Menikah

Clara terus saja memikirkan semuanya dan masih ingin menolak permintaan keluarganya, karena dia memang tidak mau menikah dengan pria yang tidak pernah dia kenal dan temui sekalipun.

Namun pada akhirnya Clara pun tidak bisa berbuat banyak karena tidak ada yang bisa dia lakukan mengingat apa yang baru saja terjadi pada kesehatan Papa nya.

'Clara Lee setuju untuk menikah dengan William Smith dan pernikahan mereka akan dilaksanakan tiga hari dari sekarang....'

Clara seolah merasa bahwa dia tengah membaca tajuk berita utama dari sebuah koran. Dia pun hanya bisa menghela nafasnya.

Clara masih berpikir bagaimana dia bisa berakhir dengan melakukan pernikahan paksa di mana hal itu adalah suatu hal yang paling dia benci.

"Kenapa semuanya menjadi kacau seperti ini? Kenapa Adrian harus meninggalkan aku? Sekarang Papa mengalami serangan jantung karena aku. Ini semua memang salahku dan harga diriku ini sudah tidak lebih penting lagi bagiku dibandingkan aku yang harus terus bertengkar dengan Papa. Papa aku minta maaf. Aku seharusnya tidak bertengkar dengan papa. Ini semua salahku karena menjadi begitu egois. Papa jangan khawatir, aku akan menikah dengan pria yang Papa inginkan untuk aku nikahi. Aku adalah wanita yang kuat. Bagaimanapun aku tidak akan membiarkan pria itu untuk membully diriku, tidak akan pernah." Ucap Clara pada dirinya sendiri.

Clara tengah duduk di taman sendirian karena tidak ada orang lain di rumah selain dirinya dan dua orang pelayan yang bekerja di rumahnya. Secara tiba-tiba, kakaknya Chelsea, melihat dia yang duduk sendirian dan kemudian mendekat ke arahnya.

Chelsea lalu meminta maaf karena dia berteriak kepada Clara tadinya dan dia juga menyesal karena sudah menyalahkan Clara atas insiden yang menimpa Papa mereka.

Tadi, sebelum berangkat ke rumah sakit, Chelsea memang mengeluarkan sumpah serapahnya pada Clara karena menyebabkan Papa mereka sampai mengalami serangan jantung.

"Sudahlah Kak, semuanya memang salahku karena keras kepala." Ucap Clara.

Keduanya terdiam beberapa saat.

"Hei Dik, kenapa kita tidak pergi berbelanja saja, karena pernikahanmu akan diselenggarakan tiga hari dari sekarang." Ucap Chelsea, Kakak Clara.

"Baiklah, Kak. Ayo kita pergi belanja. Aku mau memiliki waktu yang hebat bersamamu sebelum tanganku nantinya diikat oleh seseorang. Hahahaha." Ucap Clara.

Chelsea adalah satu-satunya teman baik Clara sejak dia tidak mau memiliki dan dekat dengan para gadis lainnya.

"Hei Dik, apakah kau masih tidak bisa move on dari Adrian?" Ucap Chelsea dengan wajah yang terlihat sedih.

"Iya Kak. Adrian adalah pacar pertamaku dan aku masih sangat mencintai dia. Tapi... Tapi.... Clara tidak bisa melanjutkan apa yang ingin dia katakan dan langsung menangis di pelukan kakaknya. "Kak Kenapa dia meninggalkan aku tanpa alasan yang bisa aku mengerti? Dia meninggalkan aku pergi begitu saja dan hanya mengirimkan pesan kepadaku bahwa dia ingin putus dariku. Kemudian Kak, aku... aku... terus menelponnya berulang kali. Tapi dia tidak mau menjawab panggilanku dan bahkan memblokir nomorku. Aku aku benci dia Kak, huhuhu..." Ucap Clara menangis.

"Oh Ayolah adikku Clara yang cengeng. Sekarang bersenang-senanglah, oke. Kau akan segera menikah." Ucap Chelsea.

Clara lalu mengusap air matanya kemudian tertawa.

"Baiklah, kalau begitu Kak. Ayo kita bersenang-senang." Balas Clara.

"Ini baru adikku. Dia hanyalah pacar pertamamu. Cinta pertamamu masih menghilang.... Hahaha.... Ciuman pertamamu bahkan sudah diambil oleh pria itu yang menyelamatkanmu saat kau tenggelam dulu. Tapi menyedihkan sekali karena kau akan menikah ucap Chelsea.

"Hei Kak, aku rasa itu tidak bisa dihitung sebagai ciuman pertama. Itu semua terjadi karena keadaan darurat. Jadi dia melakukan CPR. Tapi kakak tahu itu bahwa itu terjadi sudah sejak 15 tahun yang lalu dan aku sendiri bahkan tidak mengingat wajah pria itu lagi. Hahaha..." Balas Clara.

"Bahkan jika kau bertemu dengannya, kau tidak bisa mendekat padanya karena kau akan menikah sebentar lagi." Ucap Chelse.

"Ah tidak apa-apa. Sekarang Kak, ayo kita pergi berbelanja dan mengunjungi Papa nanti. Oh ya, apa Papa sudah tidak marah lagi padaku sekarang?" Tanya Clara.

"Oh, ayolah adik kecilku. Papa tidak marah kepadamu, setidaknya aku harap begitu hehehe." Jawab Clease.

Setelah selesai berbelanja, Clara dan Chelsea pun pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi Papa mereka yang tiba-tiba mengalami serangan jantung karena terus bertengkar dengan Clara.

Namun sekarang semuanya sudah berjalan baik. Tuan Andre dan putrinya Clara, sudah berhubungan baik sekarang dan saling meminta maaf satu sama lain.

...****************...

Hari pernikahan pun tiba....

Clara masih begitu sedih mengingat fakta bahwa dia akan menikahi seseorang dengan paksa. Tapi dia mencoba untuk bertingkah seolah dia begitu bahagia dan semuanya pasti baik-baik saja. Clara sudah bersiap-siap dengan banyak pelayan yang membantu dirinya. Kemudian setelah beberapa saat, dia pun akhirnya selesai menggunakan gaun pernikahannya dan sedikit make up di wajahnya. Dia tampak begitu cantik bahkan walaupun dia menggunakan make up yang tipis di wajahnya.

Beberapa saat kemudian dia berjalan masuk ke dalam gedung pernikahan dengan digandeng oleh Papa nya. Dia terlihat seolah seperti putri yang begitu cantik menggunakan gaun berwarna putih. Dia benar-benar terlihat menakjubkan.

"Sekali lagi Papa minta maaf karena sudah membuatmu harus menanggung beban semua keluarga. Tapi Papa benar-benar tidak tahu bagaimana lagi untuk menyelamatkan semuanya." Bisik Sang Papa dengan wajah yang tampak bersalah.

"Sudah lah Pa. Jangan terlihat sedih begitu. Apa yang akan dikatakan besan Papa jika melihat wajah Papa yang sedih begitu." Balas Clara seraya terus berjalan perlahan memasuki gedung pernikahan.

Clara mencoba tersenyum semanis mungkin saat mata para tamu melihat ke arah dirinya.

"Aku minta maaf karena membuat Papa terluka." Ucap Clara lagi seraya memegang erat tangan Sang Papa.

Tuan Andre berusaha untuk menahan agar air matanya tidak terjatuh.

"Papa sangat menyayangimu sayang." Ucap Sang Papa.

"Aku juga sayang menyayangi Papa." Balas Clara dengan terus tersenyum.

Kemudian mata Clara tertuju pada pengantin prianya William Smith yang tampak berdiri menunggu dirinya. Clara tampak gugup melihat William yang jauh lebih tampan dari yang dia pikirkan. Tapi kemudian dia langsung tidak peduli, mengingat karena William yang dia tahu memiliki sikap yang begitu dingin.

Namun apa yang tidak di ketahui Clara adalah sebenarnya jauh di dalam hati William, dia merasakan perasaan yang begitu spesial yang tidak bisa dia jelaskan saat dia melihat pengantinnya yang begitu cantik. Dan itulah yang menjelaskan kenapa raut wajahnya sedikit terkejut. Tapi dia tetap bertingkah dingin dan tidak mau menunjukkan sedikitpun kehangatan dari wajahnya yang membuat Clara menjadi sedih saat melihat ekspresi di wajah pria yang sebentar lagi menjadi suaminya itu.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!