Keesokan paginya Bi Hana mengatakan kepada William bahwa dia sudah menyiapkan pakaian untuk William. William pun berterima kasih dan mengatakan kepada Bibi Hana untuk menjaga rumah saat dia pergi.
William pun pergi ke kediaman keluarga Lee. Tak butuh wakti lama sampai dia kahirnya tiba di rumah yang cukup mewah itu. Dia mengetuk pintu dan tampak sosok Tuan Lee, Papa Clara yang membuka pintu. Dia tampak terkejut melihat kedatangan William dan langsung menyapa William.
"Oh Tuan William, apa yang membawamu datang kemari? Apakah kau tengah mencari putriku?" Tanya Papa Clara.
"Iya Papa, di mana Clara?" Tanya William.
Tuan Lee merasa begitu bahagia setelah mendengar menyebut dirinya dengan panggilan Papa.
"Oh dia ada di kamarnya. Ayo masuk lah, aku akan membawamu ke sana." Ucap Papa Clara kemudian William pun mengikuti Papa Clara sampai keduanya tiba di depan sebuah pintu dari sebuah kamar.
Papa Clara pun mengatakan kepada William bahwa pintu kamar itu tidak dikunci, jadi William bisa langsung masuk ke dalam sana.
William lalu langsung masuk dan Clara yang tengah berbaring di sofa tampak begitu terkejut melihat kedatangan William dan wajah Clara tampak berubah merona saat melihat suaminya yang tampan itu berdiri menatapnya.
"Wi.... William.... Kenapa kau ada di sini?" Tanya Clara.
"Aku ada di sini untuk melihat wanitaku." Balas William.
Clara pun mengumpat dalam hati karena berpikir bahwa William selalu saja membuat wajahnya terasa merona. Dia merasa bahwa dia membenci wajah tampan suaminya itu. Bagaimanapun, dibalik itu semua dia merasa bahwa dirinya itu sangat beruntung. Pernikahannya memang sebuah pernikahan paksa bahkan lebih parahnya dia itu menjadi seorang pengantin penebus hutang dari perusahaan Papa nya. Tapi William memang benar-benar sangat tampan dibandingkan dengan mantan kekasihnya, si Adrian itu.
Sementara itu William menyadari bahwa wajah dari Clara tampak begitu merona. William pun tertawa dalam hati berpikir bahwa Clara pasti mengingat apa yang telah terjadi malam itu. William sendiri pun mengakui dalam hatinya bahwa dia sendiri tidak bisa melupakan malam pertama mereka yang terjadi karena suatu kecelakaan yang tidak diharapkan. Mereka berdua tampak malu untuk menatap satu sama lain setelah apa yang terjadi malam itu.
"Ngomong-ngomong kenapa kau mencari aku?" Tanya Clara.
"Ada sebuah pesta yang akan diadakan. Aku butuh dirimu untuk hadir sebagai istriku." Ucap William.
"Oh apa yang akan aku lakukan di sana?" Tanya Clara lagi.
"Jadilah dirimu sendiri dan sapa orang lainnya, maka aku akan menghadapi sisanya." Ucap William.
"Jadi kapan pesta itu akan berlangsung?" Tanya Clara.
"Besok malam." Balas William.
"Oh kalau begitu kau bisa pulang sekarang. Aku akan menemui mu besok malam." Ucap Clara.
"Tidak, aku akan tidur di sini." Balas William santai.
"Aa... Apa? Apakah kau sudah gila? Kita tidak punya kamar lain di sini karena kamar tamu kami sudah dijadikan gudang. Jadi kau lebih baik pulang ke rumah sekarang." Ucap Clara.
Clara tidak habis pikir dengan apa yang tengah dipikirkan oleh suaminya itu. Bagaimana dia bisa melupakan apa yang sudah terjadi jika sang suami terus ada di hadapannya.
William lalu melihat ke arah Papa Clara yang tengah lewat di depan kamar Clara dan langsung bertanya kepadanya.
"Papa, apa aku boleh untuk menginap di sini karena istriku dan aku akan menghadiri sebuah pesta besok." Ucap William.
"Tentu saja Nak. Kalau begitu Papa akan meminta seseorang untuk membawa barang-barang mu masuk dan kau bisa tidur di kamar Clara." Ucap Papa Clara.
William tertawa dalam hati dan berencana untuk lebih menggoda istrinya dan ingin melihat reaksi lucu dari istrinya itu.
"Apa? Tapi Papa..." Ucap Clara begitu gugup.
"Tidak. William adalah suamimu. Apakah kau ingin dia tidur dengan para pelayan? Oh iya pelayan muda kami kamarnya sedikit lebih besar dan dia sendirian. Apakah kau mau suamimu tidur bersamanya?" Ucap Papa Clara
Papa Clara sengaja mengatakan hal itu karena ingin melihat reaksi dari putrinya saat ini. Sementara William begitu senang melihat bahwa Papa mertuanya itu berada di pihaknya. Dan William pun berpikir bagaimana reaksi dari istrinya itu.
"Apa? Papa, apakah Papa sudah gila? Papa ingin dia tidur dengan pelayan di kamar mereka? Itu tidak akan pantas baginya. Kamar pelayan tentu tidak sesuai dengan standarnya." Ucap Clara.
Wajah William berubah kesal. Dia tidak berharap bahwa itulah yang akan dikatakan oleh Clara. Dia ingin melihat bahwa Clara cemburu. Namun yang dikatakan Clara justru kamar para pelayan tidak cocok dengan dirinya. William pun berpikir bahwa istrinya itu adalah wanita yang tidak punya hati bahkan tidak memikirkan suaminya yang tidur dengan wanita lain sekarang.
William pun memutuskan untuk bermain lebih lama lagi untuk melihat reaksi dari istrinya itu.
"Baiklah Papa, kamar pelayan juga tidak apa-apa." Ucap William dengan memperlihatkan wajahnya yang tampak pasrah.
Pelayan yang masih muda itu mendengarkan semuanya dan dia begitu bahagia hingga membuat matanya tampak berbinar karena dia akan tidur dengan seorang pria tampan seperti William. Clara pun bisa melihat dengan jelas reaksi dari wajah pelayan itu yang memang berharap bahwa William akan bisa tidur di kamar nya.
Clara yang merasa bahwa pelayan itu memang sangat menginginkan semuanya terjadi, membuat dia pun berencana untuk menggagalkan keinginan menjijikkan dari pelayan tidak tahu diri itu.
"Oh karena suamimu tidak masalah dengan kamar dari pelayan, maka Nina (nama pelayan muda itu) kau bantulah Tuan William dan bawa barang milik Tuan William menuju ke kamarmu." Ucap Papa Clara.
"Tentu saja Tuan." Ucap pelayan itu tersenyum karena begitu bahagia.
William melihat ke arah Clara dan berpikir apakah Clara tidak akan menghentikan semuanya dan berpikir bahwa Clara mungkin saja membiarkan suaminya tidur di kamar wanita lain.
"Tidak.... Hei... berhenti di sana. Suamiku akan tidur di kamarku." Ucap Clara.
"Tidak apa-apa Nona Muda. Tuan William bisa tidur di kamarku. Aku akan menjaga Tuan William dengan baik." Ucap Nina menatap ke arah Wiliam dengan penuh hasrat.
Wajah William tampak tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh pelayan itu. William tak habis pikir jika seorang pelayan berani berdebat dengan Nona Muda nya, hanya karena pelayan itu ingin tidur dengan dirinya. William langsung merasa pelayan itu begitu menjijikkan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments