama group" Jawab Nindi sambil membacakan jadwal untuk hari ini.
Setelah Nindi memberitahu kan jadwal apa saja yang akan dilakukan oleh Vita. Nindi undur diri menuju ruangannya untuk mempersiapkan berkas-berkas yang akan dibaca dan ditandatangani oleh Vita.
Entah kenapa, pagi ini Nindi bukannya senang malah terlihat murung. Karena dia baru saja membuat seseorang yang sangat berarti dan sangat dia percaya, dia sudah membuat orang yang sudah membantu dan mengubah hidupnya.
Nindi benar-benar sangat galau hari ini. Bukan masalah galau karena diputuskan oleh kekasihnya, yang ada Nindi yang selalu memutuskan lebih dulu.
Disaat Nindi sedang galau tiba-tiba telpon dimejanya berdering. Membuatnya terlonjak kaget, Nindi langsung mengangkat telpon tersebut.
Ternyata yang menelponnya adalah Vita.
.
.
.
Bersambung...
Kira-kira apa ya yang dikatakan Vita didalam telpon itu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ⒋ⷨ͢⚤🅣🅗🅐🔰ⷽπⷨ¹ⷪ¹ꙷ™
astaga Nindiiii, kamu jorok banget🤣🤣🤣🤣
2023-06-21
1
☠ᵏᵋᶜᶟ⒋ⷨ͢⚤🅣🅗🅐🔰ⷽπⷨ¹ⷪ¹ꙷ™
co cweet bangeeet🤗🤗🤗
2023-06-21
1
☠ᵏᵋᶜᶟ⒋ⷨ͢⚤🅣🅗🅐🔰ⷽπⷨ¹ⷪ¹ꙷ™
hadeeeeeh si Nindi, kamu kan di lamar ituuuuu🙈🙈
2023-06-21
2