Berdebat

"Aku rasa semuanya sudah deal sekarang. Jadi kau tandatangani ini." Ucap William.

Clara lalu mengambil kertas itu dan menandatanganinya.

"Ini, aku sudah menandatanganinya sekarang kau tandatangani ini juga." Balas Clara seraya memberikan surat kontrak itu kembali pada William.

"Aku akan menandatanganinya nanti, jangan khawatir." Balas William.

"Hah! Bagaimana jika kau tidak mau menandatanganinya karena sangat tidak mungkin bagimu untuk tidak jatuh cinta terhadap kecantikan ku ini." Ucap Clara begitu percaya diri.

"Bermimpi saja, aku lah orang yang membuat peraturan ini sendiri. Tentu saja aku akan menandatanganinya. Dasar bodoh." Ucap William.

'Ah sial! Pria brengsek ini, dia terus saja membuat aku kesal. Sialan! Dia begitu dingin dan menyebalkan.' ucap Clara dalam hati.

William melihat ke arah Clara, dan dia pun menyadari bahwa Clara tengah kesal.

"Hei, apakah kau sudah selesai menyumpahi tentang diriku dalam pikiranmu itu?" Tanya William.

"Ah! Eh... Siapa yang menyumpahi mu dalam kepalaku?" Tanya Clara.

Jauh di dalam hati William dia sangat senang karena menikahi seorang gadis yang bukan seperti gadis lainnya yang sangat tergila-gila kepadanya. Gadis dihadapannya ini membuat dirinya bahagia.

'Hahaha, dia sangat langka. Bagaimana aku bisa memberikan hadiah kepadanya atas sikapnya ini.' ucap William dalam hati.

'Tunggu dulu, kenapa aku tidak bisa bersikap begitu dingin kepadanya seperti bagaimana biasanya sikap dinginku terhadap orang lain. Ini semua sangat aneh. Aku yakin bahwa aku tidak mempunyai perasaan apapun kepadanya. Tapi, lalu kenapa aku tidak bisa bertingkah begitu dingin seperti yang aku inginkan. Oh Tuhan, apa masalahnya di sini?' tanya William dalam hati lagi.

'Pria brengsek ini tidak sedingin seperti yang rumor katakan. Dia benar-benar seperti iblis tapi sedikit menggemaskan. Oh, haruskah aku mengatakan bahwa dia juga tampan. Hahaha, aku benar-benar gila. Lucu sekali, aku benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak hahaha.' ucap Clara dalam hati.

"Hei Tuan Penjahat, aku mau tidur. Di mana kamarku?" Tanya Clara yang tertawa di dalam hatinya.

"Hei wanita bodoh siapa yang kau panggil sebagai penjahat?" Tanya William.

"Oh seperti yang kau lihat Tuan. Tidak ada orang lain di sini yang bisa bicara denganku selain dirimu." Jawab Clara.

'Wanita ini sangat menarik. Dia tidak takut padaku sama sekali. Apakah dia tidak tahu apa yang bisa aku lakukan padanya? Dia begitu berani memanggilku penjahat dan juga mengikuti apa yang aku ucapkan padanya.' ucap William dalam hati.

'Wow, reaksinya seperti seekor bebek yang mau dibunuh hahaha. Aku tidak menyangka akan hal ini. Hahaha, sangat lucu. Tapi ups aku sudah lelah sekarang. Lebih baik aku menghentikan semuanya di sini saja untuk sekarang atau aku akan menjadi potongan daging di piring sarapan nya besok pagi.' ucap Clara dalam hati.

"Hei wanita bodoh, jangan sampai kau berani membuat aku kesal lagi atau...."

"Atau apa?" Ucap Clara yang menyela ucapan William. "Hahaha aku puas melihat wajahmu yang menyebalkan itu." Lanjut Clara.

William benar-benar kesal dan perlahan dia mendekat ke arah wajah Clara. Hal itu membuat Clara melangkah mundur sampai dia berhenti karena mengenai tembok dan sekarang William semakin mendekat ke arahnya. William langsung memegang tangannya ke atas dan menekan tubuhnya di tubuh Clara dan berkata...

"Jangan salahkan aku jika melakukan hal yang dilakukan oleh pasangan yang baru menikah di malam pertama mereka Nyonya Smith. Bagaimanapun kau itu sudah sah menjadi istriku dibawah hukum negara. Jadi apapun yang akan aku lakukan padamu semuanya legal." Ucap William dengan menyeringai.

Clara tampak begitu merona dan merasakan hangat di pipinya. Tapi dia masih bisa mengontrol dirinya dan berteriak...

"Hei dasar kau pria mesum brengsek. Kita sudah punya kontrak yang disetujui. Lebih baik kau jangan merusak peraturan itu...."

"Hah! Apa kau bercanda? Tidakkah kau tahu bahwa aku belum menandatangani surat kontrak itu. Apapun yang aku lakukan kepadamu sekarang dan tanpa tanda tangan dariku di kontrak itu akan menjadi legal, karena kau adalah istriku." Ucap William.

'Sial, aku merasa seperti seekor aligator tengah mau menerkam aku. Tapi sial sekali, bagaimana aligator ini yang sudah menjadi suamiku ini bisa tampak begitu tampan.' ucap Clara dalam hati.

"Baiklah maaf, ku mohon. Aku sangat lelah Bisakah aku istirahat sekarang." Ucap Clara dengan bersikap melunak.

"Oh sangat menyedihkan sekali saat para wanita lain mau melakukan hal itu denganku tapi aku menolak mereka. Aku tidak berharap bahwa istriku akan menolak aku. Tapi baiklah, kamarmu ada di lantai atas. Ada dua kamar di sana. Kau boleh mengambil kamar yang sebelah kiri dan kamar yang sebelah kanan adalah milikku." Ucap William.

"Terima kasih Tuan William." Balas Clara.

"Oh, senang kau tidak menyebut aku sebagai penjahat atau yang lainnya." Ucap William lagi.

Clara hanya mencebik kesal.

" Oh ya, istri dari teman-temanku juga merupakan teman-temanku dan mereka juga baik. Aku mau kau dekat dengan mereka. Jangan khawatir, mereka adalah orang baik. Akan lebih baik jika kau mencoba untuk mempunyai teman lain selain kakakmu itu. Dan satu hal lagi, jangan memanggil aku Tuan. Aku sangat membencinya, oke." Ucap William lagi.

"Baiklah kalau begitu, maka terima kasih William." Ucap Clara.

...****************...

Clara sekarang sudah ada di dalam kamarnya. Dia tengah memikirkan tentang mantan kekasihnya lagi yaitu Adrian. Clara terus bertanya kepada dirinya sendiri tentang begitu banyak pertanyaan. Kenapa Adrian tiba-tiba meninggalkan dirinya tanpa penjelasan apapun. Memikirkan semua hal itu, dia pun menangis selama berjam-jam sampai dia akhirnya tertidur.

Adrian adalah pria yang paling dicintai dan merupakan kekasih pertama dari Clara selama 1 tahun belakangan ini. Tapi Clara tidak bisa move on dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan mereka.

...****************...

Keesokan paginya...

Clara bangun dan pergi ke dapur. Dia melihat ada seorang wanita paruh baya di sana dan menyapa dirinya.

"Oh, Halo Nyonya, tolong bersantai lah di sofa. Aku akan memasak sarapan untuk Anda. Nyonya mata Anda kenapa?" Tanya pelayan itu kepada Clara.

"Ah ini bukan apa-apa hanya ada debu yang terjatuh ke dalam mataku dan aku mengusapnya hingga membuat mataku perih., hahaha. Ngomong-ngomong siapa nama Bibi?" Tanya Clara.

'Nyonya sudah jelas tengah menangis. Aku tahu bahwa dia berbohong. Apakah Willy melakukan sesuatu kepadanya? Bagaimana aku akan memarahi anak itu karena membuat gadis ini menangis... Hmmmphhh...'

"Oh Anda boleh memanggilku Bibi Hana. Aku sudah bekerja untuk William selama 16 tahun sejak masih berada di rumah utama dan saat dia pindah kemari, dia menyewa aku untuk bekerja di sini untuknya." Ucap wanita paruh baya itu.

"Oh jadi Bibi begitu dekat dengannya?" Balas Clara.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!