Pergi Ke Pesta

Saat Clara tengah mandi, William menjadi bosan dan terus bergumam di dalam kamar. Dia melihat ke arah sebuah pigura yang tampak sangat indah dan dia pun berbalik lantas melihat sebuah gambar keluarga.

'Oh jadi dia memiliki foto keluarga di dalam kamarnya?' Apakah ini dia? Ini terlihat familiar seperti gadis yang pernah aku selamatkan sebelumnya?'

William merasa bahwa apa yang dia pikirkan itu tidak mungkin. Tempat foto itu memang terlihat familiar baginya, tapi dia tidak mengingat di mana dia pernah melihat tempat itu.

Beberapa saat kemudian setelah Clara selesai mandi.

"William ini handuk untukmu. Ini belum digunakan sebelumnya, jadi kau bisa menggunakannya. Sekarang kau mandilah." Ucap Clara.

"Ya baiklah, aku akan mandi. Bisakah kau menungguku? Rasanya sangat aneh untukku turun ke bawah sendirian?" Ucap William.

"Ya tentu aku akan menunggumu jadi mandilah lebih cepat." Balas Clara lagi.

William pun masuk ke kamar mandi sementara Clara melihat sekeliling kamarnya dan berpikir apa yang sudah dilakukan oleh William. Clara pun berpikir bahwa William tidak sedingin yang dia pikirkan dan dia juga bertanya-tanya apakah William itu memang baik seperti yang dikatakan oleh Bibi Hana.

Setelah William selesai mandi mereka berdua pun turun ke lantai bawah untuk sarapan. Ada banyak makanan enak di atas meja makan.

"Apakah kalian berdua tidur dengan nyenyak?" Tanya Mama Clara.

"Tentu saja Ma. Aku tidur dengan sangat nyenyak semalam." Balas Clara.

"Lalu bagaimana denganmu William?" Tanya Mama Clara lagi.

"Ah... iya Ma, aku tidur dengan sangat nyenyak semalam. Bantal yang aku peluk terasa sangat lembut dan membuat aku nyaman." Balas William.

Clara tahu bahwa bantal yang disebutkan William itu adalah dirinya, kemudian dia menundukkan kepalanya karena dia merasa begitu malu dan juga pipinya tampak merona.

Clara merasa kesal karena William terus berusaha untuk menggoda dirinya. Dia pun berpikir bahwa dia akan kembali ke rumah William untuk tidur di kamar yang berbeda dengan William karena baginya William sangat menyebalkan. Namun Clara sendiri tak bisa menghindari fakta bahwa terasa sangat nyaman saat seseorang memeluknya saat dia tertidur karena dia merasa begitu aman dan hangat. Dia merasa begitu nyaman dengan seseorang yang memeluknya.

Clara pun merasa cukup tidak nyaman karena mereka berdua tidak saling mencintai satu sama lain.

"Oh ya William, bukankah kau mengatakan bahwa kalian berdua akan menghadiri sebuah pesta? Papa mendengar itu sebelumnya." Ucap Papa Clara.

"Oh iya Pa, malam ini kami akan hadir di pesta itu jam 07.00." Balas William.

"Kalau begitu Clara, kau harus pergi berbelanja untuk membeli sebuah gaun untuk kau gunakan." Ucap Papa Clara.

"Tidak perlu Pa, aku akan meminta asistenku untuk memilihkan sebuah gaun untuknya. Dia akan membawa gaun itu ke sini jam 05.00 nanti." Balas William.

Setelah itu mereka semua pun mulai menyantap sarapan mereka. Setelah selesai sarapan mereka semua duduk di sofa ruang keluarga untuk membicarakan sesuatu.

"Will, bagaimana kabar orang tuamu? Apakah mereka baik-baik saja? Terima kasih kepada mereka karena sudah membantu perusahaan kami yang hampir saja bangkrut." Ucap Papa Clara.

"Oh iya, tapi mereka membantu Papa dengan imbalan sebagai gantinya Putri keluarga ini harus menikah denganku. Jadi aku minta maaf mengenai hal itu." Balas William.

"Itu tidak apa-apa. Aku bisa melihat bahwa kau begitu baik kepada putriku, tidak seperti mantan kekasihnya yang meninggalkan dia dengan...."

"Pa, kumohon hentikan menyebutkan tentang dia." Ucap Clara menyela ucapan Papa nya itu.

"Oh maaf sayang, Papa hanya keceplosan saja." Balas Papa nya.

Mereka semua terus mengobrol begitu banyak dan saat mereka sudah selesai mengobrol, Clara dan William pergi ke kamar mereka untuk istirahat sebentar sebelum menghadiri pesta.

Kemudian tepat pukul 05.00 sore, asisten William tiba di kediaman keluarga Clara dengan membawa gaun yang akan dikenakan Clara pergi ke pesta itu.

"Selamat sore Tuan dan Nyonya William, ini gaun yang sudah saya siapkan. Nyonya, Tuan William sudah memberitahukan kepada ku bagaimana ukuran tubuh anda. Jadi gaun ini pasti akan sangat sempurna di tubuh anda." Ucap seorang wanita yang datang membawa gaun untuk Clara itu.

Clara pun berpikir bahwa saat mereka melakukan hubungan pada malam itu William mulai mengetahui bagaimana ukuran tubuhnya. Clara pun mengakui bahwa William memang jenius, tapi hal itu membuat Clara begitu malu karena William mengetahui ukuran tubuhnya saat mereka melakukan hal seperti itu. Wajah Clara tampak merona dan berpikir bahwa suaminya itu begitu mesum kepadanya.

Sementara itu asisten yang membawakan gaun untuk Clara itu tampak tidak percaya karena melihat William yang begitu lembut terhadap istrinya dengan begitu hebat bahkan sampai memesankan gaun untuk istrinya yang sangat sesuai dengan istrinya itu.

Wanita itu pun berpikir bahwa dia sepertinya sedang bermimpi karena dia tahu benar bahwa William itu merupakan seorang pria yang sedingin es bahkan bisa dibilang pria yang kejam. Tapi sekarang dia terlihat berubah seperti es yang mencair. Wanita itu juga kembali berpikir bahwa apakah mungkin Clara yang sudah bisa merubah William menjadi pria seperti itu.

"Tania jika kau sudah selesai dengan urusanmu di sini, kau boleh pergi." Ucap William dengan suara yang terdengar begitu dingin.

'Aku tarik kembali ucapan ku yang mengatakan bahwa es tidak bisa mencair dengan begitu mudah. Dia tetap saja begitu dingin dan kejam. Aku lebih baik pergi sekarang.' ucap Tania dalam hati.

Tania pun mengucapkan permisi kepada Clara dan memberikan gaunnya. Clara tak lupa berterima kasih kepada Tania atas gaun indah yang diberikan kepadanya itu. Gaun itu merupakan gaun yang formal dan juga elegan, berwarna ungu dan tidak memiliki lengan.

Clara lalu mencoba menggunakan gaun itu dan William tampak terpesona melihat Clara menggunakan gaun itu yang membuat jantungnya berdegup begitu kencang dan dia tampak merona akan kecantikan Clara.

'Wanitaku tampak sangat cantik menggunakan gaun itu. Mungkin aku harus menambah bayaran lebih kepada Tania karena sudah memberikan sebuah gaun yang begitu cantik dan elegan.' ucap William dalam hati.

"Hai William... Bagaimana gaun ini di tubuhku? Apakah aku terlihat aneh menggunakannya?" Tanya Clara.

"Oh gaunnya baik-baik saja. Tapi itu sedikit ketat. Aku sangat hebat karena memberikan ukuran tubuhmu cukup tepat." Ucap William.

"Hai kau pria mesum, bagaimana kau tahu ukuran tubuhku. Apakah kau mengukur tubuhku saat kita tengah....." Ucapan Clara terhenti.

"Hah! Tengah apa?" Tanya William mencoba menggoda Clara.

William pun berpikir bahwa apa yang terjadi malam itu masih mengganggu pikiran Clara.

"Oh tidak ada, lupakan saja. Ayo kita pergi ke pesta itu." Ucap Clara mencoba mengalihkan pembicaraan karena dia tidak ingin lebih jauh mengobrol dengan William yang terus saja mencoba untuk menggodanya.

Clara begitu heran, bagaimana pria sedingin dan sekejam William bisa begitu hebat dalam hal menggoda dirinya.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi sekarang. Kita tidak mau terlambat sampai di sana." Ucap William yang tampak masih merona di wajahnya.

"Oh iya benar. Ngomong-ngomong berapa lama kita akan sampai di sana?" Tanya Clara.

"Kita akan tiba di sana setidaknya 30 menit." Balas William.

"Oh kalau begitu aku rasa itu tidak terlalu jauh. Jadi Ayo pergi sekarang." Ucap Clara.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!