Masih banyak lagi ucapan - ucapan yang tidak mengenak kan untuk didengar...
Vita acuh saja, dia tidak perduli dengan apa yang diucapkan oleh orang - orang itu. Yang pasti dia tidak seperti yang mereka ucapkan.
"Bu, apa Ibu tidak mau menjawab ucapan mereka yang menyakiti telinga?" Tanya Nindi yang sudah terpancing emosi.
"Biarkan saja, toh nanti juga diam sendiri setelah cape" Jawab Vita dengan senyuman dibibirnya.
Nindi tidak habis fikir, kenapa Bosnya ini tidak pernah membalas ucapan - ucapan mereka yang membuat emosinya meluap.
Nindi tetap mengikuti langkah atasannya menuju lobby perusahaan nya.
Setelah sampai lobby, mereka disambut oleh satpam yang bekerja di perusahaan Pratama group sudah sangat lama itu.
"Pagi nyonya" Sapa satpam ramah.
"Pagi" Jawabnya dengan ramah dan juga senyuman.
Vita, memang terkenal dengan keramahan nya sebagai pemimpin perusahaan. Tapi jika sedang dalam mode tegasnya, maka siapa saja tidak ada yang berani membuka suara nya. Jangankan suara, memandang saja segan.
Seperti biasa nya, setiap pagi sampai siang Vita akan menjalani rutinitas nya. Sibuk dengan semua tumpukan berkas dan padatnya jadwal miting, dari pagi hingga siang hari saja.
.
.
Setelah selesai dengan semua rutinitas nya, Vita memutuskan untuk langsung pulang. Dia berencana ingin mengajak anak-anaknya dan Ibunya untuk makan siang diluar.
Anak-anak sangat antusias, karena mereka akan keluar rumah. Anak-anak sangat menikmati perjalanan mereka menuju restaurant yang juga menyediakan berbagai macam wahana dan juga play ground untuk anak-anak seusianya.
Pada saat mereka semua sedang menikmati memakan mereka. Vita dikejutkan dengan suara tangisan Zio.
Tanpa fikir panjang, Vita langsung berlari menuju asal suara Zio menangis.
Vita kaget melihat Zio yang sedang menangis karena dirundung oleh anak-anak yang lebih besar darinya.
Tentu saja Vita langsung menggendong putranya itu, sambil menenangkan nya.
"Sudah sayang, ada Mommy. Tenang ya..." Bujuknya supaya Zio bisa berhenti menangis.
Anak-anak yang tadi merundungnya langsung lari dari situ. Mereka takut dimarahi oleh Vita.
"Maafkan saya nyonya, saya lengah menjaga tuan muda" Ucap suster yang menjaga Zio, dia sangat menyesal.
"Tidak apa sus, lain kali. Jangan diulangi lagi, ini bisa berbahaya" Jawab Vita, sebenarnya dia ingin marah. Tapi dia tidak bisa menyalahkan susternya, karena Zio tipe anak yang sangat aktif.
"Ya sudah sus, suruh anak-anak berhenti bermain. Bilang mereka harus makan dulu" Titah Vita pada suster yang bertugas menjaga Zio.
Vita membawa Zio ke meja mereka. Bu Sila sangat melihat itu semua merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini.
"Apa yang terjadi?" Tanya Bu Sila.
"Zio, tadi ada yang mengganggu nya. Tapi, semua sudah baik-baik saja" Jawab Vita.
"Apa kamu tidak melihat orang tua anak-anak itu? Atau setidaknya pengasuhnya?" Tanya Bu Sila masih ingin menegur anak-anak itu.
"Mereka langsung lari Bu, setelah melihatku datang" Jawab Vita yang masih memangku dan memeluk Zio dipangkuan nya.
.
Setelah kejadian tadi yang dialami Zio, Vita tidak melepaskan genggaman tangan nya pada Zio.
Zio juga enggan, melepaskan genggaman tangan sang Mommy.
Pada saat Vita sedang berjalan, tiba-tiba ada ibu - ibu yang datang menghampiri dan menghardik Vita.
"Hei.. Jadi kamu, Ibu anak ini?!" ujar Ibu yang berpenampilan seperti ibu - Ibu sosiallita itu.
"Kenapa memangnya ya Bu?" Jawab Vita dengan santai.
"Saya tegaskan ya. Anakmu itu sudah melukai cucuku!" Hardiknya marah.
"Maksud Ibu apa? Kenapa Ibu menuduh putra saya?" Tanya Vita masih tidak mengerti.
"Tidak usah berlaga tidak tau! Lihat cucu saya sampai memar seperti ini, lihat juga tangannya ada bekas gigitan juga!" Ujar ibu - ibu tadi menunjukan luka yang ada ditangan kanan anak laki-laki yang usianya tidak jauh dari Zoya.
"Sebentar, saya tanya dulu anaknya" Ucap Vita masih tenang.
Bu Sila sebenarnya sudah sangat geram melihat ibu - ibu itu yang membentak - membentak menantunya.
"Nak, apa benar putra Ibu sudah membuatmu terluka?" Tanya Vita sambil mensejajarkan tingginya dengan anak itu.
Sang anak hanya mengangguk, dia tidak berani memandang Vita yang sedang bertanya.
Vita lalu beralih, dia bertanya pada Zio. "Abang, apa benar abang sudah melukai anak ini?" Tanya Vita, lalu Zio menganggukan kepalanya.
Tentu saja Vita kaget, Zio bisa melakukan kekerasan pada anak yang lebih besar darinya.
Tiba - tiba Zio mengangkat kepalanya untuk bisa memandang Mommy nya.
"Mom, Abang hanya menolong anak perempuan yang sudah diganggunya. Dia juga sudah membuat Abang terjatuh dan terluka. Makanya abang menggigit nya" Jelas Zio dengan tegas.
Ya, Zio sudah bisa berbicara dengan lancar. Walau masih berusia tiga tahun.
Setelah mendengar penjelasan Zio, Vita ahirnya mengerti alasan sebenarnya. Vita percaya, putranya tidak mungkin melakukan itu jika dia tidak ada yang mengganggu lebih dulu.
Ibu - ibu tadi tetap tidak percaya, dia masih membela cucunya.
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
🟢⏤͟͟͞R🔰π¹¹™𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆❤
sini bu, kalo berani ayo lawan saya, bila perlu, saya bisa membuat ibu tidak bisa bicara selamanya
2023-06-14
1
꧁🦂⃟ΔᷤтᷤιᷫκαнŞʏαяιғʜ֟͜͡ᴠ꧂✔️
Bab 5 sudah up ya....
yuk langsung baca, makin kesini makin seruuuu loh.... 😊😊
2023-01-07
2