Tentu saja Sofia sangat marah mendengar ucapan suaminya yang terkesan mengabaikan. Dalam fikirkan Sofia 'Apa sih kelebihan itu janda, sampai-sampai suamiku yang tidak pernah mengabaikan ku jadi seperti ini' kesal Sofia sebelum ahirnya dia pergi dari ruangan kerja suaminya.
Sepeninggal Sofia, Rudi memikirkan cara untuk meminta maaf pada Vita. Tapi dia bingung, harus memulai nya dari mana?.
Disaat Rudi sedang pusing, tiba-tiba pintu ruangan nya ada yang mengetuk dari luar.
Tok.. Tok.. Tok...
Cklek...
Rima muncul dari balik pintu. Sambil membawa berkas yang sudah direfisi dan akan menjalani kerjasama itu.
"Permisi Pak, ini berkas yang tadi sudah saya refisi" Ucap Rima sambil menyerahkan berkas tersebut.
Walaupun Rima adiknya sendiri, jika sedang berada dalam lingkungan pekerjaan dia akan bersikap professional.
"Letakkan saja disitu" Jawab Rudi datar.
"Kalau begitu saya permisi dulu Pak" Ucap Rima, undur diri.
.
.
Malam hari dikediaman Pratama
"Kamu sedang apa nak? Kelihatan nya sedang banyak fikiran? Apa boleh Ibu tau,?" Tanya Bu Sila lembut, sambil membelai kepala Vita dengan lembut dan penuh kasih sayang nya.
Huhh...
Terdengar hembusan nafas Vita sangat berat. Sepertinya memang benar jika Vita sedang ada masalah.
"Tidak apa, jika tidak mau bicara. Ibu tau, ini sangat sulit untuk kamu nak. Ibu pernah berada dipisisi mu seperti ini. Ibu hanya ingin sedikit meringankan beban fikiran kamu sayang" Ucap Bu Sila sambil menarik Vita kedalam pelukannya.
"Terimakasih Bu, aku hanya ingin seperti ini saja. Aku hanya butuh pelukan dan dukungan Ibu saja, itu sudah cukup bauatku Bu" Jawab Vita sambil terisak dipelukan Ibu mertuanya, yang sudah dia anggap Ibunya sendiri.
Bu Sila hanya mengusap punggung Vita menantunya, yang sudah seperti putrinya sendiri.
Tubuh Vita bergetar, tanda bahwa dia sedang menangis saat ini. Dia belum bisa menceritakan kejadian siang tadi kepada siapapun, termasuk Bu Sila.
Bu Sila sangat pengertian, walaupun Vita tidak menceritakan apa-apa. Dia tau, pasti ada sesuatu yang bisa membuat putrinya yang kuat dan tangguh itu menangis sampai seperti ini.
"Menangis lah nak, dengan menangis bisa saja mengurangi beban berat yang ada didalam hati kamu. Tapi ingat, hari ini kamu boleh menangis. Tidak untuk besok" Ucap Bu Sila menenangkan.
Vita ahirnya tenang dan berhenti menangis. Dia menghapus air matanya yang mengalir membasahi kedua pipinya yang mulus.
"Sudah malam, lebih baik sekarang kita masuk. Kamu harus istirahat, besok bukannya masih banyak pekerjaan yang menunggu? Hmm" Ajak Bu Sila sambil tersenyum.
Vita hanya mengangguk dan membalas ucapan Bu Sila dengan senyuman dibibirnya yang agak dipaksakan.
Setelah masuk kedalam kamar nya Vita lanjut menangis lagi. Setiap memasuki kamarnya ia akan selalu mengingat mendiang suaminya yang selalu ada untuknya.
.
.
Keesokan harinya seperti biasa, pagi-pagi sekali Vita sudah bangun menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Langsung memasak sarapan untuk anak-anaknya.
Walaupun dirumahnya banyak asisten rumah tangga, Vita tetap meluangkan waktu memasak untuk anak-anaknya. Dia mau anak-anak terbiasa dengan nya, walaupun tidak bisa dua puluh empat jam.
Dengan memasak makanan kesukaan anak-anak nya dia sudah sangat bahagia.
Vita sudah selesai dengan masakan nya, dia meminta tolong pada asisten rumah tangga nya supaya menata semua makanan dimeja makan.
Vita bersiap untuk membangunkan anak-anak nya, supaya sarapan bersama-sama. setelah itu memandikan anak-anak nya bergantian.
Setelah anak-anak selesai mandi dan sudah rapi dan wangi semuanya, barulah dia sendiri yang mandi dan bersiap-siap untuk kerja kembali.
.
.
Setelah sarapan selesai, Vita pamit untuk pergi kekantor pada anak-anak nya dan juga Ibu mertuanya.
Pada saat diperjalanan tiba-tiba ada seseorang yang menyebrang tidak melihat-lihat, hampir saja Vita menabrak penyebrang jalan yang sembarangan menyebrang tidak melihat kondisi jalanan.
Cekiiiitttt.....
Untung saja Vita sigap, langsung menginjak pedal rem tepat waktu. Jika tidak dia akan benar-benar menabrak orang itu.
"Astagfitullah, itu orang gimana sih? Sudah tau banyak kendaraan lalu lalang. Bukannya hati-hati menyebrang" Ucap Vita sambil mengusap dadanya karena kaget.
Orang yang menyebrang tadi nyelonong saja, tidak mengucapkan apa pun. Vita melanjutkan perjalanan nya yang masih memakan waktu lumayan lama menuju Pratama group.
.
Setelah sampai, Vita seperti biasa disambut oleh Nindi. Belum juga masuk lobby perusahaan, diparkiran sudah dicegat oleh wanita-wanita yang mencari masalah dengannya.
"Hey, lihat. Bukan kah dia pelakor yang keganjenan, ingin merebut laki-laki beristri?" ujar wanita satunya
"Iya, dia kan yang sudah dihajar langsung oleh istri sah nya?." Timpal yang lainnya.
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ⒋ⷨ͢⚤🅣🅗🅐🔰ⷽπⷨ¹ⷪ¹ꙷ™
diiih, nyari perkara aja nich dia orang🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-06-14
2
☠ᵏᵋᶜᶟ⒋ⷨ͢⚤🅣🅗🅐🔰ⷽπⷨ¹ⷪ¹ꙷ™
untung punya ibu mertua yg baik dan penuh kasih sayang🤗🤗
2023-06-14
2
☠ᵏᵋᶜᶟ⒋ⷨ͢⚤🅣🅗🅐🔰ⷽπⷨ¹ⷪ¹ꙷ™
sabar ya Vita.. kamu pasti bisa melewati ini semua dengan baik.. 🤗🤗🤗
2023-06-14
2