Give Me Please Your Love
🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Dua bulan setelah kejadian itu, kini Lyla juga sudah bisa berjalan karena bantuan alat dari Arvan yang dulu. Lyla mengatakan dia tidak akan menikah lagi dan akan fokus pada dirinya dan juga bayinya.
Ya, Satu bulan sejak kematian Derry, Lyla positif hamil dan sudah mengandung 10 minggu. Yang berati hanya 2 minggu saja dia kosong dan langsung menghasilkan janin.
“Sayang,” sapa Freya ketika dia mengunjungi anaknya yang bekerja di Rumah sakit milik keluarga Lesham di Italia.
“Eh, mamah sudah datang?” Tanya Lyla, menyapa mamahnya yang terlihat masuk ke dalam ruangannya.
Hari ini Lyla dan Mamahnya sedang ada janji untuk pemeriksaan kandunganya yang ke dua. Meskipun mereka sudah sangat kenal dengan Dokternya, Lyla mau Mamah dan Papahnya ikut dalam pemeriksan bayinya.
“Papah di mana Mah?” Tanya Lyla pada Mamahnya, sembari bersiap - siap untuk pergi ke rumah sakit.
“Papah katanya akan menyusul di sana, jadi kita berdua saja dulu berangkat Nak,” jawab Freya, memperlihatkan pesannya dengan suaminya.
Lyla menganggukan kepalanya pelan, lalu mempercepat gerakannya untuk mengemasi barang - barang miliknya, karena akan ada dokter lain yang menggunakan rungan sebagai shift sore.
**
“Oke, Lyla sudah siap Mah.” Ajaknya pada mamahnya yang terlihat memainkan ponselnya.
“Iya ayo, ini mamah sambil liat - liat baju bayi, lucu banget deh.” Sahut Freya, dengan memperlihatkan kembali ponselnya yang menunjukanan foto - foto baju bayi dari brand - brand terkenal.
“Ihhh, Mamah, Kan kita belum tahu bayi Lyla cowok atau Cewek Mah,” protes Lyla, sambil mereka berdua jalan ke parkiran, tempat Lyla mermarkirkan mobilnya.
“Hishhh, tidak apa - apa dong, Papah sama Mamah itu antusias banget loh sama kelahiran bayi kamu ini, bahkan Mamah dan Papah tadi sudah membicarakan konsep - konsep kamar yang bagus banget untuk Baby,” balas Freya lagi, yang sepertinya lebih menunjukan antusiasnya di banding Lyla sendiri.
Bahkan Lyla sampai tersenyum mendengar Mamahnya yang begitu sayang pada bayinya. Lyla selalu bersyukur, Papah dan Mamahnya menggantikan Figure Dery sebagai suami untuk menjaganya.
“Kalau Lyla sih pengen anak cowok Mah, biar bisa menggantikan Papah di Perusahaan, kasihankan Papah gak punya penurus, aku malah jadi Dokter,” tandasnya, memberitahu Mamahnya apa yang ada di dalam keinginannya.
“Loh, memangnya kenapa sayang kalau jadi Dokter? Itu berartikan kamu sama kaya Oma Stella sama - sama Dokter,” balas Freya, tapi tatapannya masih tetap fokus pada ponselnya.
“Mau perempuan atau laki - laki, tergantung mereka, kalau mereka mau mengurus perusahaan Papah, ya mereka urus, kalau tidak ya tidak apa - apa,”
“Papah dan Mamah tidak akan memaksa cucu Mamah untuk melakukkan hal yang tidak mereka sukai, jika mereka mau mereka bisa lakukkan, tugas kita adalah membimbing dia.” Freya memberikan nasehat kepada putrinya. Agar Lyla tidak selalu merasa bersalah jika dia melihat papahnya kelelahan dalam bekerja.
Lyla tersenyum dan memandang mamahnya, betapa beruntungnya dia masih memiliki support system yang bisa membantunya bangkit dari sakitnya masa lalu.
***
Sesampainya di Rumah sakit khusus ibu dan Anak, Aiden lebih dulu mendatangi mobil mereka dan bahkan membukakan pintu untuk putrinya. “Hallo Putri Papah.” Sapanya lalu mengecup kening Lyla sejenak.
“Hishhh, jadi Lyla saja yang di sayang? Aku tidak?” Tanya Freya, berpura - pura ngambek karena Aiden lebih menyayangi putrinya.
“Hahahah, Mamah cemburu tuh Pah.” Sahut Lyla, menunjuk ke arah mamahnya.
“Aduh - aduh istriku yang cantik, yang sebentar lagi akan menjadi Kakek dan Nenek, muaacchh.” Aiden juga mendaratkan sebuah kecupan di kening istrinya.
“Aduh, kalau cucu Papah perempuan lagi nih bahaya nih, Papah di bagi tiga dong.” Seru Aiden, yang membuat ke dua wanitanya tertawa mendengarnya.
“Hahahah doain saja anak Lyla laki - laki ya Pah, biar bisa nemenin Papah.” Sahut Lyla mengusap perutnya yang sudah mulai buncit.
Aiden mengusap lembut perut Lyla, “Hallo Cucu Papah, gimana kabarnya hari ini?” Tanya Aiden pada perut Lyla.
“Loh, kok Papah sih? Inikan anak Lyla Pah, bukan adik Lyla,” protesnya, tidak mau kalau Papahnya di panggil Papah juga sama anaknya.
“Tapi Papah masih muda Lyla, masa iya sudah di panggil Kakek?” Protesnya, yang mendapatkan tawa dari Freya.
“Sudahlah sayang, terima saja takdir kita menjadi Akung dan Uti.” Sahut Freya yang membuat wajah Aiden mendadak cemberut.
“Ya sudah - ya sudah, Anak Lyla manggil Mamah dan Papah, tetap Mamah Papah, tapi manggil Lyla harus Bunda. Bagaimana?” Tanya Lyla lagi pada Mamah dan Papahnya.
“Boleh dong sayang, mamah malah setuju banget.” Kali ini Freya yang lebih antusias, karena tidak jadi di panggil Nenek oleh Cucunya.
“Nah gitu dong.” Timpal Aiden, yang merasa dirinya tidak terlalu tua.
“Ya sudah, kalau begitu ayo kita masuk Mah, Pah.” Ajak Lyla, yang langsung menggandeng papah dan mamahnya untuk masuk.
Postur tubuh Lyla yang mungil, serta dirinya yang menggunakan rok dan baju T-shirt biasa, membuat perut Lyla sama sekali tidak terlihat.
Malah mungkin orang - orang yang melihat Lyla saat ini dia sedang mengantar Mamahnya pergi periksa dan mungkin saja Lyla adalah anak Tunggal yang akhirnya mendapatkan adik baru.
***
“Kalyla Nafezza.” Panggil seorang suster dan Lyla langsung masuk ke dalam di ikuti oleh Mamah dan Papahnya.
“Hallo, Lyla. Bagaimana kabarnya hari ini? Ada keluhan?” Tanya Dokter yang Bernama Elizabeth itu. Sudah menjadi dokter langganan keluarga Lyla semenjak kehamilan ini dan juga dia adalah Sahabat Lyla sedari waktu SMA. Hanya saja mereka terpisag karena Elizabeth mengambil Sekolah Kedokteraanya di Inggris, sedangkan Lyla di Roma. Namun mereka bertemu lagi di saat Lyla melakukkan pemeriksaan pertama kali dan betapa bahagianya Lyla di saat dia mengetahui dokter kandungannya adalah sahabatnya yang sudah 5 tahun ini tidak bertemu, pantas saja ketika komunikasi Elizabeth selalu menyarankan Lyla untuk ke rumah sakit Thamson ini. Ternyata Elizabethlah dokternya.
“Hallo Girl, hemm, keluhannya sih tidak ada dok, tidak semual dua minggu pertama, cuman kalau pagi itu sering banget pusing dok, kaya butuh waktu agar bisa kembali normal gitu dok.” Jelasnya pada Elizabet.
“Oke, kalau di liat di sini, kandungannya udah mau masuk minggu 12 ya,” ucap Elizabeth itu, melihat catatan pemeriksaan Lyla terakhir kali.
“12 minggu berarti udah 3 bulan ya?” Tanya Freya, merasa awam dengan kata - kata minggu.
“Heheh iya Bun, 3 bulan lewat 3 hari sih dari hitungannya.” Jawab Elizabet, menanggapi pertanyaan Freya.
“Kalau begitu, silahkan baring dulu ya bu.” Pinta Elizabeth pada Lyla.
“Suster tolong bantu ya.” Asistennya membantu Lyla untuk berbaring dan menurungkan rok milik Lyla.
“Kita mulai pemeriksaannya ya.” Ucap Elizabet lalu meminta izin agar dia boleh menuangkan Gel di perut Lyla.
Sejenak Lyla menghirup nafasnya panjang, lalu menghelanya dengan panjang di saat Elizabeth mulai memutar - mutar alat Usg itu di perutnya.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Siti Daepah
thor ceritanya ga usah bunuh bunuhan.hidup damai aja.
2023-01-14
0
Sofi Navita
beruntungnya lyla bisa sembuh dan malahan dia hamil kembar lagi turunan papah aiden nih...
2023-01-05
0
Diah Ayu Lukitowati
Bahagia selalu Lyla, calm down baby siapa tau plot twistnya jodoh kamu nanti Griffin.🤣🤣🤣🤣🤣
2023-01-05
0